Taiwan 'Mengemis' agar Xi Jinping Penuhi Janji, Tekanan Militer China pada Taipe Berlangsung Dramatis di Tahun 2020

Sabtu, 10 Oktober 2020 | 19:13
China Millitary

Sebuah jet tempur yang terpasang pada resimen penerbangan di bawah Angkatan Udara PLA melayang ke udara selama latihan penerbangan malam pada akhir Juni 2020.

Sosok.ID - Sikap permusuhan Beijing terhadap Taiwan telah meningkat secara dramatis di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping.

Xi menggambarkan penyatuan pulau itu dengan daratan sebagai hal yang tak 'tak terhindarkan'.

Melansir Livemint.com, jet tempur China memasuki zona pertahanan udara Taiwan untuk ketujuh kalinya bulan ini dan hari keempat berturut-turut minggu ini.

Pemimpin Taiwan pada hari Sabtu (10/10/2020), memohon kepada mitranya dari China Xi Jinping untuk mengurangi ketegangan militer dan memenuhi janjinya untuk "tidak pernah mencari hegemoni".

Baca Juga: Tak Puas Provokasi Klaim Sepihak Laut China Selatan, China Kirim 12 Jet Tempur ke Selat Taiwan, Video Propaganda Terus Dirilis, Analis: Pemboman akan Lebih Banyak!

Sebab berbulan-bulan Beijing meningkatkan serangan jet tempur di Taiwan.

Dalam pidatonya pada hari nasional Taiwan, Presiden Tsai Ing-wen mengatakan masyarakat internasional menjadi prihatin tentang "perluasan hegemoni" China.

Beijing memandang Taiwan yang demokratis dan berpemerintahan sendiri sebagai wilayahnya sendiri dan tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan untuk mengembalikannya ke posisi semula.

Tapi Tsai merujuk pidato Xi baru-baru ini kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa yang katanya memberi Taiwan harapan.

Baca Juga: Kesal Armada Musuh Bakal Tembus 200 Jet Tempur, China Makin Bringas Tindas Taiwan, PLA Kirim Pesawat Anti-Kapal Selam Y-8 di Zona Identifikasi Pertahanan Udara

"Saya juga sadar bahwa pemimpin di seberang Selat (Xi) telah secara terbuka menyatakan dalam pesan video kepada Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa China tidak akan pernah mencari hegemoni, ekspansi, atau lingkup pengaruh... kami berharap ini adalah permulaan perubahan sejati."

"Kami berkomitmen untuk menegakkan stabilitas lintas selat, tetapi ini bukan sesuatu yang dapat dipikul Taiwan sendirian, ini adalah tanggung jawab bersama kedua belah pihak," tambahnya,

Sikap permusuhan Beijing terhadap Taiwan telah meningkat secara dramatis, yang menggambarkan penyatuan pulau itu dengan daratan sebagai "tak terhindarkan".

Baca Juga: Taiwan Masih Sempoyongan, Kanada malah Tantang China, Kapal Perangnya Riwa-riwi Saat Ketegangan Kian Memuncak

Ini juga merupakan tanggapan atas terpilihnya Tsai pada 2016 dan sekali lagi pada awal tahun ini.

Tsai memandang Taiwan sebagai negara berdaulat dan menolak gagasan bahwa pulau itu adalah bagian dari "satu China".

Militer China telah menambah tekanan bahkan lebih dari biasanya di tahun ini.

Mereka mengirimkan pesawat tempurnya ke zona pertahanan udara Taiwan pada frekuensi yang belum pernah terjadi sebelumnya dan terkadang juga melintasi apa yang disebut "garis tengah" Selat Taiwan.

Baca Juga: Penghianat? Pensiunan Jenderal Taiwan Hina Angkatan Militernya Sendiri, Sebut Taipe Tak Bakal Mampu Tandingi PLA: Banyak Sampah di Negara Ini

Seorang pejabat kementerian luar negeri China bulan lalu bahkan mengatakan tidak ada yang namanya garis median seperti "Taiwan adalah bagian tak terpisahkan dari wilayah China", yang memicu kecaman dari Taipei.

Pada hari Jumat, jet China memasuki zona pertahanan udara Taiwan untuk ketujuh kalinya bulan ini dan hari keempat berturut-turut minggu ini, menurut kementerian pertahanan Taipei.

Tsai berjanji bahwa Taiwan "tidak akan bertindak gegabah" dan akan bekerja untuk menurunkan risiko konflik militer.

"Selama otoritas Beijing bersedia menyelesaikan antagonisme dan meningkatkan hubungan lintas selat... kami bersedia bekerja sama untuk memfasilitasi dialog yang bermakna," katanya. (*)

Editor : Rifka Amalia

Sumber : livemint.com

Baca Lainnya