Sosok.ID - Tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 menjadi pukulan telak bagi militer Indonesia hingga disebut tengah timpang kekuatan tempurnya.
Berkurangnya kekuatan militer Indonesia secara drastis bahkan disoroti oleh banyak pihak baik di dalam maupun di luar negeri.
Meski kini telah bercokol di jajaran negara berkekuatan militer besar, namun hal itu di sebut hanya di atas kertas.
Bahkan beberapa pakar militer dan media asing menyoroti penurunan kekuatan tempur Indonesia.
Beberapa media asing pun menyebutkan bahwa meninggalnya 53 awak kapal KRI Nanggala-402 saat latihan penembakan torpedo merupakan pukulan telak.
Di Kalangan analis pertahanan militer, Indonesia disebut darurat alutsista dan teknologi perangnya.
Ada pula yang khawatir soal tetap dipakainya kapal selam jenis yang serupa dengan KRI Nanggala-402 bakal berakhir sama.
Melansir dari Defense News, Selasa (11/5/2021) apa yang terjadi pada militer Indonesia ini memang menjadi masalah sama yang dihadapi oleh negara-negara di Asia Tenggara.
Apalagi Indonesia disebut sebagai salah satu kekuatan militer terbesar di kawasan tersebut, maka bisa diyakini wilayah Asia Tenggara harus berbenah.
Mengutip dari Channel News Asia Singapura dari hasil wawancara dengan salah satu peneliti pertahanan dan keamanan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Muhamad Haripin mengungkapkan bahwa Indonesia telah menggunakan peralatan lama dalam pelayanan militernya.
Bahkan cenderung menggunakan sistem bekas karena memiliki anggaran yang terbatas secara fiskal.
Hal tersebut tidak sebanding dengan kebutuhan anggaran yang besar untuk pertahanan wilayah negara termasuk perairannya yang luas.
Salah satu artikel yang diterbitkan oleh The Jakarta Post Indonesia belum lama ini juga menyebutkan situasi serupa sebagai duri di samping upaya modernisasi militer Indonesia.
Oleh karena itu menurut para ahli, untuk kembali melambungkan nama Indonesia sebagai salah satu pemilik militer terbaik di dunia ada langkah yang harus dituju.
Menurut para pakar mengungkapkan bahwa hanya sebatas untuk mempertahankan wilayah yang terdiri dari 17.000 lebih pulau, Indonesia tak bisa tinggal diam.
Setidaknya militer Indonesia disebut harus memiliki 274 kapal perang angkatan laut, 10 suadron tempur udara dan 12 kapal selam disesel-listrik berteknologi baru.
Namun hal itu agaknya cukup lambat terjadi lantaran Indonesia saat ini menjadi salah satu negara yang terdampak covid-19.
Bahkan pembiayaan yang dikeluarkan negara dalam semua sektor dipangkas untuk menutupi kemerosotan ekonomi.
Namun Indonesia setidaknya memiliki titik terang di masa depan salah satunya dengan kerjasama militer antar negara.
Indonesia diketahui menandatangai kerjasama dengan Korea Selatan dalam upaya modernisasi alat tempurnya.
Bukti upaya itupun telah terlihat dengan sudah diperkenalkannya kapal selam KRI Alugoro.
Di sisi lain, prototipe pesawat tempur hasil kerjasama kedua negara juga telah dipamerkan, KF-X/IF-X menjadi titik terang militer masa depan Indonesia. (*)