Sosok.ID - Sudah bukan rahasia lagi, Indonesia memang salah satu negara yang memiliki banyak sekali keunggulan dibanding dengan negara lain.
Selain memiliki puluhan ribu pulau dan bentangan wilayah yang sangat luas, ternyata Indonesia juga menjadi satu-satunya lokasi potensial mengenai ilmu pengetahuan.
Terkhusus ilmu pengetahuan mengenai angkasa luar yang kini coba dipecahkan oleh banyak ilmuwan di dunia.
Bahkan salah satu pulau di Indonesia baru-baru ini menjadi sorotan setelah jadi sasaran bagi banyak ilmuwan di luar negeri.
Baca Juga: Amerika Diserang, Pangkalan Militer US Army di Irak Dihujani Roket
Pulau tersebut diklaim sebagai tempat paling potensial bagi para peluncur roket luar angkasa.
Salah satu ilmuwan sekaligus miliarder asal Amerika Serikat (AS) Elon Mask pun juga membenarkan kabar mengenai salah satu pulau di Indonesia tersebut.
Bahkan dirinya rela untuk mengeluarkan banyak uang untuk bisa menyewa lokasi tersebut sebagai tempat pengembangan pembelajaran tentang luar angkasa.
Pulau yang dimaksud tak lain adalah pulau Biak di Papua.
Pulau yang berbatasan langsung dengan Samudra Pasifik ini pernah disebut oleh perusahaan terkenal SpaceX sebagai lokasi paling prima di bumi.
Namun demikian, rencana Elon Musk itupun tinggal rencana.
Sebab penduduk di pulau Biak enggan untuk membiarkan pulau tempat tinggal mereka menjadi lokasi percobaan perusahaan Elon Musk.
Melansir dari 24h.com.vn, Kamis (11/3/21) menurut Komunitas suku di pulau Biak, Indonesia, berapapun uang yang ditawarkan mereka tidak akan menerima sepeserpun.
Hal itu tak lain karena mereka mencintai pulau tempat tinggalnya beserta seisinya yang tak ingin ada pengerusakan alam hanya demi percobaan ilmiah.
Padahal pada bulan Desember tahun lalu, Pemerintah Indonesia diketahui sempat mengundang Elon Musk untuk menggunakan sebagian pulau Biak sebagai situs peluncuran roket SpaceX.
Namun proyek pembangunan itu ditolak mentah-mentah oleh penduduk pulau Biak lantaran bisa merusak ekosistem alam yang ada di tempat tinggal mereka.
"Peluncur roket akan menyebabkan kita kehilangan tempat berburu hewan liar, mempengaruhi gaya hidup kita yang melekat pada alam," kata Manfun Sroyer, Kepala Suku Papua di Pulau Biak - mengatakan.
"Berapa pun uang yang ditawarkan, kami tetap menolak untuk setuju," katanya.
Diketahui pulau Biak berada di Indonesia bagian timur, dan berhadapan langsung dengan Samudera Pasifik.
Selain itu pulau Biak juga terletak hanya satu garis lintang di bawah garis khatulistiwa.
Oleh sebab itu, lokasi pulau Biak sangat strategis lantaran menurut para ilmuwan meluncurkan roket dari kordinat tersebut bisa menghemat bahan bakar untuk bisa memasuki orbit Bumi.
Ternyata niat penggunaan pulau Biak bukan hanya dilakukan oleh miliarder AS, Elon Musk saja.
Tetapi pada tahun 2002 silam, Rusia ternyata pernah menyatakan ketertarikannya untuk membangun situs peluncuran roket di tempat yang sama.
Badan antariksa Rusia Roscomos juga berencana membangun situs rudal berskala besar di Pulau Biak.
"Pada 2002, Rusia ingin tanah kami digunakan untuk meluncurkan satelit, kami menolak dengan keras, sekarang milyader Amerika juga menginkannya," Kata Sroyer.
Selain itu ketertarikan banyak ilmuwan luar angkasa pada pulau Biak juga dipengaruhi dari sumber daya yang ada di pulau tersebut.
Diketahui pulau Biak memiliki kandungan nikel dan tembaga yang cukup melimpah.
Hal itu sangat bisa untuk menopang kebutuhan peluncuran roket luar angkasa.
Mengingat keinginan Elun Musk yang berencana meluncurkan sekitar 12.000 satelit ke luar angkasa pada tahun 2026 mendatang.
(*)