Sosok.ID - Tragedi tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 pada Rabu (21/4/2021), meninggalkan duka mendalam bagi Indonesia, terlebih bagi keluarga.
53 prajurit yang sedang melakukan latihan penembakan torpedo dinyatakan tenggalam di utara laut Bali.
KRI Nanggala-402 terdeteksi di kedalaman 838 meter, kedalaman yang nyaris mustahil bisa diatasi oleh manusia.
Meski kini prajurit Angkatan Laut telah dinyatakan gugur dalam mengemban tugas, namun sulit bagi keluarga untuk menerima kebenarannya.
Melansir Kompas.com, istri dari Lettu Anumerta (T) Rintoni, Mawar Vinolita (35), masih berharap suaminya ditemukan dalam kondisi selamat.
Saat dikunjungi Menteri Sosial Tri Rismaharini di rumahnya di Desa Bulurejo, Kecamatan Bulukerto, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, Minggu (2/5/2021), Mawar menyampaikan sebuah permintaan.
Risma dalam kesempatan itu datang untuk menyerahkan bantuan uang santunan dalam bentuk tabungan senilai Rp 200 juta dan Rp 15 juta dari Presiden Joko Widodo.
Mawar mengatakan kepada Risma, jika ssuaminya dinyatakan gugur, ia ingin agar pemerintah melakukan pencarian jasad dan membawa bukti itu kepadanya.
“Saya sampaikan banyak terima kasih untuk perhatian yang diberikan pemerintah. Tetapi saya minta kalau suami saya dinyatakan gugur harus ada bukti autentik fisiknya,” ujar Mawar, Minggu (2/5/2021) siang.
Mawar akan menerima segala bentuk temuan fisik jasad suaminya untuk dimakamkan.
“Entah itu hanya bagian apanya yang penting ditemukan misalnya dinyatakan gugur,” kata Mawar.
Mawar dan keluarganya merasa Rintoni masih hidup karena tidak ditemukannya bukti fisik berupa jasad mereka.
“Kalau belum ditemukan bukti outentiknya itu rasanya orangnya masih seperti ada di dalam,” ungkap Mawar.
Di sisi lain, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono sempat mengatakan akan berupaya mengangkat kapal selam KRI Nanggala-402 dari kedalaman 838 meter.
Pihaknya akan berkoordinasi dengan ISMERLO terkait rencana tersebut.
"Kami akan berusaha untuk bisa angkat kapal ini walaupun dengan kedalaman 838 tadi, tentunya dalam organisasi ISMERLO (International Submarine Escape and Rescue Liaison Office) juga ada rekan-rekan kita dari luar yang menawarkan ini," kata Yudo, dalam jumpa pers di Bali, seperti dilansir dari Kompas TV, Minggu (25/4/2021).
"Karena ini perlu keputusan pemerintah tentunya, saya akan mengajukan ke Panglima TNI yang nanti secara perician ke atas dan tentunya kalaupun sudah ada keputusan pasti kita akan angkat," ujar Yudo.
Yudo bertekad ingin menaikkan kapal selam tersebut. Terlebih ada permintaan dari keluarga awak kapal agar kapal selam dengan 53 awak yang gugur itu bisa diangkat.
"Tadi juga warga Hiu Kencana meminta untuk kapal ini bisa diangkat," ujar dia.
Kendati demikian, Yudo mengatakan bahwa mengangkat kapal selam dari kedalaman itu sangatlah jarang terjadi.
Oleh karenanya yang bisa dilakukan pihaknya saat ini adalah berusaha semaksimal mungkin.
"Untuk berapa lama nanti, akan kita diskusikan dulu, karena ini sangat langka tentang evakuasi dari laut dalam yang sampai 838 meter," tandas dia. (*)