Sosok.ID - Laut China Selatan saat ini memang tengah memanas apalagi setelah Tiongkok disebut-sebut gunakan tentara milisi untuk merebut wilayah-wilayah sengketa.
Tentara milisi China ini berasal dari para nelayan yang dikerahkan dalam jumlah banyak.
Salah satu negara yang dibuat naik pitam dengan kenekatan China untuk menduduki wilayah sengketa adalah Jepang dan Filipina.
Bahkan negara tetangga Indonesia, Filipina sampai mengecam serta mengirimkan pasukan tempur mereka ke wilayah tersebut.
Baca Juga: Mengapa Baret TNI Berbeda-beda? Ternyata Ini Arti Warna Setiap Baret Termasuk Kopassus!
Diberitakan sebelumnya, Filipina menuduh China telah mengerahkan ratusan kapal “milisi” di Laut China Selatan.
Korps Penjaga pantai Filipina mendeteksi kapal-kapal itu dalam formasi barisan di Whitsun Reef yang berbentuk bumerang, sekitar 320 kilometer sebelah barat Pulau Palawan pada 7 Maret.
"Ini tindakan provokatif yang jelas untuk memiliterisasi wilayah tersebut. Ini wilayah dalam Zona Ekonomi Eksklusif Filipina," kata Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana dikutip dari AFP.
Di sisi lain, beberapa waktu yang lalu Laut Natuna Utara sempat bakal di klaim oleh China sebagai wilayah mereka.
Hal itu membuat Indonesia meradang hingga Presiden Jokowi memerintahkan pengerahan pasukan besar-besaran ke Natuna.
Upaya itupun membuahkan hasil yang cukup siginifikan hingga membuat China tak lagi nekat.
Diketahui ternyata ada sebuah strategi yang cukup jitu yang dimiliki oleh Indonesia hingga membuat China tak berkutik.
Meski bukan negara dengan armada perang cukup besar seperti China ataupun Amerika Serikat.
Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto
Indonesia nyatanya membuat kagum banyak negara dengan strategi atau taktik tempurnya.
Salah satunya strategi latihan Garuda Shield yang baru-baru ini dibeberkan oleh Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto.
Dalam percakapan melalui telepon dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Prabowo sempat menyinggung soal tersebut.
Melansir dari Kompas.com, Pembicaraan Prabowo dengan Lloyd Austin untuk menegaskan kembali pentingnya hubungan pertahanan bilateral sebagaimana pers rilis dari Kementerian Pertahanan AS, Rabu (31/3/2021).
Dalam pembicaraan tersebut, kedua menteri pertahanan ini membicarakan beberapa hal termasuk membahas isu keamanan regional.
Isu keamanan yang dimaksud meliputi situasi yang menantang di Laut China Selatan sreta kerja sama pertahanan bilateral.
Sekretaris Pers Kementerian Pertahanan AS John Kurby mengatakan, Austin menekankan pentingnya mengembangkan hubungan pertahanan antara Jakarta dan Washington.
Austin juga menyoroti pentingnya latihan antar-angkatan darat, Garuda Shield, yang dijadwalkan berlangsung pada Agustus.
“(Latihan Garuda Shield) sebagai kesempatan untuk membangun interoperabilitas yang lebih besar antara angkatan bersenjata,” kata Kirby.
Melalui akun Twitter-nya, Austin mengetwit bahwa dia dan Prabowo melakukan percakapan yang hangat.
“Kami membahas keamanan maritim di kawasan dan peluang untuk meningkatkan kerja sama pertahanan bilateral kami,” tulis Austin di Twitter.
Dalam kesempatan itu pula, Kirby menuturkan bahwa Prabowo mengucapkan selamat kepada Austin karena menduduki jabatan sebagai Menteri Pertahanan AS yang baru.
Di satu sisi, Austin juga mengungkapkan belasungkawa atas aksi terorisme baru-baru ini di Makassar dan Jakarta.
(*)