Bukan Pablo Eskobar atau El Chapo, Tse Chi Lop Disebut Sebagai Gembong Narkoba Terkuat dan Terbesar d Dunia, Ini Sosoknya!

Selasa, 26 Januari 2021 | 18:13
Straits Times

Bukan Pablo Eskobar atau El Chapo, Tse Chi Lop Disebut Sebagai Gembong Narkoba Terkuat dan Terbesar d Dunia, Ini Sosoknya!

Sosok.ID - Narkoba memang sedianya kini adalah salah satu barang yang dianggap berbahaya di dunia bila penggunaannya menyalahi aturan.

Bahkan ada sebagian orang yang memanfaatkan barang ini sebagai lahan bisnis obat-obatan terlarang.

Sejumlah sosok yang disebut sebagai gangster pun disebut sebagai dalang rusaknya generasi muda lantaran memperjualbelikan barang berbahaya ini secara bebas.

Warga negara Kanada kelahiran China, Tse Chi Lop, yang diduga memimpin salah satu kerajaan narkoba terbesar di dunia, ditangkap di Belanda pada Jumat pekan lalu (22/1).

Baca Juga: Hati-hati Gunakan Skincare! Dokter Kecantikan Ini Ungkap Bahayanya Seperti Narkoba, dr Richard Lee: Ketika Setop, Hancur Parah!

Gembong narkoba itu ditangkap berdasarkan surat perintah yang dikeluarkan Australia.

Tse, 56 tahun, diyakini memimpin organisasi kriminal bernama 'The Company', juga dikenal sebagai Sam Gor Syndicate, yang mendominasi perdagangan narkoba Asia-Pasifik senilai US$ 70 miliar per tahun, menurut Polisi Federal Australia (AFP).

Ia ditangkap di bandara Schiphol Amsterdam, Belanda. Tse akan diadili di Australia setelah ekstradisi dari Belanda.

Siapakah Tse Chi Lop?

Baca Juga: Polisi Temukan Motif Askara Parasady Konsumsi Narkoba dari Setahun Lalu, Nindy Ayunda Disebut Bakal Dapat Panggilan Kepolisian, Ternyata Ini Motifnya!

Mengutip Indian Express, Tse yang diyakini berada di belakang salah satu jaringan narkotika terbesar di dunia.

Ia dibanding-bandingkan dengan gangster Meksiko Joaquin “El Chapo” Guzman yang pernah dianggap sebagai pengedar narkoba paling kuat di dunia.

Joaquin saat ini menghabiskan seumur hidup di penjara di Amerika.

Sindikat yang diduga dipimpin Tse dituduh memproduksi obat-obatan sintetis di hutan-hutan yang tidak diawasi di Myanmar, yang didominasi oleh milisi dan panglima perang.

Baca Juga: Dulu Kalahkan Gisel di Ajang Indonesian Idol 2008, Begini Kabar Sekarang Aris Idol, Ternyata Sempat Dipenjara!

Dari sini, perusahaan Tse diyakini memindahkan narkotika ke pasar terdekat di Bangkok, serta yang lebih jauh seperti di Jepang dan Australia, kata laporan CNN.

Menurut AFP, kartel Tse dianggap bertanggung jawab atas 70% dari semua obat-obatan terlarang yang masuk ke Australia.

Sesuai investigasi Reuters tahun 2019, jaringan narkotika Tse yang luas menghasilkan hingga US$ 17 miliar pada 2018 dari penjualan metamfetamin saja. Organisasi Tse diyakini mencuci sebagian besar pendapatan ilegal melalui kasino di Asia Tenggara yang tidak diatur dengan baik.

Baca Juga: Pelakor dan Pebinor Kena Tulah! Tukang Batu Gali Tanah di BawahRanjangDemi Buat Terowongan yang Nyambung ke Rumah Selingkuhan, Nasibnya BerakhirApes

Paling dicari

Menurut Polisi Federal Australia (AFP), sindikat tersebut menargetkan Australia selama beberapa tahun, mengimpor dan mendistribusikan narkotika terlarang dalam jumlah besar, mencuci keuntungan di luar negeri dan hidup dari kekayaan yang diperoleh dari kejahatan.

Menurut laporan BBC, polisi Australia telah melacak Tse selama 10 tahun sebelum penangkapannya di bandara Amsterdam, dari tempat ia bersiap untuk terbang ke Kanada.

Polisi Belanda bertindak atas permintaan AFP, setelah surat perintah penangkapan dan pemberitahuan difusi merah Interpol dikeluarkan, seperti yang dilaporkan Australian Broadcasting Corporation (ABC).

Baca Juga: Dites Narkoba, Pemain Basket Ini Justru Dinyatakan Positif Hamil, Padahal Jelas-jelas Lelaki Tulen, Ternyata Ini Penyebabnya

"Dia sudah masuk dalam daftar paling dicari dan dia ditahan berdasarkan informasi intelijen yang kami terima," kata juru bicara polisi Belanda Thomas Aling.

Tse yang lahir di China dan kemudian pindah ke Kanada, sebelumnya tinggal di Toronto.

Dia dijatuhi hukuman sembilan tahun penjara di AS setelah dia mengaku bersalah atas tuduhan perdagangan narkoba pada tahun 2000.

Dia dibebaskan pada tahun 2006, dan di tahun-tahun berikutnya, dikatakan pindah antara Makau, Hong Kong dan Taiwan.

Melansir dari Reuters, upaya untuk menangkap Tse disebut Operasi Kunger, yang melibatkan sekitar 20 lembaga dari seluruh dunia, yang dipimpin Polisi Federal Australia.

(Kontan)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : Kontan.co.id

Baca Lainnya