Korut Curiga Kecelakaan Kereta Api Maut di Negaranya Merupakan Operasi Intelijen Korsel

Jumat, 18 Desember 2020 | 07:13
KCNA

Korut Curiga Kecelakaan Kereta Api Maut di Negaranya Merupakan Operasi Intelijen Korsel

Sosok.ID - Fasilitas umum di Korea Utara (Korut) seperti terminal, bandara, pelabuhan hingga stasiun kereta api boleh dibilang terawat.

Namun armada angkutan umum negara itu tergolong sangat tua.

Bayangkan saja untuk kereta api bawah tanah sudah operasional dari zaman Kim Il-sung hingga sekarang tak diperbaharui lagi.

Maka wajar jika ada gangguan teknis kala pengoperasian angkutan umum di Korut.

Baca Juga: Api Amarah AS Berkobar, China Sulut Perang Langgar Janji Pertemuan Maritim yang Rutin Digelar Sejak 1998: Ini Harus Jadi Pengingat Bagi Semua Negara!

Terlebih tidak adanya modernisasi pada angkutan umum di Korut juga menjadi penyebab adanya kecelakaan.

Maklum, APBN Korut habis untuk membiayai angkatan perangnya dan menomorduakan kehidupan sosial warganya.

Kejadian horor terjadi di Korea Utara pada bulan lalu. MelansirExpress.co.uk, sebuah kereta api dilaporkan tergelincir sehingga menewaskan sedikitnya 600 orang di Korea Utara.

Kejadian tersebut telah memicu keprihatinan di antara penduduk setempat yang khawatir bahwa kecelakaan itu "bukanlah kecelakaan" setelah lebih dari separuh korban tewas adalah bagian dari militer.

Express.co.ukmelaporkan, kecelakaan itu terjadi di Provinsi Chagang pada 15 November, antara stasiun Pusong dan Hoichon. Sedikitnya 140 personel militer tewas dan lebih dari 230 lainnya cedera dalam kecelakaan itu, termasuk seorang kolonel senior dan kepala departemen politik akademi militer.
Kementerian Keamanan Negara mengklaim, mata-mata yang dipekerjakan oleh Badan Intelijen Nasional Korea Selatan mungkin berada di balik kecelakaan itu, meskipun hal ini belum dikonfirmasi.

Namun, beberapa warga setempat khawatir mungkin ada alasan lain di balik kecelakaan itu.

Orang-orang juga meyakini terjadinya kecelakaan mendadak di jalur yang biasa digunakan oleh kereta api dari Pyongyang ke Manpo bukan hal yang kebetulan.

Seorang sumber mengatakan kepada Daily NK: “Ada kerugian besar di gerbong nomor 5, yang membawa petugas penghubung yang dikirim dari atas untuk menyampaikan perintah pelatihan, pasukan komunikasi yang membawa surat militer setiap hari, dan personel kembali ke unit mereka sebelum dimulainya musim dingin pelatihan di bulan Desember.

“Korban tewas termasuk komandan departemen teknis komando distrik Provinsi Chagang, seorang kolonel senior berusia 56 tahun dan kepala departemen politik Akademi Militer Lee Jae Sun, seorang kolonel berusia 55 tahun," jelas sumber tersebut.

Baca Juga: Tahu Jasad Anak Gadisnya yang Meninggal 12 Tahun Lalu Bisa Datangkan Kekayaan, Orang Tua Ini Nekat Gali Kubur Putrinya yang Meninggal Tahun 2008 Silam, Ternyata Untuk Ritual!

Dia menambahkan, "Dengan banyak perwira dan tentara yang terbunuh atau terluka saat menjalankan bisnis resmi, pihak berwenang dilaporkan menganggap tergelincirnya kereta merupakan masalah nasional."

Komite partai Provinsi Chagang mengatakan kecelakaan itu adalah "masalah serius".

Mereka juga khawatir bahwa kereta diktator Kim Jong-un terlibat dalam kecelakaan itu. "Kecelakaan itu bisa merusak keamanan kepemimpinan revolusioner kami seandainya kereta pemimpin Korea Utara Kim Jong Un lewat pada saat itu."

Sumber tersebut menambahkan, ada juga kemungkinan kecelakaan terjadi karena ada orang yang melepaskan paku karena tidak punya apa-apa untuk dimakan. Untuk melacaknya harus menempuh jarak yang jauh dan cuaca dingin.

"Bahkan jika mereka mencoba untuk melarikan diri, pihak berwenang tidak akan membiarkan membiarkan mereka lolos," jelasnya.

Baca Juga: Sedang Bermasalah dengan Teddy, Putri Delina Malah Angkat Kaki dari Rumah Sule Secara Tiba-tiba Hingga Tak Bisa Dihalangi Kedua Orang Tuanya, Begini Pesan Nathalie Holscher!

Akan tetapi, warga Korea Utara membantah hal ini karena mereka mengklaim tidak mungkin ada orang yang dengan sengaja mengambil paku kereta api.

Sumber itu menambahkan bahwa selama Arduous March Korea Utara tahun 1990-an, intelijen Korea Selatan akan memberi orang ribuan dolar jika mereka mencabut paku rel, meskipun hanya satu buah.

"Dengan penguncian virus corona dan kurangnya jatah makanan, mungkin ada orang yang menyerahkannya ke intelijen Korea Selatan," tambahnya.

Sumber tersebut mengatakan: “Berdasarkan pemeriksaan, kereta tergelincir karena beberapa paku yang hilang dari rel di bagian rel yang dikelola oleh Stasiun Pusong."

“Dengan kecelakaan yang ditetapkan sebagai insiden nasional, mereka yang bertanggung jawab untuk itu - kepala stasiun Stasiun Pusong, dan personel patroli kereta api dan personel pemeliharaan bagian rel tersebut - telah ditahan oleh Kementerian Keamanan Negara cabang Provinsi Chagang.”

Baca Juga: Lihat Videonya! Tukang Siomay Celingak-celinguk Mencurigakan, Saat Sepi LudahiDagangannyahingga Diaduk-aduk, Banjir Amarah Netizen

Namun, beberapa warga Korea Utara berharap pihak berwenang akan bersikap lunak terhadap kepala stasiun selama penyelidikan.

Biasanya dia akan dikirim ke markas Kementerian Keamanan Negara di Pyongyang untuk diinterogasi.

Namun karena pandemi virus corona, dia ditahan secara lokal dan diselidiki oleh pejabat kementerian yang dikirim dari Pyongyang.

Hasil investigasi diharapkan lebih jelas di akhir tahun.

Personel militer dan penduduk setempat masih bekerja di stasiun untuk memperbaiki jalur kereta dan membersihkan lokasi.(*)

Artikel ini pernah tayang di Kontan dengan judul "Horor kecelakaan kereta di Korut tewaskan 600 orang, Korsel diduga dalangnya?"

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber : kontan

Baca Lainnya