Pertanyakan Tata Krama Filipina, Tiongkok Bereaksi Usai Dikirimi Sumpah Serapah oleh Menlu Filipina Terkait Sengketa Laut China Selatan

Rabu, 05 Mei 2021 | 13:01
Xinhua

Xi Jinping dan Presiden Filipina

Sosok.ID - Hubungan Filipina dan Tiongkok terkait sengketa Laut China Selatan semakin memanas.

Setelah Menteri Luar Negeri (Menlu Filipina) Teodoro Locsin mengeluarkan sumpah serapah untuk mengusir China dari kedaulatan wilayah mereka.

Seperti diwartakan Sosok.ID sebelumnya, sumpah serapan itu dikirim Menlu Filipina ke China lewat cuitan di akun Twitter-nya @teddyboylocsin, Senin (3/5/2021).

"China temanku, seberapa sopan saya bisa mengatakannya? Coba kulihat... O... Enyahlah," tulisnya.

Baca Juga: Muak dengan Ulah China yang Makin Kurang Ajar, Menlu Filipina Kirim Sumpah Serapah untuk Usir Tiongkok di Kawasan Sengketa Laut China Selatan

Dalam cuitannya, Locsin yang dikenal sering menggunakan bahasa kasar di Twitter bahkan mengibaratkan China seperti orang bodoh yang memaksakan perhatian pada pria tampan untuk menjadi temannya.

Sayangnya, cuitan tersebut saat ini sudah menghilang dari akun Twitter Locsin.

Mendapat sumpah serapah dari Menlu Filipina, Pemerintah China pun bereaksi.

Dilansir dari Reuters via Kontan.co.id, dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri China mendesak Filipina untuk menghormati kedalatan dan yurisdiksi negara.

Baca Juga: Bicara Baik-baik pada China Tak Ada Efek, Filipina Berang, Sebut Beijing Bak Orang Bodoh Hingga Kencangkan Militer di Laut China Selatan

Pihaknya juga meminta Filipina berhenti mengambil tindakan yang memperumit situasi.

"Fakta telah berulang kali membuktikan bahwa diplomasi mikrofon tidak dapat mengubah fakta, tetapi hanya dapat merusak rasa saling percaya," katanya seperti yang dikutip dari Reuters via Kontan.co.id.

"Diharapkan orang-orang terkait di Filipina akan mematuhi tata krama dasar dan posisi mereka saat mengeluarkan pernyataan," imbuhnya.

Kemenlu China mengutip pernyataan Presiden Filipina Rodrigo Duterte bahwa perbedaan antara megara pada masalah individu seharusnya tidak mempengaruhi persahabatan dan kerja sama.

Baca Juga: Genderang Perang Laut China Selatan Baru Saja Ditabuh, Filipina Lempar 'F-Bomb' ke Kapal China, Militer Beijing Balas dengan Kekuatannya!

"China selalu bekerja sama, dan akan terus bekerja sama dengan Filipina, untuk menyelesaikan perbedaan dengan benar dan memajukan kerja sama melalui konsultasi persahabatan," terangnya.

Seperti yang diwartakan Sosok.ID sebelumnya, beberapa pekan terakhir kedaulatan Filipina terus terancam dengan keberadaan kapal-kapal China.

Dilansir dari Express.co.uk, sebanyak 200 kapal China berkerumun di Whitsun Reef yang merupakan bagian dari kedaulatan Filipina.

Tidak hanya mengancam kedaulatan Filipina, keberadaan kapal-kapal tersebut juga ikut mengeruk sumber daya alam Negeri Lumbung Padi.

Baca Juga: Imbas Ratusan Kapal China Masuki ZEE Filipina, Duterte Perintahkan Tetap Gelar Latihan Militer di Laut China Selatan Meski Diancam

Selain itu, melansir dari Kompas.com, Kementerian Luar Negeri Filipina menuduh penjaga pantai China melakukan tindakan agresif terhadap kapal-kapal Filipina.

Kapal yang dimaksud adalah kapal Filipina yang tengah melakukan latihan maritim di dekat Scarborough Shoal yang diperebutkan dua negara.

Scarborough yang dikuasai China itu merupakan salah satu daerah penangkapan ikan terkaya di kawasan tersebut.

Kini wilayah yang berada 240 km di sebelah barat pulau Luzon Filipina itu menjadi titik perselisihan di antara dua negara.

Baca Juga: Dituduh Lembek saat Hadapi China, Duterte Unjuk Taring, Tolak Tarik Militernya dari Laut China Selatan Hingga Siap Kirim Kapal Lebih Banyak

Terkait masalah tersebut, Kemenlu Filipina telah mengajukan protes diplomatik bulan lalu.

Kemenlu Filipina mengatakan, kehadiran kapal-kapal China itu merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan Filipina.

Kantor berita AFP melaporkan, Kedutaan Besar China di Manila belum menanggapi tweet sumpah serapah Locsin maupun sengketa di Scarborough itu.

Sekadar informasi, sejak 2012 China telah merebut Scarborough Shoal.

China juga mengacuhkan keputusan pengadilan internasional 2016 yang menyatakan klaim historisnya atas sebagian besar Laut China Selatan tidak berdasar.

Baca Juga: Kedaulatan Filipina Harga Mati, Duterte Keras Tolak Didikte China, Ratusan Kapal Xi Jinping Diminta Hengkang dari Wilayahnya

(*)

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber : Kontan.co.id, Twitter, Sosok.id

Baca Lainnya