Penyusup Dari Tiongkok Sampai Kocar Kacir, Inilah Pasukan "Malaikat Laut" Filipina yang Berisikan Prajurit Wanita Berbahaya!

Rabu, 07 Juli 2021 | 19:19
Philipinas Star

The Angel of The Sea Filipina.

Sosok.ID-Tiongkok di tengah pandemi yang sedang dihadapi oleh hampir semua negara di dunia saat ini tengah mencoba melebarkan pengaruh termasuk memperluas wilayah.

Sampai-sampai banyaknegara memiliki masalah dengan China terkait dengan sengketa Laut China Selatan.

Setidaknya sebagian besar negara-negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia kini tengah bersitegang soal sengketa wilayah dengan China.

Melansir dari Daily Express, pada Selasa (6/7/21), dalam hal ini, Filipina mengerahkan satu unit penjaga pantai berisikan prajurit wanita.

Baca Juga: Putus Asa? Filipina Kerahkan 'Malaikat Laut' yang Isinya 81 Perempuan untuk Cegah Perang Laut China Selatan

Oleh karena itu, untuk mencegah hal-hal tak terduga dari kenekatan Tiongkok di Laut China Selatan, negara tetangga Indonesia itu melakukan langkah terdepan.

Yakni mengirim penjaga pantai Filipina berisikan wanita ini dijuluki dengan "The Angels of The Sea" atau "Malaikat Laut".

Pasukan ini merupakan sebuah tim yang terdiri dari 81 operator radio wanita bagian dari PCG.

Pihak berwenang percaya kapal-kapal dari China masuk tanpa izin ke perairan Filipina.

Baca Juga: Indonesia Harus Waspada, Kini Tiongkok Makin Gencar Untuk Kuasai Laut China Selatan, Filipina Sampai Pakai Kekuatan Wanita?

Oleh sebab itu, Filipina mengerahkan pasukannya yang terdiri dari para wanita untuk menghalau kapal-kapal China ini.

Filipina berharap, mereka akan lebih mendengarkan suara-suara para wanita ini.

Beijing sendiri telah menganggap sebagian besar wilayah maritim di Filipina di Laut China Selatan adalah sebagai miliknya.

Menjelaskan kebijakan aneh, Wakil Laksamana Leopoldo Laroya mengklaim unit baru akan dapat menolak kapal yang masuk tanpa meningkatkan konflik.

Baca Juga: Xi Jinping Janji Benturkan Kepala Musuhnya ke Tembok Baja, Australia Justru Menantang, Siapkan Konfrontasi Mematikan di Laut China Selatan

Dia mengatakan, "Kami menyadari pentingnya unit yang memiliki operator radio wanita di atas kapal PCG dan unit berbasis pantai, terutama dalam berkomunikasi dengan kapal asing, agar tidak meningkatkan ketegangan."

"Kami ingin Malaikat Laut kami menjadi suara kedamaian dan ketertiban berbasis aturan di laut, terutama di perbatasan maritim sensitif negara kami," katanya.

Seorang petugas penjaga pantai yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada The Philippine Star, "Mendengar suara wanita di ujung lain jalur komunikasi dapat membantu meredakan ketegangan dengan kapal asing.

"PCG percaya bahwa melatih personel penjaga pantai perempuan sebagai operator radio akan membantu menjaga perdamaian di perairan yang diperebutkan," imbuhnya.

Baca Juga: Isu Pandemi Mengalihkan Perhatian, Natuna Kini Memanas Lagi, TNI Sampai Buat Kesepakatan Dengan Negara Ini Untuk Hajar Kapal-kapal China

Operator pantai Gretch Mary Acuario mengatakan kepada The Times bahwa diasudah menyiarkan peringatan kepada tujuh kapal China di dekat Sabina Shoal.

Dia berkata, "Kapal asing tak dikenal di Sabina Shoal, ini adalah penjaga pantai Filipina."

"Anda berada di dalam zona ekonomi eksklusif Filipina. Anda diminta untuk memberikan hal-hal berikut: nama kapal, tujuan, pelabuhan panggilan terakhir dan selanjutnya," katanya.

Menurut operator, kapal-kapal China kemudian segera pindah.

Laksamana Muda Ronnie Gil Gavan, yang merancang ide unit baru, menambahkan suara perempuan memiliki kualitas keibuan dan mengekspresikan "kewibawaan istri atau ibu yang meliputi budaya Asia".

Ini dilakukan karena lonjakan kapal penangkap ikan China yang berlabuh di perairan Filipina, dengan sebanyak 220 kapal yang berlokasi di Whitsun Reef.

Baca Juga: Auto Bikin China Kebakaran Jenggot, AS Setujui Jual F-16 hingga 2 Paket Rudal ke Filipina di Tengah Konflik Laut China Selatan

Sementara Presiden Filipina Rodrigo Duterte belum berkomentar, diplomat Manila Teodoro Locsin Jr. menegaskan kembali dalam sebuah pernyataan putusan arbitrasenya menolak klaim China atas keseluruhan Laut China Selatan.

"Penghargaan itu secara meyakinkan menyelesaikan status hak bersejarah dan hak maritim di Laut Cina Selatan," katanya.

"Itu dinyatakan sebagai klaim tanpa efek hukum yang melebihi batas geografis dan substantif hak maritim di bawah Konvensi PBB tentang Hukum Lautm" jelasnya.

Pada akhir Juni, AS membersihkan miliaran dolar dalam penjualan senjata potensial ke Filipina.

Menurut The Diplomat, kesepakatan yang diusulkan mencakup transfer 12 jet tempur F-16 Block 70/72, bersama dengan rudal udara-ke-udara Sidewinder dan anti-kapal Harpoon.

Sudah bukan rahasia lagi ASterang-terangan membela Filipina dan Taiwan, di antara negara-negara lain di Laut Cina Selatan.

Kepemimpinan Presiden Joe Biden, AS pun terus mengirim kapal perang ke perairan yang disengketakan untuk membuat marah Beijing. (*)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : the diplomat, intisari-online.com, Daily Express

Baca Lainnya