Sosok.ID -Ada yang tak biasa dari sebuah kampung di Jalan M Kadir, Kecamatan Ilir Barat (IB) II Palembang, Sumatera Selatan.
Pasalnya kampung ini diduga menjadi pusat peredaran narkoba hingga dikenal sebagai kampung narkoba.
Hanya saja selama ini kampung tersebut seakan tidak tersentuh oleh aparat.
Butuh waktu hingga polisi akhirnya berhasil menerobos pertahanan dengan sejumlah strategi tertentu.
Baca Juga: Posisi sebagai Selingkuhan di Ujung Tanduk, Pelakor Siram Air Keras ke Wajah Istri Sah
Sejumlah 65 orang warga kampung yang diduga terlibat narkoba berhasil ditangkap.
Berikut sejumlah fakta dari kampung narkoba di Palembang, Sumatera Selatan:
Pasukan Bayaran
Polisi mendapatkan serangan petasan saat masuk ke kampung narkoba itu.
Serangan petasan itu dilakukan oleh sejumlah orang yang khusus bertugas memantau kedatangan polisi.
"Banyak sekali petasan yang dihidupkan di sana tadi. Wilayah lorong-lorong itu tadi sudah gelap dengan asap," ujar Kasat Narkoba Polrestabes Palembang, AKBP Andi Supriadi seperti dilansir dari Tribun Sumsel, Senin (12/4/2021).
Orang-orang suruhan itu diketahui mendapatkan bayaran Rp 200.000 per orang per hari.
"Kurang lebih 15 orang," ujar Andi.
Selain untuk menghambat petugas, petasan yang dilemparkan faktanya juga berfungsi sebagai pertanda antar sesama warga di kawasan tersebut.
Benteng pertahanan
Diungkapkan Andi, bila kampung narkoba itu memiliki benteng-benteng yang sudah terorganisir satu sama lain.
Benteng yang dimaksud ialah sistem pengawasan yang ketat, baik dari kamera CCTV ataupun pemantauan dari bangunan tinggi.
Para penjaga ini dilengkapi dengan handy talky (HT) untuk saling berkomunikasi.
Ada empat titik yang menjadi sasaran aparat, yaitu Lorong Manggis, Cek Latah, Lorong Segayam dan Lorong Masjid yang masih berada di kawasan Tangga Buntung.
"Benteng-benteng mereka ini akan memberikan informasi ke dalam, kalau ada orang luar yang masuk. Yang ini semuanya kita tangkap," kata Andi.
Kawasan tak tersentuh, diduga ada beking dari oknum
Kawasan Tangga Buntung selama ini tidak tersentuh aparat karena ada beking dari oknum tertentu.
"Tangga Buntung ini kampung narkotika yang sudah tidak bisa disentuh. Banyak oknum yang membeking mereka," kata Andi.
Namun dengan perencanaan strategi yang matang selama sepekan, operasi tersebut terbilang sukses, meskipun ada pelaku yang kabur.
"Satu bandar atas nama Ateng berhasil kabur, tapi istrinya HJ kita tangkap dan satu bandar lagi bernama Juni," katanya.
"HJ ini istri dari bandar besar, suaminya sudah kita tetapkan DPO. Saat kami gerebek rumah HJ, sabu ini ditemukan di atas plafon rumah. Ada 1,5 kilogram," lanjutnya.
Warga mencoba kabur
Sejumlah warga kampung narkoba juga sempat melarikan diri dan melakukan aksi nekat dengan menceburkan diri ke Sungai Musi.
Namun aparat sudah mengantisipasi hal tersebut sehingga aksi mereka yang hendak kabur bisa diatasi.
Selain menangkap 65 orang, polisi juga menyita 1,5 kg sabu-sabu, 8 buah senjata tajam, 42 petasan, 41 bong, dan 1 botol cuka para.
Kemudian ada 5 buah timbangan digital, 2 HT, 33 ponsel, 1 unit decoder CCTV, 73 korek api, 109 buah pirek, dan 2 mobil CRV.