Di Depan Mata Kepala Anaknya Sendiri, Seorang Ibu di Bangka Belitung Diseret Buaya, Jasadnya Dibawa Keliling Kolong Bekas Tambang Timah: Tinggal Badan dan Kepala

Rabu, 20 Januari 2021 | 04:40
Kolase Wartakotalive.com/TribunSolo/Istimewa)

Foto Kolase: Seorang ibu tewas diserang buaya di Jabus, Kabupaten Bangka Barat, Bangka Belitung, dan disaksikan langsung anak kandungnya sendiri, Sabtu (16/1/2021).

Sosok.ID- Warga Jebus, Kabupaten Bangka Barat, Bangka Belitung, dikejutkan dengan penemuan wanita dengan tubuh tak utuh.

Wanita bernama Yati tersebut diserang buaya saat hendak mandi, disaksikan oleh anaknya senduru pada Sabtu (16/2/2021).

Yati diseret buaya dan dibawa keliling kolong bekas galian tambang timah.

Diketahui, sosok Yati yang tewas disantap buaya tersebut merupakan seorang warga asal Selapan, Sumatera Selatan.

Baca Juga: Tak Takut Dicabik-cabik Meski Predator Pemangsa Daging Ditunggangi Anak-anaknya, Keluarga Pria Ini Selama 4 Abad Tinggal Serumah dengan Buaya

Yati ditemukan tewas mengapung di kolong Desa Telak, Kecamatan Parittiga, Kabupaten Bangka Barat, Minggu (17/1/2021) sekira pukul 9.00 WIB.

Artinya, Yati ditemukan tewas di kolong desa lain yang berbeda kecamatan.

Sebagai informasi, di Bangka Belitung, istilah kolong disebut semacam ceruk bekas galian, biasanya bekas galian tambang timah.

Ia ditemukan tewas setelah sempat menghilang selama lebih dari 24 jam.

Berikut sejumlah fakta yang dirangkum Bangkapos.com mengenai serangan buaya ganas di Bangka Belitung kali ini:

Baca Juga: Panji Petualang Hingga Pawang Buaya Asal Australia Angkat Tangan, Emak-emak Ini Bikin Heboh Saat Jinakkan Buaya Berkalung Ban di Palu yang Sempat Viral, Ini Videonya!

1. Yati sempat menghilang lebih dari 24 jam

Serangan buaya ganas terhadap Yati terjadi di Kolong Desa Ranggi Asam, Kecamatan Jebus, Kabupaten Bangka Barat, Sabtu (16/1/2021) sekira pukul 8.00 WIB kemarin.

Warga asal Selapan itu diterkam lalu diseret buaya saat sedang mandi di kolong.

Yati akhirnya ditemukan kondisi tewas dan mengapung di Kolong Desa Telak, Kecamatan Parittiga, Kabupaten Bangka Barat, Minggu (17/1/2021) sekira pukul 9.00 WIB.

Ia ditemukan tewas setelah sempat menghilang selama lebih dari 24 jam.

"Korban ditemukan warga yang mau pergi ke sawit sekitar jam sembilan pagi tadi dalam kondisi sudah meninggal dunia. Hilangnya Sabtu sekitar jam delapan pagi kemarin," ujar Kepala Desa Telak Faharudin kepada Bangkapos.com, Minggu (17/1/2021).

Baca Juga: Auto Pilih Lanjutkan Hidupnya yang Pahit daripada Mati Tercabik-cabik Dimakan Hewan Buas, Wanita Ini Tak Jadi Bunuh Diri Setelah Lihat Buaya di Sungai

2. Sang anak saksikan Yati diseret buaya

Faharudin menuturkan, saat kejadian, anaknya sempat melihat buaya buas tersebut menyeret ibunya ke dalam kolong.

"Hilangnya waktu mandi di Kolong Desa Ranggi, cuma mungkin diseret dan ketemunya di Kolong Telak"

"Waktu turun mandi sendiri, cuma anaknya melihat saat diterkam buaya," bebernya.

3. Kondisi Jasad Yati Mengenaskan

Saat ditemukan sehari kemudian, tubuh Yati sudah tidak utuh.

Sebagian bagian tubuh Yati sudah tak lengkap Tangan dan kaki korban sudah tak ada.

"Waktu ditemukan kondisi jenazah sudah tidak utuh. Tinggal badan dan kepala saja. Tangan dan kakinya sudah tidak ada," ujar Faharundin Minggu (17/1/2021) sore.

Baca Juga: Kronologi Lengkap Wanita yang Ditemukan Tewas di dalam Kandang Buaya dengan Tangan dan Mulut Dilakban

4. Jenazah Yati dibawa ke Selapan

Yati merupakan warga asal Selapan yang diketahui baru beberapa hari tinggal di wilayah Parittiga.

Seusai dievakuasi, pihak keluarga membawa jasad Yati ke kampung halaman, Selapan, Sumatera Selatan, untuk dimakamkan.

