Sosok.ID - Seorang ibu yang marah menyeret anaknya keluar dari sekolah.
Setelah seorang guru diduga memplester mulut bocah 7 tahun itu karena terlalu banyak omong, klaimnya.
Dilansir Sosok.ID dari Daily Star, insiden ini terjadi pada seorang murid di Colwill School di West Auckland, Selandia Baru.
Bocah itu dilaporkan telah melewatkan dua minggu terakhir semester.
Dia juga melewatkan konser Natalnya karena terlalu takut untuk kembali ke kelas.
Menurut orang tua yang marah itu, putranya adalah salah satu dari segelintir murid yang mulutnya diplester karena terlalu banyak bicara.
Rob Taylor, selaku kepala sekolah di Colwill School membenarkan insiden itu terjadi di lingkungannya.
Dia mengklaim pihaknya langsung melakukan penyelidikan terhadap peristiwa tersebut.
Sebuah surat yang dilihat oleh Stuff.com dilaporkan mengatakan: "Penyelidikan yang cermat dan menyeluruh akhirnya dapat diselesaikan kemarin dengan mewawancarai orang tua terakhir dari anak-anak ini.
"Masalah ini memang membutuhkan waktu, tergantung kesediaan orang-orang yang bersangkutan untuk menemui kami.
"Semua anak yang terlibat serta orang tua mereka, kini telah diminta keterangan oleh Pekerja Sosial pihak sekolah.
"Hasilnya, menurut pandangan guru, ini merupakan permainan yang tampaknya disukai oleh anak-anak.
"Menurut berbagai pihak, versi guru adalah yang paling benar dalam kasus ini."
Sayangnya keterangan itu tak lantas membuat ibu dari bocah 7 tahun itu luluh.
Dia kesal, karena sekolah enggan meminta maaf secara langsung mengenai insiden yang terjadi pada 25 November 2020 lalu itu.
Menurut Stuff.com, dia mengetahui insiden yang menimpa putranya itu dari sang putri.
Sebab, putranya terlalu malu untuk mengadukan insiden itu kepadanya.
"Dia sedikit khawatir untuk memberi tahun saya karena dia pikir dia dalam masalah," katanya.
Menurut pihak sekolah, polisi kini telah dipanggil untuk menyelidiki kasus ini.
Sementara guru yang terlibat dalam insiden tersebut telah meminta maaf karena "membuat kesal".
Dalam surat yang ditulis Taylor, guru itu dilaporkan berkata: 'Saya sangat kecewa dengan apa yang telah terjadi.
"Saya juga sangat menyesal karena membuat keluarga Anda marah."
Tidak diketahui apakah guru itu mendapatkan sanksi dari sekolah atau tidak.
(*)