Sosok.ID - Konflik antara Amerika Serikat (AS) dan Iran kembali memanas.
Iran yang tampaknya sudah dendam kesumat dengan Negeri Paman Sam terus-terusan melayangkan ancaman kepada Presiden Donald Trump.
Seperti baru-baru ini, Iran mengklaim Donald Trump akan bernasib sama seperti Saddam Hussein begitu tugasnya sebagai presiden AS selesai dan meninggalkan Gedung Putih.
Dilansir Sosok.ID dari The Sun, klaim itu keluar dari mulut Presiden Iran Hassan Rouhani.
Baca Juga: Iran Mau Balas Dendam Pembunuhan Qasem Soleimani, Amerika Santai Saja
Tepatnya dalam pertemuan kabinet yang digelar di Teheran pada Rabu (23/12/2020).
Dalam pertemuan itu, Rouhani memperkirakan presiden AS akan bernasib sama dengan mendiang pemimpin Irak, Saddam Hussein.
Ya, Saddam Huseein digantung di penjara Baghdad 14 tahun silam.
Rouhani mengecam: "Hari dimana orang gila digantung adalah hari dimana orang-orang merayakan kemenangan terakhir.
Baca Juga: Iran Terdiam, Pembom Maut B-52 Stratofortress USAF Dikirim ke Timur Tengah
"Nasib Trump tidak akan lebih baik dari Saddam," tegasnya.
"Dalam sejarah kami dipertemukan dengan dua mahkluk gila yang memaksakan perang terhadap rakyat.
"Salah satunya adalah Saddam dan yang lainnya adalah Trump," tambahnya.
"Saddam memberlakukan perang militer dan Trump memberlakukan perang ekonomi kepada kami.
"Kami tidak membiarkan perang ekonomi ini mencapai tujuannya."
Pemerintahan Trump telah menarik diri dari kesepakatan nuklir tahun 2015 yang melibatkan Iran.
AS juga memperkenalkan kebijakan "tekanan maksimum" yang menargetkan perekonomian Iran yang sedang runtuh.
Sanksi yang diperketat, termasuk menargetkan perusahaan non-AS yang ingin berbisnis dengan Republik Islam itu, telah merenggut kekayaan Iran.
Pada hari Rabu, Trump memberikan peringatan bahwa ia akan "meminta pertanggungjawaban Iran" atas setiap kematian.
Setelah Kedutaan Besar AS di negara tetangga Irak itu menjadi sasaran serangan.
"Kedutaan kami di Baghdad dihantam oleh beberapa roket pada Minggu.
"Tiga roket gagal diluncurkan.
"Tebak dari mana mereka berasal: IRAN.
"Sekarang kami mendengar obrolan tentang serangan tambahan terhadap orang Amerika di Irak," tulis Trump dalam Tweet-nya sembari melampirkan foto tiga buah roket.
"Jika satu orang Amerika terbunuh, saya akan meminta pertanggungjawaban Iran. Camkan itu," lanjutnya.
Pada hari Senin, Iran telah mengatakan kepada AS untuk tidak memprovokasi "ketegangan" yang sudah memanas di antara kedua negara.
Awal bulan ini, AS menarik beberapa staf dari kedutaan besarnya di Irak menjelang peringatan satu tahun serangan udara yang menewaskan jenderal tinggi Iran, Qasem Soleimani.
Pada 3 Januari 2020 lalu, Qasem Soleimani tewas dalam serangan di luar bandara Baghdad yang diperintahkan oleh Trump.
Serangan itu dilakukan setelah milisi yang didukung Iran menembakkan roket ke sasaran AS.
Beberapa minggu lalu, Iran dilaporkan telah memulai pembangunan fasilitas nuklir rahasia di bawah tanah.
Hal itu terungkap setelah Iran bersumpah untuk membalas pembunuhan ilmuwan nuklir Mohsen Fakhrizadeh, yang tewas dalam serangan bom dan senjata di dekat ibu kota Teheran.
Iran telah berjanji untuk "menyerang seperti guntur" pada siapa pun yang melakukan serangan, yang diyakini secara luas sebagai pekerjaan regu pembunuh elit Israel.
(*)