Di Balik Semboyan Kapal Selam RI, Dari Pidato Presiden Soekarno di Atas KRI Tjandrasa, Wira Ananta Rudhiro: Sekali Menyelam, Maju Terus -Tiada Jalan Untuk Timbul Sebelum Menang, Tabah Sampai Akhir!

Minggu, 25 April 2021 | 11:32
Kolase Kompas.com/Harian Kompas

Di Balik Semboyan Kapal Selam RI, Dari Pidato Presiden Soekarno di Atas KRI Tjandrasa, Wira Ananta Rudhiro: Sekali Menyelam, Maju Terus -Tiada Jalan Untuk Timbul Sebelum Menang, Tabah Sampai Akhir!

Sosok.ID - Bergaungnya motto kapal selam Indonesia, Wira Ananta Rudira di media sosial mengiringi kepergian 53 anggota TNI AL yang ikut tenggelam di kapal selam KRI Nanggala-402.

Kalimat yang kini dipakai semboyan kapal Selam Indonesia tersebut ternyata menyimpan kisah perjuangan.

Bahkan kisah tersebut tak bisa lepas dari sosok bapak pendiri bangsa atau Presiden pertama RI, Soekarno.

Semboyan Wira Ananta Rudira ternyata berasal dari bahasa jawa "Wira Ananta Rudhiro" yang memiliki arti cukup mendalam.

Baca Juga: Pantang Pupus Harapan Meski Status KRI Nanggala 402 Dinyatakan Tenggelam, Istri Kopda Mes Khoirul Faizin Yakin sang Suami Bakal Pulang: Anak-anak Sudah Kangen

Presiden Soekarno kala itu mengucapkan kalimat tersebut saat berpidato di atas kapal selam KRI Tjandrasa pada 6 Oktober 1966.

Melansir dari Harian Kompas, kala itu kapal selam sedang berlabuh di dermaga Tanjung Priok, Jakarta.

Pidato yang cukup menggebu-gebu itupun menandakan gelombang semangat perjuangan prajurit TNI AL kala itu.

"Sekali menyelam, maju terus - tiada jalan untuk timbul, sebelum menang. Tabah sampai akhir"

Baca Juga: Perjalanan KRI Nanggala 402, Kiprah 40 Tahun dalam Senyap Jaga Perairan Indonesia, Diturunkan Saat Sengketa dengan Malaysia

Diketahui sejak berdiri menjadi sebuah negara, Indonesia memang cukup disegani mengenai kekuatan militernya termasuk TNI AL.

Bahkan penggunaan kapal selam merupakan salah satu strategi yang cukup jitu bagi Indonesia.

Hal itu tak terlepas lantaran Indonesia adalah negara maritim yang mutlak harus memiliki armada laut yang kuat.

Salah satunya adalah kepemilikan armada kapal selam yang cukup dibutuhkan untuk menjaga keamanan negara.

Sejak bulan Agustus 1958, di masa awal berdirinya Indonesia sebagai sebuah negara, secara berkala personel terpilih dari TNI AL kala itu bernama Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) diberangkatkan ke Eropa.

Baca Juga: Pencarian 72 Jam, KRI Nanggala-402 Dipastikan Tenggelam, Sejumlah Barang Temuan Jadi Bukti, di Antaranya Ada Alat Sholat Milik ABK

Kompas.com/CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
Kompas.com/CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO

Kapal Selam KRI Nanggala-402

Setidaknya ada 110 personel yang diboyong ke Eropa Timur kala itu untuk mempelajari seluk beluk kapal selam.

Tugas kapal selam memang jauh dari publikasi, serta jarang terlihat oleh kawan maupun lawan.

Selama beroperasi di Indonesia, banyak kapal selam yang ditugaskan dalam operasi senyap.

Para personil yang bertugas juga harus senyap dan penuh dedikasi yang tinggi.

Mereka pun ditempa untuk bertanggung jawab dalam setiap misi yang diemban termasuk menjunjung tinggi kehormatan prajurit.

Baca Juga: Terdeteksi di Kedalaman 850 Meter, KRI Nanggala 402 Naik Status menjadi Subsank, Sejumlah Barang Ditemukan: Kami Berjuang Keras

Hingga titik akhir sekalipun para personel dibekali semangat pantang menyerah saat mengemban tugas.

Melansir dari Kotan.co.id, semboyan Wira Ananta Rudira sendiri dipakai sebagai motto korps kapal selam RI sejak tahun 1961.

Merujuk jejaknya dalam sejumlah literatur, motto Wira Ananta Rudira diusulkan oleh Laksma TNI (Purn) R P Poernomo.

Ia pernah menjadi sebagai Komandan Sekolah Kapal Selam pertama pada 1959.

Wira Ananta Rudira berarti Tabah Sampai Akhir dan resmi digunakan Korps Kapal Selam sejak 16 Maret 1961 hingga saat ini.

Baca Juga: Mantan KKM KRI Nanggala-402 Ungkap Kunci Keselamatan Kapal Selam Buatan Jerman Saat Black Out Berada di Tangan Kru: Anak Buah Kapal Selam Harus Hafal Semua Peralatan dan Apa Fungsinya

Kompas TV
Kompas TV

Pidato Presiden Soekarno di atas Kapal Selam

Dalam buku: 50 Tahun Pengabdian Hiu Kencana 1959-2009 disebutkan bahwa Poernomo mendapatkan satu kata yang dapat mewakili semua sifat korps kapal selam yaitu tabah.

Menurutnya, orang yang tabah tidak akan takut, karena ia berani. Orang yang tabah tidak akan menyerah, karena ia ulet. Orang yang tabah tidak terburu-buru, karena ia sabar.

Orang yang tabah tidak akan kehilangan akal, karena ia tenang. Orang yang tabah tidak akan mundur, karena ia teguh.

Poernomo menjelaskan semboyan Tabah Sampai Akhir harus dimiliki setiap personel Korps Kapal Selam Indonesia, sebab orang yang tabah;

Tidak akan takut karena berani,Tidak akan menyerah karena ulet,Tidak akan terburu-buru karena sabar,Tidak akan kehilangan karena tenang,Tidak akan mundur karena teguh.

(*)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : Kontan.co.id, harian kompas

Baca Lainnya