Koar-koar Bakal Picu Konflik yang Jauh Lebih Sengit daripada Perang Irak, Iran Siapkan Senjata di Kedua Situs Nuklirnya, Ancam Trump Bila Nekat Luncurkan Serangan

Jumat, 25 Desember 2020 | 11:45
tribunnews.com

Konflik Iran dan Amerika Serikat (AS).

Sosok.ID - Iran meningkatkan pertahanan udaranya di sekitar situs nuklirnya.

Hal itu dilakukan Iran sebagai upaya untuk mengantisipasi kemungkinan serangan dari Amerika Serikat (AS) yang diperintahkan oleh Presiden Donald Trump.

Dilansir Sosok.ID dari The Sun, hal itu terjadi ketika Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarid, pada Kamis (24/12/2020), memberi peringatan bahwa serangan tersebut dapat memicu konflik yang "jauh lebih sengit" daripada Perang Irak.

Surat kabar Kuwait, Al-Qabas melaporkan bahwa Iran meningkatkan pertahanannya di sekitar situs pengayaan uranium di Fordo dan Natanz.

Baca Juga: Iran Mau Balas Dendam Pembunuhan Qasem Soleimani, Amerika Santai Saja

Di mana kedua situs tersebut dianggap sebagai fasilitas nuklir utama di Iran.

Sumber mengatakan kepada Al-Qabas bahwa Pengawal Revolusi Iran telah mengerahkan sistem rudal 'Power 737' serta rudal pertahanan udara 'SAM' Rusia di sekitar kedua situs tersebut.

Ketegangan telah memanas di antara AS dan Iran selama minggu-minggu terakhir Trump menjabat sebagai presiden di Negeri Paman Sam.

Ini terjadi di tengah kekhawatiran bahwa langkah gegabah lainnya dapat membuat petahana Joe Biden dipusingkan dengan hubungan diplomatik di Timur Tengah.

Baca Juga: Iran Terdiam, Pembom Maut B-52 Stratofortress USAF Dikirim ke Timur Tengah

Dalam Tweet yang diunggah pada Kamis, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan Trump akan "memikul tanggng jawab penuh atas petualangan apa papun yang akan dilakukannya".

"Terakhir kali, AS menghancurkan wilayah kami karena fabrikasi WMD, menghabiskan 7 triliun dolar dan menyebabkan 58.976 korban Amerika," tambahnya.

Itu terjadi setelah Trump mengancam Iran menyusul serangan rooket ke kedutaan AS di Baghdad awal pekan ini.

Dia menge-tweet pada hari Rabu: "Kedutaan kami di Baghdad dihantam oleh beberapa roket pada hari Minggu. Tiga roket gagal diluncurkan.

Baca Juga: Industri Militernya Cukup Mutakhir, Apakah Militer Raksasa Iran Juga Memiliki 'Cakar Super' yang Tak Kalah Luar Biasa?

"Tebak dari mana asalnya: IRAN. Sekarang kami mendengar obrolan tentang serangan tambahan terhadap orang Amerika di Irak," tulisnya sambil melampirkan foto tiga buah roket.

"Beberapa nasihat kesehatan yang bersahabat untuk Iran: Jika satu orang Amerika terbunuh, saya akan meminta pertanggungjawaban Iran. Camkan itu."

Menteri Luar AS Negeri Mike Pompeo telah menyalahkan Teheran.

Komando Pusat AS mengatakan serangan itu "hampir pasti dilakukan oleh kelompok milisi nakal yang didukung Iran."

Baca Juga: Seperti Apa Perbandingan Kekuatan Militer Iran dan AS? Meski Bersabar Tak Buru-buru Lakukan Balas Dendam, Rupanya Iran Punya Rencana yang Lebih Besar

Ini menyusul pembunuhan ilmuwan nuklir top Iran, Mohsen Fakhrizadeh, yang tewas dalam serangan bom dan senjata di dekat ibu kota Teheran bulan lalu.

Iran berjanji untuk "menyerang seperti guntur" terhadap para pelaku, dan sejak itu menyalahkan Israel atas serangan tersebut.

Setelah pembunuhan Fakhrizadeh, parlemen Iran menyetujui undang-undang yang membuka jalan untuk pengayaan uranium lebih lanjut dan memblokir inspeksi PBB atas situs-situsnya.

Ini bisa memberi Iran kemampuan untuk mengubah seluruh persediaannya ke level tingkat bom dalam enam bulan, menurut New York Times.

Baca Juga: Pembunuhan Ilmuwan Iran Bangkitkan Ingatan Kematian Qasem Soleimani, Balas Dendam Berlanjut? Ini Perbandingan Kekuatan Militer Iran dan AS

Awal tahun ini Iran mengatakan "siap untuk perang" dengan AS saat meluncurkan rudal balistik baru.

Iran juga mengungkapkan "kota rudal" bawah tanah yang penuh dengan roket dan bahan peledak.

(*)

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber : The Sun

Baca Lainnya