Roket Long March 5B Jatuh ke Bumi, Berikut Profil Badan Antariksa China CNSA, Astronot Pertama Meluncur 2003

Minggu, 09 Mei 2021 | 14:31
Gambar Iluastrasi/Pixabay

Ilustrasi - Peluncuran roket.

Sosok.ID - Beberapa hari terakhir, dunia dikhawatirkan dengan kabar jatuhnya roket Long March 5B milik China yang diprediksi menghujam Bumi pada Minggu (9/5/2021).

Dilansir dari Kompas.com, roket dengan berat mencapai 18 ton itu bergerak menuju Bumi dengan kecepatan sekitar 27.600 km/jam.

Melalui media Weibo, Badan Antariksa Nasional China (CNSA) menyebut roket Long March 5B telah memasuki atmosfer Bumi di 72,47 derajat BT dan 2,65 derajat LU, tepat di sebelah barat Maladewa pada Minggu (9/5) pukul 02.24 GMT atau 9.24 WIB.

Saat menyentuh atmosfer Bumi, roket tersebut terbakar dan terpecah menjadi puing-puing.

Baca Juga: China Ceroboh, Roket Meluncur Jatuh Tak Terkendali Menuju Bumi, Militer AS: Kami Memiliki Kemampuan untuk Menembaknya

Roket Long-March 5B sendiri diluncurkan pada 29 April 2021 lalu.

Adapun berikut merupakan profil Badan Antariksa Nasional China (CNSA) yang bertanggung jawab untuk mengelola aktivitas luar angkasa nasional China.

Disadur Sosok.ID dari laman BRITANNICA, Minggu (9/5/2021), Badan Antariksa Nasional China (CNSA), merupakan organisasi pemerintah China yang didirikan pada tahun 1993.

Organisasi ini terdiri dari empat departemen: Perencanaan Umum; Rekayasa Sistem; Sains, Teknologi, dan Kontrol Kualitas; dan Luar Negeri.

Baca Juga: Penduduk Bumi Ketar-ketir, Roket Seberat 21 Ton yang Diluncurkan China Mengorbit Tanpa Kendali dan Bisa Jatuh Dimana Saja Termasuk Pemukiman Warga

Kepala eksekutif CNSA adalah administrator, yang dibantu oleh seorang wakil administrator. Kantor pusat organisasi ini berada di Beijing.

CNSA mengoperasikan tiga fasilitas peluncuran: Jiuquan, di provinsi Gansu; Taiyuan, di provinsi Shanxi; dan Xichang, di provinsi Sichuan.

Program luar angkasa China berkembang secara rahasia di bawah kendali bersama militer China dan Komisi Sains, Teknologi, dan Industri untuk Pertahanan Nasional.

Setelah pengambilalihan komunis tahun 1949, insinyur Cina Qian Xuesen, yang membantu mendirikan Laboratorium Propulsi Jet di Pasadena, California, AS, kembali ke Tiongkok.

Baca Juga: Dilirik Banyak Ilmuwan dari Rusia Sampai AS, Pulau di Indonesia Ini Jadi Lokasi Paling Potensial Untuk Roket Luar Angkasa, Ternyata Ini Alasannya!

Dia menjadi sosok pemandu dalam pengembangan rudal dan kendaraan peluncur Tiongkok, keduanya berasal dari rudal balistik antarbenua Soviet.

Pada tahun 1956, Qian diangkat sebagai direktur pertama Akademi Riset Kelima Kementerian Pertahanan Nasional, yang didirikan untuk mengembangkan rudal balistik dan kemudian bertanggung jawab atas langkah pertama dalam program luar angkasa China.

Pada tahun 1964, program luar angkasa ditempatkan di bawah Kementerian Pembangunan Mesin Ketujuh. Kementerian Ketujuh menjadi Kementerian Industri Dirgantara pada tahun 1983.

Pada tahun 1993, Kementerian Industri Dirgantara dipecah menjadi Perusahaan Dirgantara China independen, yang mengawasi sebagian besar produsen peralatan luar angkasa China, dan CNSA.

Baca Juga: Militernya Makin Kondang! China Luncurkan Roket Lintas Laut dengan 9 Satelit Baru untuk Konstelasi Penginderaan Jauh

China telah mengembangkan keluarga penguat Chang Zheng (Long March), yang digunakan di dalam negeri dan berfungsi sebagai pesaing di pasar peluncuran ruang angkasa komersial internasional.

Pengembangan antariksa terkonsentrasi pada aplikasi seperti satelit komunikasi dan satelit observasi Bumi untuk penggunaan sipil dan militer.

Negeri Panda memulai program penerbangan luar angkasa manusia pada tahun 1992.

Pesawat luar angkasa, yang disebut Shenzhou, yang dikembangkannya untuk upaya tersebut dimodelkan pada desain Soyuz Rusia yang telah teruji waktu, tetapi sangat bergantung pada teknologi dan manufaktur yang dikembangkan China.

Baca Juga: Tunjukkan Otot Militer, China Sanggup Salvo 2.200 Rudal Balistik Antar Benua Berjangkuan 5.500 Kilometer

Setelah empat tahun uji pesawat ruang angkasa tak berawak, CNSA meluncurkan taikonaut (astronot) pertama China, Yang Liwei, ke orbit pada 15 Oktober 2003.

Dengan itu, China menjadi negara ketiga setelah Uni Soviet dan Amerika Serikat yang mencapai penerbangan luar angkasa manusia. (*)

Tag

Editor : Rifka Amalia

Sumber britannica.com