Perang Rusia vs AS di Ujung Mata, Dubes Dipanggil Pulang ke Moskow Gegara Ungkapan Biden Soal Vladimir Putin Pembunuh, Begini Masalahnya!

Kamis, 18 Maret 2021 | 16:42
CNN

Perang Rusia vs AS di Ujung Mata, Dubes Dipanggil Pulang ke Moskow Gegara Ungkapan Biden Soal Vladimir Putin Pembunuh, Begini Masalahnya!

Sosok.ID -Vladimir Putin buat geger publik dunia setelah panggil pulan duta besar (dubes) untuk Amerika Serikat (AS) kembali ke Moskow.

Keputusan tersebutdiambil setelah Presiden AS Joe Biden mengatakan Vladimir Putin akan "membayar harga" atas dugaan campur tangan pemilu di Amerika.

Dilansir dari Reuters, Biden mengeluarkan ancamannya setelah laporan intelijen AS mendukung tuduhan lama bahwa Putin berada di balik campur tangan pemilihan di Amerika Serikat, sebuah tuduhan yang disebut Rusia tidak berdasar.

Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah memanggil duta besarnya, Anatoly Antonov, kembali ke Moskow untuk membahas masa depan hubungan Rusia dengan Amerika Serikat.

Baca Juga: Vladimir Putin Akan Bantai Siapapun yang Menyerang Rusia, Siapkan Militernya Hadapi Ancaman Perang

Baca Juga: Kisah Saat Diundang ke Uni Soviet, Soekarno Minta Syarat hingga Bikin Intelijen Nikita Khrushchev 'Kelabakan' Dibuatnya

Menurutnya, langkah itu dirancang untuk memastikan hubungan bilateral tidak rusak dan tidak dapat diperbaiki.

"Hal utama bagi kami adalah menentukan cara di mana hubungan Rusia-Amerika yang sulit yang telah menyebabkan jalan buntu dengan Washington dalam beberapa tahun terakhir dapat diperbaiki," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova dalam sebuah pernyataan di situsnya seperti yang dilansir Reuters.

"Kami tertarik untuk mencegah degradasi yang tidak dapat diubah jika Amerika menyadari risiko yang terlibat," tambahnya.

Melansir Al Jazeera, Biden mengatakan, Presiden Rusia Vladimir Putin "akan membayar mahal" menyusul laporan intelijen AS yang mengaitkan Moskow dengan kampanye pengaruh yang berusaha mengarahkan suara pemilih untuk Donald Trump.

Baca Juga: Tidur Semalaman di Hotel dengan Foto Putin Pose Tanpa Atasan di Tembok, Pengunjung Ketakutan, Pemimpin Rusia: Harusnya Bersyukur!

Laporan tersebut, yang diterbitkan Kantor Direktur Intelijen Nasional pada Selasa (16/2), menyimpulkan, Moskow berusaha untuk "mendorong narasi pengaruh" yang mencakup klaim yang menyesatkan atau tidak berdasar terhadap Biden.

"Kepada organisasi media AS, pejabat AS, dan individu terkemuka AS, termasuk beberapa orang yang dekat dengan mantan Presiden Trump dan pemerintahannya,” sebut laporan Kantor Direktur Intelijen Nasional, seperti dilansir Al Jazeraa.

Laporan itu menyebutkan, Putin "sadar dan mungkin mengarahkan" kampanye untuk melemahkan Biden dan mendorong Trump.

Sebelumnya, intelijen AS menyatakan, agen Rusia telah berusaha untuk ikut campur dalam Pemilihan Presiden AS 2016 melalui kampanye peretasan dan pengaruh.

Baca Juga: Menang Kontes Kecantikan sampai Bikin Iri, Tentara Wanita yang Bekerja Langsung di Bawah Komando Vladimir Putin Dipecat, Visualnya Menakjubkan!

Hubungan diplomatik Amerika Serikat (AS) dengan Rusia bisa memanas.

Penyebabnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengeluarkan tudingan yang menyinggung Presiden Rusia Vladimir Putin.

Pernyatan Biden

Biden sepakat bila Presiden Rusia Vladimir Putin disebut sebagai "pembunuh".

Hal itu diungkapkannya dalam sebuah wawancaranya dengan George Stephanopoulos dari ABC News pada Rabu (17/3/2021) sebagaimana dilansir BNN Bloomberg.

Baca Juga: Bak Petir di Siang Bolong, Pemimpin Tertinggi Rusia Bakal Mundur dari Kursi Presiden pada Januari 2021, Vladimir Putin Disebut Derita Penyakit Parkinson, Tangan dan Kakinya Gemetar Tak Terkendali!

Dalam kesempatan itu pula, Biden juga menyebut bahwa Rusia harus “membayar” atas dugaan campur tangannya dalam pemilu AS.

Komentar tersebut bertepatan dengan laporan yang beredar di kalangan intelijen AS pada Selasa (16/3/2021) bahwa Putin memerintahkan operasi agar Biden kalah dalam pemilu AS.

Putin juga dituduh melancarkan operasi untuk memenangkan Donald Trump dalam pemilu 2016.

Ketika itu, Trump melawan Hillary Clinton.

Baca Juga: Merasa Satu Level di Atas Amerika, Putin Jumawa Karena Rusia Proyek Kapal Selam Nuklir Tercanggih, Sanggup Luluh Lantakkan Pangkalan Angkatan Laut Dalam Sekejab Mata

Biden mengatakan, Putin akan "membayar" apa yang telah dia lakukan karena telah mengganggu pemilu di AS.

Ketika berbicara dengan Putin, Biden berkata kepada pemimpin Rusia itu bahwa dia harus bersiap-siap atas balasan yang akan datang.

Setelah itu, Stephanopoulos bertanya apakah Biden yakin bahwa Putin adalah seorang pembunuh, Biden mengangguk dan bergumam mengucapkan kata setuju.

Biden menambahkan, dia dengan tegas berkata kepada Putin bahwa Putin tidak memiliki jiwa.

Baca Juga: Kesambet Pesona Sosialita Cantik Hingga Ceraikan Putri Putin, Konglomerat Ini Gigit Jari Setengah Gunung Kekayaannya Amblas Ditarik Balik Mertua

Pernyataan itu merujuk pernyataan matan Presiden AS George W Bush yang menilai Putin pada 2001.

Ketika itu, Bush berkata, "Saya menatap mata orang itu dan dapat merasakan jiwanya.”

Rabu pagi waktu setempat, Juru Bicara Kantor Kepresidenen Rusia Dmitry Peskov mengecam laporan intelijen AS dan menyebutnya sama sekali tidak berdasar.

Baca Juga: Menang Perang, Vladimir PutinMinta AzerbaijanJaga Situs Suci Kristen Peninggalan Armenia, PresidenIlham Aliyev Janji Lindungi Gereja-gereja di Nagorno-Karabakh

“Sangat disayangkan bahwa setiap permulaan masa jabatan presiden di AS tampaknya terkait dengan pemberian sanksi terhadap Rusia,” kata Peskov.

Putin dengan keras selalu membantah tuduhan bahwa pemerintahnya berada di balik serangan terhadap lawan.

Selain itu, Kantor Kepresidenan Rusia berharap pihaknya dapat menjalin hubungan yang lebih baik dengan AS di bawah pemerintahan Biden.

(*)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : Kontan.co.id

Baca Lainnya