Sosok.ID - Dipecat dari pekerjaan memang bukan perkara yang mudah diterima begitu saja oleh setiap orang.
Sebab, kehilangan pekerjaan berarti kehilangan sumber penghasilan.
Dengan demikian, keuangan akan kacau balau bila tidak ada pemasukan.
Hal ini bisa jadi membuat seseorang stres hingga melakukan hal-hal nekat.
Seperti yang dialami oleh pria asal Singapura yang satu ini.
Dilansir Sosok.ID dari Daily Star, pria 45 tahun bernama Teo Ghim Heng itu nekat menghabisi nyawa istri dan anaknya.
Bahkan, ia sempat tidur bersama mayat mereka selama seminggu.
Insiden yang terjadi pada 2017 silam ini bermula dari dipecatnya Teo dari pekerjaannya.
Teo sebelumnya bekerja menjadi agen properti terkemuka.
Dari pekerjaan itu, Teo bisa menghasilkan 20.000 dolar Singapura (sekitar Rp 210 juta) tiap bulannya.
Tetapi kehidupannya berubah seketika saat ia kehilangan pekerjaannya itu.
Teo tak sanggup melunasi hutang judi, tagihan kartu kredit, hingga biaya pendidikan putrinya.
Masalah ekonomi itu lah yang kemudian sering menimbulkan cek-cok dengan istrinya, Choong Pei Shan (39).
Sampai akhirnya pada puncak pertengkaran, Teo nekat membunuh istrinya yang kala itu tengah hamil enam bulan.
Teo menghabisi nyawa istrinya menggunakan handuk lalu mencekiknya dengan tangan.
Dikatakan bahwa Pei Shan sempat menghina Teo di depan putri mereka sebelum insiden pembunuhan itu terjadi.
Setelah menghabisi nyawa istrinya, Teo lalu membunuh putrinya, Zhi Ning, yang menangis saat dicekik hingga tewas, lapor Channel News Asia.
Teo dilaporkan berupaya melakukan aksi bunuh diri untuk "menyatukan keluarganya" dalam kematian.
Tetapi ia gagal melakukan aksinya.
Setelah membunuh keluarga kecilnya, Teo kemudian meletakkan mayat mereka di tempat tidur.
Selama tujuh hari, Teo tidur di samping maya mereka.
Sebelum akhirnya ia memutuskan untuk membakar jasad-jasadnya.
Insiden pembunuhan ini sendiri awalnya terbongkar dari kecurigaan adik ipar Teo.
Awalnya pria yang tak disebutkan namanya itu curiga karena sang kakak tak kelihatan batang hidungnya saat perayaan Tahun Baru Imlek.
Padahal kakak perempuannya itu tak pernah absen menghadiri acara itu.
Kecurigaannya semakin besar ketika sang kakak tak menanggapi elepon dan pesannya.
Karena tak bisa masuk ke dalam rumah kakaknya, ia pun melapor kepada polisi.
Bersama polisi, ia datang ke rumah kakaknya.
Alangkah terkejutnya saat Teo membuka pintu rumahnya, anak dan istrinya ditemukan sudah tak bernyawa.
Akibat perbuatannya itu, pada Kamis (12/11/2020) pengadilan Singapura menjatuhkan hukuman mati kepada Teo.
(*)