Sosok.ID - Sebuah video merekam bagaimana detik-detik simulasi latihan tempur armada laut Tiongkok di Laut China Selatan baru-baru ini.
Simulasi latihan ini juga disebut sebagai salah satu strategi perang baru yang akan diterapkan oleh militer China.
Tentara Pembebeasan Rakyat (PLA) China pada saat latihan tersebut menggunakan serangan udara.
Setidaknya helikopter Harbin Z-9 digunakan selama latihan.
Helikopter tersebut menembakkan peluru kendali langsung ke sasaran.
Rudal yang digunakan oleh PLA ini disebut oleh intitut militer Angkatan Laut Amerika Serikat (USNI) merupakan varian dari rudal anti kapal.
Harbin Z-9 milik tentara Tiongkok ini dilaporkan lepas landas dari pangkalan di Sanya, sebuah kota paling selatan di pulau Hainan China.
Melansir dari Express.co.uk, Kamis (31/12/2020), pangkalan ini disebut USNI sangat penting bagi kekuatan militer China.
Hal itu lantaran, pangkalan ini memiliki kemampuan untuk membuat perbedaan dalam keseimbangan militer di kawasan Laut China Selatan bagi Beijing.
Seorang ahli analis militer AS mengungkapkan pangkalan tersebut telah dikerjakan selama empat tahun terakhir.
Sedang dari ukuran pangkalan tersebut juga diklaim oleh pakar dapat menampung kapal supercarrier Type-003 yang akan dibuat China mendatang.
Sedangkan kapal induk yang digadang-gadang bakal mengalahkan USS milik Paman Sam tersebut kini sedang dikerjakan di Shanghai.
Kapal yang akan datang juga diharapkan menggunakan ketapel elektromagnetik yang digunakan untuk meluncurkan pesawat, mirip dengan kapal induk AS.
Pelontar semacam ini disebut juga bisa membuat kapal mampu meluncurkan pesawat yang lebih berat dari desainnya.
Menurut USNI pangkalan tersebut memang telah diproyeksikan sebagai markas angkatan laut China di kawasa Laut China Selatan.
Bahkan membuat pangkalan di sana juga disebut sebagai sebuah strategi jitu yang dilakukan oleh Tiongkok dalam hal menguasai Laut China Selatan.
"Ini menunjukkan bahwa kapal induk akan ditempatkan secara permanen di pulau itu."
Laut China Selatan kini memang sedang memanas lantaran menjadi sumber ketegangan antaran AS dengan China.
Bahkan Menteri Luar Negari AS, Mike Pompeo mengungkapkan kegiatan Tiongkok di kawasan Laut China Selatan disebut sebagai pelanggaran hukum internasional.
“Kami berdiri bersama komunitas internasional dalam membela kebebasan laut dan menghormati kedaulatan dan menolak setiap dorongan untuk memaksakan 'kekuatan yang benar' di Laut Cina Selatan atau wilayah yang lebih luas.”
Baca Juga: Kapal Perusak Berpeluru Kendali AS Dibayangi Militer China Selama Operasi Kebebasan Navigasi
Namun pernyataan itu dibantah langsung oleh pihak China melalui Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Zhao Lijian.
"Kedaulatan teritorial China dan hak serta kepentingan maritim di Laut China Selatan berakar kuat dalam sejarah dan hukum serta konsisten dengan hukum dan praktik internasional yang relevan.
“AS, sebagai negara di luar kawasan, tidak menginginkan apa pun selain kekacauan di Laut China Selatan sehingga bisa mendapatkan keuntungan dari perairan yang berlumpur.”
Pada Malam Natal, USS John S McCain "menegaskan hak navigasi" di sekitar Kepulauan Con Dao.
Armada ke-7 Angkatan Laut AS mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Kapal tersebut melakukan operasi normal di dalam laut teritorial yang diklaim Vietnam untuk menantang klaim maritim yang berlebihan dan menjaga akses dan kebebasan navigasi yang konsisten dengan hukum internasional."
(*)