Tak Lagi Ada Bekas Fisik Wanita, Pria Transgender Mati-matian Bentuk Otot Demi Gabung ke Militer AS, Tapi Ditolak oleh Trump

Jumat, 16 Oktober 2020 | 20:00
25hournews.com

Paulo Batista, transgender yang ingin gabung ke militer AS

Sosok.ID - Seorang pria transgender, bermimpi menjadi bagian dari militer Amerika Serikat (AS).

Ia adalah Paulo Batista, yang secara efektif dilarang masuk ke dinas militer, sebab kebijakan Donald Trump tak mendukungnya.

Dilansir dari berita NBC. Jumat (16/10/2020), Paulo Batista berusaha unruk mengangkat beban dan sukses melakukannya.

Ia berjuang untuk memenuhi keinginan ayahnya yang sekarat agar dia bergabung dengan militer AS.

Baca Juga: Diundang kePentagon, PrabowoBanjir Kecaman Amnesti Internasional dan 6 Kelompok HAM atas Tragedi98 serta Perang Timor Timur

Tapi apa yang dia dengar dari angkatan bersenjata hanyalah tentang diam atau pintu akan dibanting hingga tertutup.

Batista merupakan seorang transgender, ia secara efektif dilarang dari dinas militer di bawah kebijakan yang diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump pada 2017 dan secara resmi diadopsi pada 2019.

Aturan itu membalikkan kebijakan yang telah diberlakukan oleh pemerintahan mantan Presiden Barack Obama, setelah peninjauan ekstensif, untuk memungkinkan dinas militer transgender.

Meski begitu Batista tetap melanjutkan pencariannya, mengharapkan pembebasan atau perubahan kebijakan yang memungkinkannya masuk militer, bahkan ketika perekrut militer menolak permohonannya.

Baca Juga: Covid-19 Bikin Militer AS Ketar-ketir, Pejabat Tertinggi Pentagon Lakukan Karantina karena Corona

Dia memompa besi di garasinya hingga lengannya yang berotot dan bertato mampu menahan beban 275 pound. Ia bahkan melakukan 100 push-up dalam sehari untuk mewujudkan impiannya.

Batista juga belajar untuk Armed Services Vocational Aptitude Battery, sebuah tes yang dikembangkan oleh Pentagon untuk mengukur potensi rekrutan.

“Hati saya dijual untuk ini sebagai karier. Ada perasaan tentang memakai seragam itu,” kata Batista.

Berusia 36 tahun, Batista sebenarnya terlalu tua untuk Angkatan Darat atau Marinir, sehingga dia fokus pada Angkatan Laut dan Angkatan Udara.

Baca Juga: Bikin China Kebakaran Jenggot, PLA SiapTerjun Habisi Negara yang Ikut Campur, Beijing: AS Nggak Ngaca!

“Ketika Anda menyukai apa yang Anda lakukan, itu bukan lagi pekerjaan, dan melayani negara saya tidak akan pernah menjadi pekerjaan.”

Mahkamah Agung AS telah memutuskan bahwa kebijakan transgender di masa pemerintahan Trump dapat bertahan sementara menghadapi empat tuntutan hukum terpisah di pengadilan yang lebih rendah.

Meskipun sebagian besar personel militer transgender pada 2019 diizinkan untuk terus bertugas, rekrutan baru telah dijauhkan.

“Sepengetahuan saya, tidak ada orang transgender yang berhasil mendaftar (ke militer) sejak pelarangan diberlakukan,” kata Jennifer Levi dari GLBTQ Legal Advocates & Defenders, salah satu kelompok yang menggugat pemerintahan Trump.

Baca Juga: China Jelas 'Pengganggu Tanpa Hukum', Pentagon Ngamuk Manuver Beijing Intimidasi Taiwan Saat Pejabat AS sedang Kunjungan

Calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden, yang merupakan wakil presiden Obama, telah berjanji untuk menginstruksikan Pentagon untuk memulihkan hak transgender untuk bertugas di militer jika ia memenangkan pemilihan 3 November nanti.

Jajak pendapat menunjukkan Biden memimpin Trump.

Departemen Pertahanan mengatakan tidak ada pejabat yang bersedia memberikan komentar untuk artikel ini dan tidak menanggapi permintaan Reuters untuk data tentang pendaftaran calon transgender.

Batista masih tampil sebagai perempuan pada tahun 2002 ketika ia masuk ke Korps Pelatihan Perwira Cadangan Junior militer, tetapi keluar untuk merawat ayahnya yang sakit.

Baca Juga: Amerika Mengakui Jika US Navy Kalah Jumlah Dibanding PLA Navy China

Fred Batista meninggal karena kanker pada 2007 di usia 69 tahun.

“Saya tidak ingin melakukan apa pun selain menjadikan satu orang, pahlawan saya, bangga pada saya dari atas,” kata Batista.

"Impian Amerika sejati yang kita semua tahu adalah kebebasan murni, tidak peduli siapa atau apa Anda," tandasnya. (*)

Tag

Editor : Rifka Amalia

Sumber NBC News