Sosok Mohammad Achadi, Pemuda yang Dipilih Bung Karno Jadi Menteri Meski Baru Lulus Kuliah, Selalu Ingat Perkataan Sang Proklamator: Apapun Kau Kujadikan, Tirulah Saya!

Senin, 24 Mei 2021 | 16:23
youtube Videonesia

Sosok Mohammad Achadi, Pemuda yang Dipilih Bung Karno Jadi Menteri Meski Baru Lulus Kuliah, Selalu Ingat Perkataan Sang Proklamator: Apapun Kau Kujadikan, Tirulah Saya!

Sosok.ID - Sosok Menteri Era Presiden Soekarno, Mohammad Achadi memang jarang terdengar di telinga kita, namun miliki peran cukup sentral.

Bahkan ia diangkat jadi menteri saat baru menginjak usia 33 tahun, atau dua tahun lebih muda dari Nadiem Makarim yang kini jadi menteri di era Joko Widodo (Jokowi).

Meski namanya jarang terdengar, ternyata ada berbagai peristiwa penting yang pernah di lewati oleh sosok yang dikenal dengan sapaan Achadi tersebut.

Termasuk soal sosok mantan Presiden terlama Republik Indonesia, Soeharto yang ia kenal cukup dekat.

Achadi sendiri dikenal sebagai penulis buku "Kabut G30S Menguak Peran CIA, M16, dan KGB".

Namun lebih jauh, sosok ini tak bisa diremehkan lantaran menjadi salah satu anak muda yang berada di ring satu Presiden Soekarno kala masih menjabat sebagai Presiden.

Pertemuan Achadi dengan sosok Bung Karno pertama kali saat dirinya masih duduk di bangku kuliah.

Hal itu diungkap oleh Achadi di Youtube Videonesia yang diunggah pada (27/12/2019) silam.

Baca Juga: Baru Berusia 33 Tahun, Sosok Mohammad Achmadi Disebut Menteri Termuda Kesayangan Bung Karno, Jadi Saksi Peran CIA, M16 dan KGB Dalam Peristiwa G30S:Tirulah Saya

Kala itu Achadi terkejut saat dirinya sedang mempersiapkan koferensi mahasiswa Indonesia se Eropa pada tahun 1959.

Saat itu Achadi menjabat sebagai ketua panitia hingga mencuri perhatian sang Proklamator.

Achadi pun menjadi perhatian Bung Besar, sapaan Soekarno kala itu hingga diminta untuk menemuinya di Copenhagen.

Soekarno saat itu disebutkan oleh Achadi sedang berada di perjalanan untuk melawan di beberapa negara.

Tribunnews

Bung Karno.

Di pertemuan pertama tersebut, Achadi pun tak menampik dirinya terkejut lantaran diajak bertemu oleh salah satu tokoh yang cukup jadi sorotan di seluruh dunia tersebut.

Ia pun tak mengetahui kesan pertama Bung Karno terhadap dirinya hingga setelah menyelesaikan studi di Inggris ia diminta untuk kembali ke Indonesia.

Sekembalinya ke Indonesia, Achadi muda langsung diminta untuk bertemu dengan Presiden di Istana Negara.

Achadi kala itu diundang untuk menghadiri jamuan makan pagi atau sarapan bersama Soekarno dan beberapa menteri.

Di meja makan Istana Negara kala itu, Achadi ingat betul beberapa menteri yang hadir diantaranya, Menteri Maladi (Menteri Penerangan) dan Achmadi (Menteri Transmigrasi dan Koperasi).

Sebelum makan pagi tersebut, Bung Karno sempat berbincang dengan Achadi, perkataan inilah yang menjadi penyemangat Achadi muda untuk masuk dalam pemerintahan.

Bung Karno sempat berpesan pada Achadi: " Di, apapun kau saya jadikan tirulah saya. Seluruh hidupku kuabdikan untuk bangsa dan negara."

Baca Juga: Satu Lift Antar Temui Soeharto, Paspampres Indonesia Pernah Todongkan Pistol ke PM Israel, Sikap Pengawal Perdana Menteri Jadi Alasan

Mendengar perkataan Bung Karno, Achadi pun langsung menjawab dengan kesiapan penuh.

Di tahun 1959 itulah karier Achadi di pemerintahan bermula sebagai salah satu pembantu menteri Transmigrasi dan Koperasi di bawah Achmadi.

Beberapa tahun kemudian, Achadi diangkat menjadi menteri Transmigrasi dan Koperasi oleh Bung Karno menggantikan Achmadi yang menjabat sebagai Menteri Penerangan.

Ada penolakan saat dirinya dipilih oleh Bung Karno lantaran masih berusia 33 tahun.

Penunjukkan dirinya tersebut terjadi pada tahun-tahun akhir kepemimpinan Presiden Soekarno.

Ia diminta menghadap ke Istana yang kala itu telah dihadiri oleh beberapa tokoh penting termasuk Jenderal A. Yani dan Chaerul Saleh (Waperdam III merangkap ketua MPRS).

Chaerul Saleh yang menjadi sosok penolak Achadi sebagai menteri lantaran masih sangat muda.

Namun dengan tegas Bung Karno menjawab penolakan Chaerul Saleh dan menyebutkan dirinya saat didapuk sebagai Presiden Indonesia juga termasuk kepala negara termuda di dunia.

Masa jabatan Mohammad Achadi terbilang cukup singkat yakni hanya 2 tahun saja lantaran selepas menjabat terjadi peristiwa berdarah yang cukup bersejarah.

Peristiwa tersebut adalah Gerakan 30 September 1965 atau yang dikenal sebagai G30S.

Baca Juga: Muak dengan Ulah China yang Makin Kurang Ajar, Menlu Filipina Kirim Sumpah Serapah untuk Usir Tiongkok di Kawasan Sengketa Laut China Selatan

(*)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : YouTube

Baca Lainnya