Paparan Radiasi di KRI Naggala-402 Disebut jadi Penyebab Sakit yang Dideritanya, Mantan Komandan Satuan Kapal Selam Beri Klarifikasi

Rabu, 05 Mei 2021 | 03:16
Kompas.com

Komandan Satuan Kapal Selam TNI AL Kolonel Laut (P) Iwa Kartiwan (kiri) Kapal Selam KRI Nanggala-402 (kanan).

Sosok.ID -Dikabarkan sakit hingga tak bisa bicara karena bertugas di KRI Nanggala-402, Mantan Komandan Satuan Kapal Selam (Dansatsel) Koarmada II Kolonel Laut (P) Iwa Kartiwa memberikan klarifikasi.

Iwa Kartiwa sebelumnya diberitkan mengalami sakit berdasarkan cerita dari mantan Kapolda Jawa Barat Irjen (Purn) Anton Charliyan, yang adalah kakak kandungnya.

Menurut Anton, adiknya sakit parah akibat mengisap terlalu banyak zat besi selama puluhan tahun bertugas sebagai pasukan khusus kapal selam.

Mengklarifikasi pemberitaan tersebut, Iwa mengaku, saat ini dirinya masih bisa beraktifitas meskipun terbatas.

“Ada pernyataan tentang kondisi saya yang terbaring sakit tidak bisa berbicara, hanya bisa di tempat tidur. Saya sampaikan pada media, saya seperti ini.

Baca Juga: Yakin KRI Nanggala 402 Tenggelam Bukan Ditembak Kapal Asing, Asrena KSAL Beri Bukti Hingga Sebut 3 Kapal China Siap Evakuasi Kapal Selam

Kalau dikatakan sakit, saya masih bisa beraktivitas, biar pun terbatas,” kata Iwa dalam konferensi pers di RS AL Mintoharjo, Jakarta Pusat, Selasa (4/5/2021), seperti dikutip Sosok.ID dari Kompas.com.

Mantan Komandan KRI Nanggala-402 ini mengatakan, dirinya masih mampu berangkat dari tempat tinggalnya di Tasikmalaya, Jawa Barat, ke Jakarta dengan menggunakan mobil pribadi.

“Saya berangkat dari Tasikmaya pakai kendaraan sendiri ke Jakarta, bukan atas perintah pimpinan,” ucap Iwa.

Selain itu, Iwa juga mengklarifikasi pemberitaan terkait dirinya yang terpapar radiasi serbuk besi kapal selam karena bekerja selama puluhan tahun.

Ia mengatakan, sejak berpangkat Letnan Satu hingga sekarang dirinya masih sehat.

Baca Juga: Istri Prajurit KRI Nanggala-402 Cuma Percaya Suami Gugur Jika Jasad Ditemukan: Kalau Tidak, Rasanya Orangnya MasihAda

Bahkan, jika masih bisa berdinas, Iwa menyatakan masih ingin bertugas di kapal selam.

“Kalau masih ada waktu, saya mau berdinas di kapal selam, karena kami mencintai satuan kami,” kata Iwa.

Iwa juga memberi penjelasan bahwa kapal selam didesain oleh orang-orang ahli yang diperuntukan membawa personel ke kedalaman laut.

“Jadi Insya Allah di kedalaman berapa pun sesuai spesifikasinya kita aman,” ujar Iwa.

“Jadi, kondisi saya saat ini memang sedang perawatan tapi bukan karena dinas di kapal selam,” ucap dia.

Baca Juga: Tiba di Bali, Inilah Kemampuan 3 Kapal yang Dikirim China untuk Evakuasi KRI Nanggala-402, Bisa Menyelam hingga 4.500 Meter

Diketahui sebelumnya, berdasarkan cerita Kapolda Jawa Barat Irjen (Purn) Anton Charliyan, adiknya kandungnya, Iwa Kartiwa sakit parah lantaran mengisap terlalu banyak zat besi di kapal selam.

Menurut Anton, hampir semua anggota pasukan khusus kapal selam mengalami hal yang sama.

"Sampai saat ini, adik saya masih 6 tahun lagi masa tugasnya, tapi sakit akibat zat besi, kandungan selama bertugas di kapal selam. Sedangkan mereka yang bertugas di luar kapal selam meraih sukses karirnya. Bukan apa-apa, ini saya sakit hati sebagai kakak kandung dan merasakan," kata Anton kepada Kompas.com, Jumat (30/4/2021).

Anton bercerita, dulu Iwa beserta rekan-rekannya selalu berkumpul di rumahnya atau di tempat kerjanya.

Saat berkumpul, mereka biasanya menceritakan pengalaman semasa bertugas menjadi pasukan khusus kapal selam.

Baca Juga: Bakal Bantu Evakuasi Bangkai KRI Nanggala 402, Inilah Kapal Tan Suo 2 Milik China yang Miliki Daya Selam hingga Kedalaman 4.500 Meter, Pernah Taklukan Palung Mariana

Anton mengatakan, adiknya dan para pasukan kapal selam selalu cerita tentang bahaya yang dihadapi dalam bertugas.

Misalnya, saat mesin mati selama beberapa menit dan tak bisa menyala, bisa berakibat fatal terhadap keselamatan semua awak kapal selam.

"Ternyata bahayanya selain dari alat yang sudah berumur, juga alam di dalam laut. Mereka tahu risikonya begitu, karena sudah mengemban tugas negara. Betul-betul jiwa dan raganya diberikan, menjaga kedaulatan negara," kata dia.

Saat ini, menurut Anton, kondisi adiknya belum terlalu baik.

Menurutnya, Iwa masih susah berbicara dan hanya terbaring lemah di kamar tidur.

Editor : Rina Wahyuhidayati

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya