Tak Ada Angin Tak Ada Hujan, Kapal Perang Kecil China Lintasi Laut Sulawesi, Disebut-sebut Salah Satu Strategi Perang Baru Rebut Pulau-pulau Kecil, Targetkan Indonesia?

Rabu, 09 Juni 2021 | 14:32
South China Morning Post

Tak Ada Angin Tak Ada Hujan, Kapal Perang Kecil China Lintasi Laut Sulawesi, Disebut-sebut Salah Satu Strategi Perang Baru Rebut Pulau-pulau Kecil, Targetkan Indonesia?

Sosok.ID - Bak seperti akan melakukan agresi ke negara lain, Indonesia sempat dikejutkan dengan kegiatan armada laut China di sekitar Sulawesi.

Sejumlah armada Angkatan Laut Tentara Pembebasan Tiongkok (PLA) belum lama ini tiba-tiba melintasi Laut Sulawesi dan Pasifik Barat.

Mengutip dari media lokal Tiongkok, Global Time menyebutkan bahwa sejumlah kapal perang kecil tersebut telah usai melintasi Laut Sulawesi dan Pasifik Barat.

Bukan tanpa keperluan, armada laut Beijing tersebut diperintahkan untuk lakukan latihan perang.

Baca Juga: Indonesia Harus Makin Waspada, China Ternyata Makin Nekat Kirim Jet Tempur Hingga Sampai di Negara Tetangga Indonesia, Ternyata Sudah Direncanakan Oleh Xi Jinping?

Latihan tempur tersebut diikuti sejumlah kapal perang kecil tanpa menyertakan kapal kelas berat termasuk kapal induk.

Hal itu dilakukan untuk tujuan menyempurnakan strategi baru yang ingin diterapkan China.

Lalu apa tujuan kapal-kapal tempur China melintasi wilayah Indonesia?

Apakah ingin melancarkan peperangan dengan tentara Indonesia?

Baca Juga: Bukan Remehkan Indonesia, Ini Alasan China Kirim Armada Kapal Perang Kecil saat Latihan Perang di Laut Sulawesi

Diketahui ternyata China telah menyelesaikan latihan militer lautnya dengan menggunakan kapal kecil.

Bahkan armada Tiongkok tersebut sempat bergabung dengan TNI AU untuk menggelar latihan gabungan.

Para analis menilai, China coba menunjukkan bahwa kapal kecil mereka pun mampu melakukan tugas-tugas laut jauh.

Dalam pernyataan yang dirilis hari Sabtu (5/6), Angkatan Laut China mengumumkan sejumlah kapal yang ikut serta.

Baca Juga: Bak Bangunkan Macan Tidur, Diplomat Singapura Ini Ungkap Alasan Tiongkok Takut Perang Dengan Indonesia di Laut China Selatan

Di antaranya adalah fregat berpeluru kendali Type 054A Liuzhou, korvet Type 056A Suqian dan Jingmen, dan kapal pengisian komprehensif Type 903 Weishanhu.

Seluruh kapal dilaporkan telah menempuh jarak hingga 6.700 mil laut selama latihan yang berlangsung hampir sebulan.

Dalam perjalanannya, armada laut China melintasi khatulistiwa dari Laut Cina Selatan sembari mengadakan lebih dari 20 latihan dengan orientasi pertempuran yang melibatkan banyak pihak.

Latihan tempur termasuk penembakan langsung dengan senjata utama dan sistem senjata jarak dekat, latihan anti-kapal selam terkoordinasi antara kapal dan helikopter, pertahanan udara terhadap rudal yang masuk dan pengisian ulang di laut.

Kapal Liuzhou dan Suqian juga sempat singgah di Indonesia dan mengadakan latihan maritim bersama dengan TNI AU di sekitar Jakarta.

Baca Juga: China Makin Dongkol, Penerbangan Mata-mata AS Beraksi 72 Kali Sepanjang Mei di Laut China Selatan

Pada 9 Mei, Angkatan Laut China mengumumkan bahwa latihan dengan Indonesia dilakukan untuk memperkuat hubungan dan meningkatkan kemampuan dalam menangani keadaan darurat maritim secara terkoordinasi.

Apa yang dilakukan oleh China tersebut adalah program latihan militer untuk mencoba model latihan baru.

Sebelum ini, Angkatan Laut China juga sempat melakukan latihan serupa, dimotori oleh Angkatan Laut Komando Teater Selatan PLA.

Baca Juga: Doyan Bikin Barang Tiruan, Helikopter Siluman Baru Buatan China Dituding Jiplak Black Hawk AS

Saat itu China mengerahkan kapal perusak berpeluru kendali Type 052D Yinchuan, kapal pendarat amfibi Type 071 Wuzhishan, fregat berpeluru kendali tyoe 054A Hengyang dan kapal pengintai elektronik Tianshuxing.

Ternyata latihan tersebut yang dilakukan di bulan Februari juga melintasi khatulistiwa, dengan kata lain China telah dua kali melakukan latihan serupa dalam enam bulan terakhir.

Tujuan melakukan latihan ini disebut pakar militer China, Song Zhongpin sangat jelas untuk mengoptimalkan kekuatan armadanya.

Kekuatan armada tersebut dioptimalkan untuk pertahanan pesisir.

(*)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : Global Times

Baca Lainnya