Niat Mencari Nafkah di Malaysia, TKI Ini Pulang ke Indonesia Hanya Tinggal Potongan Tubuh Saja, Inilah Penyebabnya!

Rabu, 09 Oktober 2019 | 06:00
Kolase Tribunnews/Kompas

Niat Mencari Nafkah di Malaysia, TKI Ini Pulang ke Indonesia Hanya Tinggal Potongan Tubuh Saja, Inilah Penyebabnya!

Sosok.ID - Yosef Tefa, TKI asal Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), NTT harus meregang nyawa di negara tetangga.

Niat untuk mempebaiki kehidupannya dan keluarga di desa harus pupus saat ia tak tertolong dalam insiden yang mematikan.

Yosef tewas diterkam buaya di sungai di Serawak Malaysia, pada Maret 2019.

Siwa, Kepala BP3TKI Kupang, saat ditemui di POS-KUPANG.COM, Selasa (8/10/2019) di ruang kerjanya, menuturkan jenazah Yosef akan tiba besok, Rabu (8/10/2019) di Bandara El Tari Kupang.

Baca Juga: Sindir Mantan Suami Tak Akan Mampu Nafkahi Anaknya Rp 10 Juta/Bulan, Nikita Mirzani: Dipo Tidak Akan Sanggup Membayar!

Menurutnya, jenazah pemuda TTU itu tidak utuh, hanya beberapa potong badan saja.

"Yah karena diterkam buaya, beberapa bagian tubuhnya sudah tidak ada, kami belum tau potongan tubuh mana saja yang bisa dibawa pulang," ungkap Siwa.

"Saat ini tengah proses pemulangan, kita tunggu besok di Kargo Bandara El Tari Kupang. Selanjutnya jenazah akan diantar ke kampung halamannya di TTU," tambah Siwa.

Siwa menjelaskan, Yosef merupakan TKI ilegal dan tidak diketahui secara pasti sudah berapa tahun dia bekerja di perkebunan sawit di Serawak.

Baca Juga: Tak Diterima di Indonesia, KKB Juga Ditolak Mentah-mentah Warga Papua Nugini di Perbatasan, Tokoh Masyarakat: Pulangkan Mereka!

Lanjutnya, proses pemulangan jenazah Yosef memang cukup memakan waktu lantaran harus dilakukan identifikasi secara teliti apakah benar bahwa TKI yang diterkam buaya tersebut adalah Yosef.

Untuk proses identifikasi, pihak BP3TKI Kupang mengirim sampel darah ayah Yosef, Herman Sai, ke Malaysia untuk dilakukan tes DNA.

"Setelah dicocokan dengan Yosef, hasilnya benar bahwa TKI yang diterkam buaya itu adalah Yosef," ungkap Siwa.

Siwa menuturkan, pihaknya belum mengetahui secara pasti kronologi peristiwa naas yang menimpa Yosef.

Baca Juga: Ramai Dihujat Publik Gegara Pamer Goyang Nungging di Atas Panggung, Inul Daratista: Sesuai Minta yang Mbayar Bukan Karepmu!

Tahun 2019 NTT Sudah Terima 87 Jenazah TKI Ilegal

Diberitakan sebelumnya, dalam kurun waktu Januari hingga 1 Oktober 2019 Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah menerima 87 jenazah TKI.

Terakhir, NTT mendapat kiriman jenazah seorang ibu tiga anak, Taroci Sila, asal Kecamatan Amanuban Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).

Jenazah Taroci tiba di Bandara El Tari Kupang, Selasa (1/10/2019) didampingi putra sulungnya yang masih remaja dan disambut isak tangis sanak keluarga. Sementara suami dan dua anak Taroci masih berada di Malaysia.

Baca Juga: Menantunya Kabur Saat Pesta Pernikahan, Keluarga Miskin Ini Harus Tanggung Biaya Resepsi Sebesar Rp 1,6 Miliar

Taroci diketahui bekerja di Malaysia sejak tahun 2002. Ia menetap di sebuah kontrakan di Selangor bersama suami dan tiga anaknya. Suami Taroci sehari-harinya bekerja sebagai buruh bangunan.

Taroci meninggal dunia akibat ledakan kompor gas di kontrakan mereka. Ia sempat mendapat perawatan di rumah sakit terdekat, namun nyawanya tak tertolong.

Kepala Seksi Perlindungan dan Pemberdayaan BP3TKI Kupang Timoteus K. Suban, yang ikut menjemput jenazah di Bandara El Tari Kupang, kepada POS-KUPANG.COM mengatakan, pihaknya sempat kesulitan mengintifikasi identitas Taroci, pasalnya Taroci merupakan TKI Ilegal.

"Ssjauah ini jenazah yang kami terima sudah 87 jenazah dari 87 itu, hanya satu yang legal, yang lain, Ilegal. Kita tentunya berupaya mengedukasi dan sosialisasi ke masyarakat. Kalau mereka ilegal maka kita akan kesulitan memberikan perlindungan kepada mereka," ujar Timoteus.

Baca Juga: Cita Citata Dimaki-maki Hingga Ngambek Ogah Manggung di Acara Pekan Budaya Nasional, Masa Nggak Bisa Begitu Doang! Gila! Berikut Video Lengkapnya!

Sementara itu, Ketua JPIC Serikat PI Kupang, Suster Laurentina, mengatakan, ia prihatin, masih banyak warga NTT yang berangkat bekerja di luar negeri secara ilegal.

Menurutnya, tokoh-tokoh agama dan pemerintah sampai ke tingkat RT harus gencar melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.

"Yah ini butuh semua pihak harus bergerak dan Satgas TKI harus bekerja secara maksimal. Tidak bisa kalau satu pihak saja yang bergerak butuh keterlibatan dan partisipasi aktif dari setiap elemen," ungkapnya. (Laus Markus Goti)

Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul "BREAKING NEWS: TKI Asal TTU Tewas Diterkam Buaya di Malaysia Pulang Tinggal Potongan Tubuh"

Tag

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber pos kupang