Bermasalah di Laut China Selatan, China dan Indonesia Kepergok Latihan Bersama di Perairan Jakarta, Kok Bisa?

Senin, 10 Mei 2021 | 18:33
South China Morning Post

China dan Indonesia latihan bersama di Perairan Jakarta.

Sosok.ID - Hubungan angkatan laut Inodnesia dan China tak jarang naik turun.

China diketahui kerap secara sembarangan measuki Laut China Selatan, Natuna Utara milik Indonesia.

Coast Guard China belakangan sering beraktivitas di Laut Natuna Utara, memunculkan tindakan tegas dari pemerintah Indonesia.

Meski demikian Indonesia hingga kini menyatakan posisinya bukan sebagai penggugat China, sebab Natuna Utara adalah milik Indonesia. Tidak ada alasan untuk memperebutkannya dengan China.

Baca Juga: China Makin Nekat, Xi Jinping Perintahkan Ilmuwannya Lakukan Pengeboran di Laut Natuna Utara, Bagaimana Tindakan Indonesia?

Sikap netral di mana Indonesia enggan memihak China maupun Amerika Serikat (AS) mengenai sengketa Laut China Selatan, membuat RI menjalin hubungan baik dengan kedua negara.

Bahkan belum lama ini, Angkatan Laut China dan Indonesia melakukan latihan bersama di perairan dekat Jakarta.

Melansir South China Morning Post, kerja sama antara militer China dan Indonesia diduga terjadi setelah Beijing mengirimkan tiga kapal untuk membantu pencarian KRI Nanggala-402 yang tenggelam April lalu.

Baca Juga: Lebih Parah dari China, Vietnam dalam 4 Bulan Terjunkan 21 Kapal Ikan untuk Rongrong Natuna Utara, Nyolot Sejak Kapal Ilegal Tak Ditenggelamkan

Pemerintah China mengatakan pada Minggu (9/5/2021) seperti dikutip Sosok.ID, bahwa angkatan laut mereka bersama Indonesia melakukan latihan bersama di perairan Jakarta.

Di tengah ketegangan Laut China Selatan, kedua negara disebut mencoba meningkatkan kepercayaan dan kerja sama militer mereka.

Latihan itu sendiri digelar pada Sabtu (8/5/2021) pagi.

Kementrian Pertahanan China mengatakan, latihan tersebut adalah bagian dari program pelatihan tahunan Angkatan Laut PLA.

Baca Juga: Buntut Coast Guard China Terobos Natuna Utara, Kemenlu Negeri Tirai Bambu Angkat Bicara

Lebih lanjut Kementrian Pertahanan menyebut, Fregat berpeluru kendali Liuzhou dan Suqian China bergabung dengan fregat KRI Usman Harun Indonesia dan kapal rudal KRI Halasan dalam latihan.

Latihan meliputi latihan komunikasi, operasi pencarian dan penyelamatan, serta manuver formasi, katanya.

Mei Guoqiang, yang mengepalai tim formasi pelatihan lepas pantai Komando Selatan Angkatan Laut PLA, mengatakan kepada PLA Daily bahwa latihan tersebut akan meningkatkan koordinasi kedua negara.

"Membantu meningkatkan koordinasi antara kapal perang, memperdalam komunikasi profesional, meningkatkan rasa saling percaya dan kerja sama, serta bersama-sama menunjukkan tindakan praktis untuk menjaga perdamaian dan stabilitas regional," kata Mei Guoqiang.

Baca Juga: Sekonyong-konyong Klaim Perairan Natuna, Media Komunis Beijing Kini Tuding Indonesia Main Trik di Laut China Selatan

Untuk diketahui, dalam upaya evakuasi kapal selam KRI Nanggala-402, China telah mengirimkan tiga kapalnya.

Dikutip dari Kompas.com, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono mengatakan ketiga kapal tersebut adalah Yong Xing Dao 863, Ocean Tug Natunus 195 dan Scientific Salvage Tan Suo 2.4

South China Morning Post melaporkan, latihan yang diadakan China dan Indonesia dilakukan hanya seminggu setelah Beijing mengumumkan akan mengirim tiga kapal penyelamat.

Salah satu kapal yang dikirim China adalah kapal selam berawak yang mampu turun hingga 10.000 meter (33.000 kaki).

Baca Juga: Lancang! Tiongkok Ajak RI Lakukan Pembangunan Bersama meski Natuna Bukan Milik China, Indonesia Jadi Incaran Demi Misi di Laut China Selatan

Ini adalah pertama kalinya China bergabung dengan misi pemulihan kapal selam internasional.

Para pengamat mengatakan, operasi itu akan memberi PLA pengalaman berharga, meskipun keterlibatan China disambut dengan kecurigaan di Indonesia dan Barat mengenai niat terselubungnya.

Selain itu, China mengatakan bahwa latihan bersama adalah bagian dari program pelatihan tahunan Angkatan Laut PLA.

Tetapi hal ini tidak membuat kita lupa, bahwa China dan Indonesia masih kerap tumpang tindih di Laut China Selatan.

Baca Juga: Sangar! Indonesia 'Didaulat' Bakal Jadi Pimpinan Perang Negara-negara Asia Tenggara Lawan China, Kapasitas Ini Tolok Ukurnya

Meskipun Indonesia tidak terlibat dalam sengketa teritorial di perairan tersebut, tetapi klaim tumpang tindih antara Beijing dan Jakarta tidak bisa diabaikan.

Adapun diketahui Angkatan Laut PLA memulai program pelatihan tahunannya pada bulan April.

Kementerian pertahanan mengatakan pekan lalu bahwa kapal induk pertama yang dikembangkan di dalam negeri, Shandong, dan kelompok pendukungnya telah memulai latihan di Laut China Selatan, segera setelah kelompok kapal induk Liaoning menyelesaikan manuver terbarunya di perairan. (*)

Editor : Rifka Amalia

Sumber : Kompas.com, South China Morning Post

Baca Lainnya