"Setelah di evakuasi ke darat tadi, jasadnya langsung di jemput pihak keluarga untuk di bawa ke tempat asal Selapan," pungkasnya.

Baca Juga: Kisah Polisi Sukitman, Satu-satunya Saksi Mata Pembantaian Para Jenderal Revolusi di Lubang Buaya Wis Dipateni...

5. Buaya penerkam Yati diduga juga telah serang seorang ustaz

Buaya penerkam Yati ini diduga telah menyerang dua korban lain sebelumnya. Dugaan ini disampaikan Faharudin kepada Bangkapos.com.

Ia menyebut, serangan buaya di Kolong Desa Telak, tempat jasad Yati ditemukan dengan kondisi mengenaskan, bukan kali ini saja terjadi.

Sebelumnya, sekira 2017-2018 silam, buaya ganas juga pernah menyerang korban bernama Muldi yang saat itu juga sedang mandi di kolong Desa Telak.

Selain itu, pada November 2020 lalu, buaya ganas juga pernah menyerang warga bernama Rozi yang merupakan seorang ustaz.

Baca Juga: Antara Hidup dan Mati, Detik-detik Duel Siswa SMP Lawan Buaya Meski Sempat Diterkam Hingga Akhirnya Lolos, Begini Kronologinya!

Hingga saat ini Ustaz Rozi tengah menjalani perawatan dan pemulihan di RS Provinsi Ir. Soekano Babel.

"Antara tahun 2017-2018 lalu juga terjadi penyerangan oleh buaya yang menimpa korban Muldi cuma korban selamat, terus di bulan november 2020 kemarin tu Ustaz Rozi, sedang mandi disambar buaya juga. Sekarang lagi pemulihan di rumah sakit provinsi," ujar Faharudin

Buaya penyerang warga Selapan bernama Yati dan Ustaz Rozi diduga adalah buaya yag sama.

"Cuma kasus yang ini kan kejadian di tempat lain (Ranggi Asam Jebus-red), cuma dibawa dan diseretnya ke kami (Kolong Telak Parittiga)"

"Dalam artian kami curiga nanti buaya yang nerkam korban Muldi dan ustad Rozi itulah yang memangsa korban Yati ini, dia maen dan nyari mangsanya ke kolong Desa Ranggi Asam sana," ujarnya.

Baca Juga: Telan 300 Manusia Selama Hidupnya, Inilah Buaya Legendaris di Seluruh Afrika yang Tak Pernah Bisa Ditangkap, Senjata AK47 Bahkan Tak Mampu Menembus Kulitnya

6. Kolong Desa Telak adalah habitat buaya

Kolong Desa Telak, Kecamatan Parittiga, lokasi ditemukannya jasad Yati diketahui menjadi habitat sekawanan buaya.

"Kolong kolong itu memang bekas tambang cuma nyatu dan langsung tembus ke sungai, cuma sebelahnya sudah jadi kebun sawit warga," ujar Faharudin

Warga sekitar kata dia, juga sudah pernah menangkap sejumlah buaya di Kolong Telak. Termasuk buaya yang sempat menyerang Murdi, warga lainnya.

"Untuk upaya pencegahan, kemarin sudah ada di tangkap, termasuk yang menyerang korban Muldi, sudah kita tangkap juga"

"Sebelumnya kawan kawan dari selapan sudah berapa ekor juga yang ditangkap. Artinya buaya itu banyak," ujar Faharudin.

Baca Juga: Sedang Khusyuk Tunaikan Panggilan Alam di Sungai, Janda Beranak 5 Tiba-tiba Diserang Buaya, Tubuhnya Menghilang di Dalam Air Usai Diseret sang Hewan Predator

7. Jasad Yati dibawa keliling kolong

Pada kasus terbaru ini, buaya ganas ini dikabarkan sempat membawa jasad Yati keliling kolong selama dua jam.

Demikian disampaikan Faharudin. Kata dia, awalnya warga mengira buaya itu menyeret burung.

Namun setelah ditelaah lebih dekat, rupanya yang diseret tersebut tubuh Yati.

"Kolongnya cukup besar, pertama kali buaya itu kayak memberi isyarat kalau yang dibawa dia itu tubuh manusia korban tadi. Awalnya dikira burung, ternyata manusia. Habis itu diseret keliling kolong sekitar dua jamanlah," ujar Faharudin pada Minggu (17/1/2021) sore tadi.

"Terakhir ada boat kawan-kawan dari desa Ranggi, setelah itu baru jasadnya bisa diambil. Kalau tidak ada boat itu mungkin tidak akan dilepas oleh buaya itu," tukasnya.

Faharudin beranggapan, buaya itu tak akan melepaskan tubuh Yati jika tak terkejut dengan kedatangan sekawanan boat tersebut. (*)

Sumber: Bangkapos.com.

Editor : Rifka Amalia

Sumber : Bangkapos.com

Baca Lainnya