Ogah Kalah dengan AS dan Tiongkok yang Mulai Genderang Perang Dunia III di Laut China Selatan, Inggris Persiapkan Armada, Benar Pecah Perang?

Jumat, 20 November 2020 | 18:30
TASS/Vitaly Nevar

Ilustrasi. Ogah Kalah dengan AS dan Tiongkok yang Mulai Genderang Perang Dunia III di Laut China Selatan, Inggris Persiapkan Armada, Benar Pecah Perang?

Sosok.ID - Sebuah kabar mengejutkan dikemukakan oleh pemerintahan Inggris di tengah ketegangan militer dunia.

Inggris mengumumkan peningkatan belanjar militer sejak perang dingin terjadi.

Pada hari Kamis (19/11/2020), pemerintah Inggris berjanji untuk mengakhiri era kemunduran militer.

Hal itu diwujudkan dengan peningkatan anggaran yang disampaikan langsung oleh Perdana Menteri.

Baca Juga: Bukan Senapan Api, Terbongkar China Gunakan Tembak Laser Untuk Kalahan Tentara India di Perang Perbatasan, Disebut Bisa Bikin Muntah, Ini Penjelasannya!

Boris Johnson mengungkapkan bahwa kini armada perang Inggris akan disebutnya lebih berbahaya dibanding beberapa dekade sebelumnya.

Angka peningkatannya pun mencapai 16,5 miliar euro atau lebih dari 22 miliar dolar AS.

Setidaknya dalam empat tahun ke depan militer Inggris disebut akan bertransportasi.

Dia menguraikan rencana peningkatan anggaran itu untuk pembentukan komando luar angkasa baru, badan siber nasional, dan mengembalikan Angkatan Laut Inggris sebagai yang paling kuat di Eropa.

Baca Juga: Keras! Pembom Nuklir B-1B Lancer USAF Langsung Labrak Latihan Militer China

Saat ini, anggaran pertahanan Inggris kurang dari £ 42 miliar setahun.

Boris menambahkan, beberapa tahun lalu memang ada pemotongan anggaran cukup besar yang dialokasikan pada peningkatan militer Inggris.

Namun era itupun kini telah diakhiri oleh sang Perdana Menteri.

"Era pemotongan anggaran pertahanan kita harus berakhir, dan itu berakhir sekarang," kata Johnson kepada parlemen melalui tautan video dari kantornya di Downing Street, tempat dia mengisolasi diri setelah kontak dengan seseorang yang dinyatakan positif Covid-19, seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Bangun Sistem Nuklir Selama 20 Tahun, China Siap Tandingi Amerika

"Saya melakukan ini di tengah pandemi, di tengah setiap tuntutan lain atas sumber daya kami, karena pertahanan wilayah dan keselamatan rakyat Inggris harus diutamakan," tegasnya.

Apalagi kini Inggris menjadi kekuatan militer utama diantara sekutunya seperti Amerika Serikat (AS) dan Perancis.

Termasuk saat berada di medan perang di Irak dan Afganistan beberapa tahun lalu.

Tetapi, pemungutan suara 2016 untuk meninggalkan Uni Eropa telah membuat peran globalnya tidak pasti, saat China sedang bangkit dan Presiden Donald Trump telah meragukan dukungan AS untuk sekutu tradisionalnya.

Baca Juga: Terungkap! China Gunakan Senjata Microwave untuk 'Memasak' Pasukan India, Militer Bollywood 'Muntah dan Tidak Dapat Berdiri' dalam Bentrokan

Pengumuman tambahan anggaran militer datang hanya seminggu setelah Johnson berjanji kepada Presiden AS terpilih Joe Biden bahwa Inggris bertekad untuk tetap menjadi sekutu militer yang berharga.

Christopher Miller, penjabat Kementerian Pertahanan AS dalam Pemerintahan Trump, menyambut baik pengeluaran ekstra militer Inggris tersebut.

"Inggris adalah sekutu kami yang paling kuat dan cakap, dan peningkatan pengeluaran ini menunjukkan komitmen mereka kepada NATO dan keamanan bersama kami," ujarnya kepada Reuters.

Baca Juga: China Tak Ada Apa-apanya, Negara Ini Berani Korbankan Rakyatnya Demi Bisa Miliki Kekuatan Tempur Luar Biasa, AS pun Sampai Gigit Jari

"Dengan peningkatan ini, militer Inggris akan terus menjadi salah satu kekuatan tempur terbaik di dunia," sebut dia.

Kini maksud tersebut adalah untuk membuat Inggris kembali disegani sebagai salah satu negara yang memiliki armada perang hebat di dunia.

Kenaikan itu akan memperkuat posisi Inggris sebagai pemilik anggaran pertahanan terbesar di Eropa dan terbesar kedua di NATO.

Inggris akan membentuk kekuatan siber nasional bersamaan dengan komando luar angkasa baru, yang akan mampu meluncurkan roket pertamanya pada 2022.

(*)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : Reuters

Baca Lainnya