Sosok.ID - Laut China Selatan baru-baru ini memanas oleh kegiatan militer dua negara yang saling bermusuhan, Tiongkok dan AS.
Bahkan kapal perang kedua negara disebut telah saling arahkan rudal satu sama lain tinggal menunggu saling tembak.
Hal itupun menggemparkan publik dunia lantaran bisa memicu terjadinya perang dunia ketiga.
Insiden ini bermula saat China tengah melangsungkan latihan perang di perairan dekat dengan Taiwan.
Kapal perang AS yang mengintai kelompok tugas kapal induk Liaoning saat mengadakan latihan di dekat Pulau Taiwan dan di Laut China Selatan baru-baru ini.
Ketika Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) mengadakan latihan, kapal perusak AS USS Mustin berulang kali melakukan pengintaian jarak dekat terhadap kelompok kapal perang Tiongkok.
"Tindakan yang sangat mengganggu kegiatan latihan kapal perang China,"
"dan secara serius mengancam navigasi dan keselamatan kapal dari kedua sisi, membuat pergerakan AS sangat tidak bisa diterima," kata Kolonel Senior Wu Qian, juru bicara Kementerian Pertahanan China, Kamis (29/4), seperti dikutip Global Times.
Saat itu, menurut Wu, kapal perang China memperingatkan kapal perusak AS itu pergi, dan Kementerian Pertahanan China telah mengajukan pernyataan tegas kepada Amerika Serikat.
Pernyataan Wu muncul setelah seorang pelaut Angkatan Laut AS mengunggah beberapa foto kapal induk Liaoning saat sedang melakukan latihan lepas landas dan pendaratan jet tempur J-15 di Laut China Selatan pada pertengahan April lalu.
Mengancam perdamaian
Provokasi jarak dekat seperti yang kapal perang AS lakukan bisa mengakibatkan kesalahan penilaian dan kecelakaan, Song Zhongping, pakar militer China, mengatakan kepada Global Times.
"AS lah yang melanggar aturan dan regulasi terkait yang disepakati kedua negara, dan jika terjadi kecelakaan, AS akan bertanggungjawab," ujar Song.
Sejak Presiden Joe Biden memerintah, aktivitas kapal perang AS yang dekat dengan perairan China telah meningkat lebih dari 20% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dan lebih dari 40% untuk pesawat pengintai, ungkap Wu.
Tindakan AS itu mendorong militerisasi regional dan mengancam perdamaian juga stabilitas regional. "China dengan tegas menentang ini," tegas Wu.
China telah mendesak AS untuk secara ketat menahan pasukan garis depannya dan mematuhi aturan termasuk Aturan Perilaku untuk Keselamatan Udara dan Maritim antara kedua negara.
Juga, Konvensi Peraturan Internasional untuk Mencegah Tabrakan di Laut. "Untuk menghindari insiden berbahaya serupa terjadi lagi," imbuh Wu.
Dia menambahkan, kelompok tugas kapal induk Liaoning baru-baru ini melakukan latihan rutin di dekat Taiwan dan Laut China Selatan dengan tujuan memeriksa kinerja peralatannya serta meningkatkan kemampuan pasukan guna melaksanakan misi.
(*)