Sosok.ID - Saat dunia internasional disibukkan dengan urusan pandemi virus corona sampai akhir tahun 2020, Rusia tiba-tiba guncang publik dunia.
Sebuah laporan terbaru yang dikeluarkan mengenai masa jabatan Vladimir Putin sebagai pemimpin Rusia bakal berakhir.
Sebagaimana yang dilansir dari New Zealand Herald, (6/11/2020) bulan lalu, masa jabatan 20 tahun Putin disebut segara berakhir.
Bahkan menurut pengamat politik, Putin disebut bakal letakkan jabatan Presiden Rusia pada awal Januari tahun 2021 mendatang.
Baca Juga: Kaliningrad Terancam NATO, Rusia Langsung Bentuk Kesatuan Militer Divisi Infanteri Mekanis
Presiden berusia 68 tahun tersebut dikabarkan takut menderita penyakit parkinson.
Hal itu yang menyebabkan salah satu orang berpengaruh di dunia itu memilih untuk meletakkan jabatannya.
Selain itu, melansir dari The Sun, sang kekasih dari pemimpin karismatik tersebut, Alina Kabaeva mendesak pasangannya untuk segera mundur dari kursi kepersidenan.
Kabar mengejutkan ini tak bisa lepas dari beberapa video yang sempat beredar yang menunjukkan kondisi kesehatan Putin.
Baca Juga: Ilmuwan Rusia Berkhianat, Bocorkan Pengembangan Sistem Pertahanan Beruang Merah
Dalam video yang beredar tersebut, terlihat jelas kaki dan jari-jari Putin seperti bergerak-gerak tak terkendali.
Selain itu, dalam beberapa video lain memperlihatkan bahwa pemimpin Rusia itu terlihat kesakitan saat memegang gagang penyangga kursi.
Ilmuwan politik asal Rusia, Profesor Valery Solovei, baru-baru ini melontarkan spekulasi dengan mengatakan bahwa Putin menunjukkan gejala penyakit parkinson.
“Ada sebuah keluarga, itu memiliki pengaruh besar kepadanya. Dia berniat mengumumkan rencana pengundurannya pada Januari,” kata Solovei.
Sejalan dengan hal tersebut, RUU yang sedang dirancang Putin dan Parlemen Rusia menjadi penyebab lain.
RUU tersebut bakal menjamin kekebalan dari penuntutan hukum dan tunjangan negara untuk mantan presiden, seumur hidup.
RUU tersebut, yang saat ini ada di parlemen, akan memberikan kekebalan mantan presiden dari tuntutan pidana yang dilakukan selama hidupnya.
Namun demikian, isu mengenai kemunduran Putin akibat menderita penyakit langka itupun dibantah pejabat Kremlin.
Baca Juga: Rusia Mengamuk, Kerahkan Kapal Perang untuk Buktikan Otot Militernya Masih Seram
Pihak Kremlin membantah kabar yang menyebut bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin akan mundur dari jabatannya pada 2021 karena kekhawatiran menderita Parkinson.
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan laporan media yang didasarkan pada pernyataan Solovei itu salah.
Baca Juga: Tambah Armada Pembom Strategis, Rusia Perbanyak Produksi Sukhoi Su-34 Fullback
"Ini benar-benar tidak masuk akal. Semuanya baik-baik saja dengan presiden," kata Peskov.
Ketika ditanya apakah Putin berencana untuk mundur dalam waktu dekat seperti yang diutarakan Solovei, Peskov dengan tegas menjawab tidak.
(*)