Indonesia Harus Makin Waspada, Tanda-tanda Perang Dunia 3 di Laut China Selatan Makin Terlihat, Salah Satunya AS Kirim Kapal Induk USS Ronald Reagen yang Miliki Kemampuan Luar Biasa!

Rabu, 16 Juni 2021 | 15:41
China Military

(Ilustrasi) Indonesia Harus Makin Waspada, Tanda-tanda Perang Dunia 3 di Laut China Selatan Makin Terlihat, Salah Satunya AS Kirim Kapal Induk USS Ronald Reagen yang Miliki Kemampuan Luar Biasa!

Sosok.ID - Amerika Serikat (AS) baru-baru ini menyatakan salah satu kapal induk miliknya, USS Ronald Reagan kini tengah memasuki Laut China Selatan pada Selasa (15/6/2021).

Apa yang dilakukan oleh salah satu armada laut AS ini disebut sebagai misi rutin oleh Angkatan Laut Paman Sam.

Melansir dari Reuters, Operasi juga melibatkan operasi penerbangan pesawat tempur dan latihan serangan maritim termasuk dengan pelatihan taktis terkoordinasi antar unit darat dan udara.

"Operasi kapal induk di Laut China Selatan adalah bagian dari kehadiran rutin Angkatan Laut AS di Indo-Pasifik," kata Angkatan Laut AS.

Baca Juga: Langsung Diikutkan Misi Tempur, Destroyer Type 052D China Unjuk Gigi di Laut China Selatan

Tindakan yang dilakukan oleh Angkatan Laut AS ini pun mendapat kecaman dari beberapa pihak lantaran disebut memicu konflik.

Negara yang paling keras menyerukan penentangan atas tindakan AS tersebut tak lain adalah China.

Namun demikian, dalam misi rutin ini, USS Ronald Reagen tak sendirian bergerak di laut yang tengah bersengketa ini.

Dalam menjalankan misi, salah satu kapal induk AS ini didampingi kapal penjelajah rudal USS Shiloh dan kapal perusak rudal USS Halsey.

Baca Juga: Mengancam Tatanan Internasional, NATO Sepakat Lawan China

Pengerahan tim tempur ini dilakukan AS saat ketegangan antara Washington dan Beijing terus meningkat, terutama pasca-pertemuan negara kelompok G7 di Cornwall, Inggris, 11 sampai 13 Juni lalu.

Isu politik internasional ini memang cukup menyita perhatian banyak negara termasuk China sendiri.

Bahkan dalam pertemuan tersebut, sikap China jadi salah satu topik utama yang dibahas oleh tujuh negara maju tersebut.

Melansir dari Kompas.com yang mengutip dari hasil pertemuan atau communique yang dirilis, negara G7 menyebut China punya banyak masalah.

Baca Juga: Mampu Jangkau Wilayah Indonesia, Pembom Nuklir Xian H-6 China Sudah Nongkrong di Dekat Natuna

Mulai dari masalah HAM etnis Uighur di Xinjiang, otonomi Hong Kong, pandemi virus corona, sampai Laut China Selatan.

Karena itu, terkait masalah Xinjiang, negara G7 menyerukan China agar menghormati hak HAM dan kebebasan fundamental rakyat Xinjiang.

Tujuh negara yang punya perekonomian tertinggi di dunia itu juga meminta China memberi kebebasan dan otonomi lebih besar lagi bagi Hong Kong, berdasarkan perjanjian pengalihan status wilayah itu antara Inggris-China pada 1984.

"Kami akan mempromosikan nilai-nilai prinsip kita, termasuk menyerukan China untuk menghormati HAM dan kebebasan, terutama dalam kaitannya dengan kebijakan di Xinjiang dan Hongkong," berikut kutipan communique.

Baca Juga: Siap Rampok Semua Kekayaan Laut China Selatan, Deretan Kapal Tempur PLA Navy Mampu Melakukan Serangan Mematikan

Salah satu kawasan laut yang cukup padat dilewati yakni Laut China Selatan memang menjadi wilayah yang cukup tinggi tensinya beberapa waktu ini.

Hal itu tak lain karena potensi Laut China Selatan yang cukup besar bukan hanya bagi negara-negara di sekitarnya termasuk Indonesia.

Tetapi juga bagi banyak negara hingga membuat intervensi dari negara-negara seperti AS pun disoroti.

Baca Juga: Bak Bangunkan Macan Tidur, Diplomat Singapura Ini Ungkap Alasan Tiongkok Takut Perang Dengan Indonesia di Laut China Selatan

Bukan tanpa alasan, hal itu karena negara yang memiliki kemampuan militer besar agaknya terlalu sering mengirimkan pasukannya di kawasan ini.

Termasuk dengan dalih latihan militer gabungan maupun hanya sebatas melintasi wilayah tersebut.

(*)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : Kompas.com, Reuters

Baca Lainnya