Borok Kasus Militer Prancis, Pilot Tempur Dipelonco Diikat ke Target di Jarak Tembak dengan Kepala Tertutup, Di Atas Kepala Tedengar Jedoran Amunisi

Minggu, 09 Mei 2021 | 19:02
Tangkap layar laman Reuters

Pilot tempur Angkatan Udara Prancis dipelonco.

Sosok.ID - Peristiwa perpeloncoan, dialami oleh seorang pilot dari Angkatan Udara Prancis.

Pilot tersebut telah mengajukan pengaduan kriminal atas apa yang dia alami.

Melansir dari Reuters, pengacara pilot tersebut, Frederic Berna pada Sabtu (8/5/2021) mengatakan, sebagai bagian dari ritual perpeloncoan, kliennya diikat ke target di jarak tembak.

Sementara itu pesawat tempur terbang di atas kepala pilot tersebut dan menembakkan amunisi.

Baca Juga: Negara G7 Bersatu Pecundangi China Menuju Laut China Selatan, Beijing Ketar-ketir Layangkan Peringatan!

Pengaduan yang dilakukan tidak menyebutkan mengenai siapa pelaku pembullyan.

Berapa banyak orang yang terlibat dalam perpeloncoan tersebut pun tidak diidentifikasi.

Kolonel Stephane Spet, juru bicara angkatan udara Prancis mengatakan, penyelidikan internal mengenai kasus tersebut telah diperintahkan oleh komando angkatan udara.

Mereka yang bertanggung jawab terlibat sebagai pelaku perpeloncoan telah dihukum.

Hukuman yang paling berat adalah pembatasan di barak, kata Spet. Dia tidak mengatakan berapa banyak orang yang menerima hukuman ini dan berapa lama hukuman diberikan.

Baca Juga: Scorpene Canggih Kandidat Pengganti KRI Nanggala-402, Riachuelo S40 Dilengkapi Tabung Peluncur Torpedo 533 mm dan AIP

Spet mengatakan keselamatan pilot tidak pernah dalam bahaya.

Pilot itu mengatakan dalam pengaduannya bahwa perploncoan terjadi pada Maret 2019, segera setelah dia tiba di unit tempur di pangkalan udara Solenzara di pulau Corsica, Mediterania Prancis.

Menurut pengaduan, pilot (korban) mengenakan tudung di kepalanya, dan dipaksa masuk ke bagian belakang truk pick-up oleh beberapa rekan yang mengantarnya ke lapangan tembak.

Foto yang disertakan dalam pengaduan, menunjukkan seorang pria berseragam militer dengan kaki dan tangannya terikat, tubuhnya dililitkan pada target jarak tembak dengan tali nilon yang kuat.

Baca Juga: Prancis 'Gerilya' Obok-obok Laut China Selatan, Kapal Selam Nuklir Lewat Selat Sunda antara Jawa dan Sumatera

Rekaman video, yang dikutip dalam pengaduan dan diberikan kepada media Reuters oleh pengacara pilot, Frederic Berna, juga menunjukkan jet tempur melakukan beberapa lintasan rendah di dekatnya.

Laporan itu menuduh bahwa selama beberapa penerbangan, pilot yang terikat pada target dapat mendengar suara amunisi yang ditembakkan dari pesawat.

Spet sendiri tidak membantah keaslian gambar tersebut, tetapi dia mengatakan bahwa gambar tersebut menciptakan kesan yang salah bahwa pesawat itu mengarahkan tembakan ke pilot yang terikat pada target.

Dia mengatakan bahwa tembakan yang didengar pilot berasal dari pesawat yang sedang melakukan latihan di lokasi yang berbeda, dan amunisi terdekat yang datang kepadanya adalah sekitar satu kilometer (0,6 mil).

Baca Juga: Meresahkan, Prancis Ikut Bermain Api di Laut China Selatan, Naikkan Tensi Ketegangan Potensi Perang China-AS

Adapun Berna menyebut kliennya tidak ingin namanya diungkapkan ke publik karena masalah privasi.

Menurut Berna, foto dan rekaman video yang dikutip dalam pengaduan itu direkam oleh anggota layanan yang hadir, dan gambar tersebut dibagikan dalam obrolan grup WhatsApp.

Anggota obrolan grup kemudian mengirim gambar perpeloncoan itu kepada pilot yang mengajukan pengaduan.

Ditanya mengapa kliennya menunggu waktu yang lama untuk membuat laporan, Berna mengatakan bahwa kliennya mulanya menyangkal tentang kejadian berat yang ia alami.

Baca Juga: China Semakin Diobok-obok, Prancis Bergabung dengan US Navy Tantang Perang Beijing

Dia juga mengaku tidak ingin menantang otoritas militer.

Pada akhir tahun 2020, dia mulai mendiskusikan masalah ini dengan seniornya, dan memutuskan untuk mengajukan laporan pengaduan pidana karena militer tidak memberikan tanggapan yang memadai.

Kolonel Stephane Spet beserta komando angkatan udara Prancis diberitahu mengenai insiden ini pada Januari 2021 dan langsung turun perintah penyelidikan.

"Pilot yang bertanggung jawab atas pementasan ini dihukum berat pada April 2021, dengan tindakan yang sejauh pembatasan ke barak," kata dia.

Baca Juga: Mucul Ketakutan Samudra Pasifik Disulap China Jadi Pangkalan Miiliter Armada Drone Pengintai Tak Berawak, Strategi Serupa di Laut China Selatan

Meski demikian Berna mengatakan, baik dia maupun kliennya tidak tahu menahu mengenai hukuman apa yang dijatuhkan pada personel layanan atas insiden tersebut.

Sementara itu dalam pernyataan terpisah, pihak angkatan udara mengatakan, mereka mengutuk tindakan apa pun yang membahayakan kesejahteraan fisik atau mental personelnya, dan akan bekerja sama dengan penyelidikan kriminal.

Seorang juru bicara pangkalan Solenzara merujuk Reuters ke pernyataan angkatan udara. Keluhan itu diajukan ke kantor kejaksaan negara bagian di kota Marseille pada 5 Mei, menurut Berna.

Berna mengatakan, kliennya saat ini masih bekerja di angkatan udara dan bertugas sebagai pilot, tetapi tidak lagi menjadi pilot tempur. (*)

Editor : Rifka Amalia

Sumber : Reuters

Baca Lainnya