Janji-janji AS Bertebaran di 5 Negara Asia, Saat Tiba di Indonesia Iming-iming Bakal Tingkatkan Investasi, Takut Kalah dari China?

Kamis, 29 Oktober 2020 | 16:00
Dok. Kementerian Luar Negeri

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo

Sosok.ID - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo, mengunjungi Jakarta sebagai bagian dari kunjungan lima negara di Asia.

Kunjungan ini dilakukan seminggu sebelum pemilihan presiden AS digelar pada awal November mendatang.

Mike Pompeo mengabarkan dalam akun Twitternya telah tiba di Indonesia pada hari Kamis (29/10/2020).

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi sebelumnya sempat membeberkan agenda kunjungan Pompeo.

Baca Juga: Cuma Indonesia yang Berani Lakukan Ini, Jika Ogah Dipecundangi AS dan China, ASEAN Perlu Ikuti Langkah RI

"Selain melakukan pertemuan bilateral dengan saya, Menlu Pompeo juga akan hadir dalam Forum Gerakan Pemuda Anshor mengenai dialog agama dan peradaban," kata Retno melalui telekonferensi, Kamis (22/10/2020), dikutip dari Kompas.com.

Amerika merupakan salah satu mitra penting bagi Indonesia, kata Retno. Sehingga Indonesia ingin terus membangun kemitraan kokoh yang saling menguntungkan dan menghormati dengan AS.

"Komitmen kuat peningkatan kemitraan ini tercermin dengan intensifnya saling kunjung pejabat kedua negara, bahkan di masa pandemi," ujarnya.

Dalam pertemuan yang digelar hari ini, Pompeo juga menjanjikan lebih banyak investasi dan perdagangan AS dengan Indonesia, sebagai bagian dari strategi Indo-Pasifik untuk melawan kebangkitan China.

Baca Juga: Trump Gencar Sebarkan Paham Anti China Jelang Pilpres, Indonesia Jadi Pemberhentian Terakhir, India Dipepet Meski Sempat Dikatai 'Kotor'

Dikutip dari Nikkei Asian, sebelumnya Pompeo telah berkunjung ke negara-negara Asia yang dalam berbagai tingkatan, memiliki masalah dengan China.

Indonesia adalah bagian dari rencana kunjungan Pompeo bersama negara lain seperti India, Sri Lanka, Maladewa, dan Vietnam.

India diketahui terlibat dalam kebuntuan perbatasan dengan China, Sri Lanka dan Maladewa memiliki masalah "perangkap utang" dengan China, sementara Indonesia dan Vietnam, berulang kali berselisih paham dengan Beijing di Laut Cina Selatan.

Kunjungan Mike Pompeo ke New Delhi pada hari Selasa telah menghasilkan kesepakatan militer utama tentang pertukaran intelijen geospasial yang kritis.

Baca Juga: China 'Olok-olok' AS Kelewat PD, Indonesia Jadi Negara ASEAN Pertama yang Tegas Tolak Kunjungan Pesawat Mata-mata: Kami Ogah Ditipu!

Di Male, ia berjanji akan membuka kedutaan besar AS yang pertama di Maladewa sejak kedua negara tersebut menjalin hubungan diplomatik pada tahun 1966.

Sementara pemberian Pompeo ke Jakarta merupakan janji akan hubungan ekonomi yang lebih kuat.

"Menteri Luar Negeri (Indonesia) Retno Marsudi dan saya berbagi tentang pentingnya nilai bersama di jantung hubungan kami dan di jantung Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, tetapi ini dimulai dengan hubungan ekonomi kami," kata Pompeo dalam konferensi pers virtual.

Ia setuju bahwa kedua negara "harus melakukan lebih banyak perdagangan bersama, harus ada lebih banyak investasi di sini (Indonesia) dari AS".

Baca Juga: Cari Pasukan? Melawat ke India, Sri Lanka, Maladewa, dan Indonesia, AS Bicarakan Soal Masalah-masalah yang Ditimbulkan China

“Saya akan melakukan yang terbaik untuk membantu mewujudkan,” kata Pompeo.

Terlepas dari konfrontasi maritim, Indonesia menjalin hubungan ekonomi dan diplomatik yang bermanfaat dengan China.

China sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia menggelontorkan investasi asing langsung senilai $ 3,5 miliar ke Indonesia dalam sembilan bulan pertama tahun ini.

Investasi dari China merupakan sumber tertinggi kedua setelah Singapura, dan perusahaan China terlibat dalam sektor strategis utama seperti pemrosesan nikel.

Baca Juga: Capek-capek Lobi Jokowi agar Diizinkan Mampir Isi Bahan Bakar, Indonesia Tegas! Ogah Tanahnya Diinjak Pesawat Mata-mata P-8 Poseidon AS

Beijing juga berjanji untuk memasok lebih dari 30 juta dosis vaksin Covid-19 ke Indonesia.

Sementara itu AS, di sisi lain, hanya menyumbang $ 480 juta dalam FDI antara Januari dan September. AS sumber terbesar ke-8 yang masuk di Indonesia.

Pompeo mengatakan bahwa Indonesia "memberi contoh dengan tindakan tegas untuk menjaga kedaulatan maritimnya" di sekitar Kepulauan Natuna, sebuah kepulauan kecil di tempat terpencil di Laut China Selatan.

Klaim teritorial Indonesia di perairan tidak secara langsung bertentangan dengan China, tetapi zona ekonomi eksklusif di sekitar kepulauan Natuna Indonesia tumpang tindih dengan "sembilan garis putus-putus" yang diklaim Beijing.

Baca Juga: Ngajak Gelut? Sekonyong-konyong Klaim Perairan Natuna, Media Komunis Beijing Kini Tuding Indonesia Main Trik di Laut China Selatan

Mike Pompeo menyebut klaim China di Laut China Selatan "melanggar hukum" dan menambahkan bahwa AS akan berusaha bekerja sama "dengan cara baru" untuk melindungi wilayah angkatan laut yang penting secara strategis.

Diketahui Retno Marsudi telah berpegang teguh pada komitmen lama Indonesia terhadap netralitas kebijakan luar negeri.

Ia tidak menyebut China secara spesifik, tetapi mengatakan Laut China Selatan "harus dipertahankan sebagai laut yang damai dan stabil."

Dia juga meminta bisnis Amerika untuk "berinvestasi lebih banyak di Indonesia termasuk untuk proyek-proyek di pulau-pulau terluar Indonesia, seperti di Kepulauan Natuna."

Baca Juga: Tak Sudi Dikadali Tiongkok, Kemenlu Nyatakan Indonesia Tegas Tolak Klaim Nine Dash Line di Hadapan Wakil Dubes China

Di awal tahun, Presiden Joko Widodo juga meminta Jepang untuk berinvestasi lebih banyak di Natuna, ketika dia bertemu dengan Menteri Luar Negeri Jepang Toshimitsu Motegi.

Pompeo bertemu dengan Joko Widodo di kemudian hari.

Presiden mengatakan bahwa untuk menjaga kemitraan ini (antara Indonesia dan AS) diperlukan upaya serius, saling pengertian dan upaya untuk mewujudkan kerja sama yang konkrit, termasuk kerja sama ekonomi, demikian menurut Retno Marsudi yang hadir pada pertemuan. (*)

Editor : Rifka Amalia

Sumber : Kompas.com, Nikkei Asian Review

Baca Lainnya