Setelah Marahi Direksi Pertamina, Ahok Kini Usulkan Kementerian BUMN Dibubarkan, Ternyata Ini Alasannya!

Rabu, 16 September 2020 | 16:00
Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda

Setelah Marahi Direksi Pertamina, Ahok Kini Usulkan Kementerian BUMN Dibubarkan, Ternyata Ini Alasannya!

Sosok.ID - Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama atau yang sering dikenal dengan sampaan Ahok kembali jadi sorotan.

Belum lama ini Ahok disebut sempat meluapkan emosi saat mengikuti rapat dengan direksi Pertamina.

Kemarahan BTP tersebut terkait progres proyek kilang minyak dengan jajaran direksi.

Menurut Ahok, direksi dinilai lamban dalam merespons para investor terkait proses birokrasi salah satu proyek utama pemerintah tersebut.

Baca Juga: Bebas dari Penjara dan Kini Jadi Komisaris Pertamina, Nama Ahok Masih Jadi Perbincangan Publik Internasional, Begini Kata Komnas HAM!

Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut mengungkapkan bahwa menurutnya direksi memang sengaja memancing kemarahannya.

Bahkan ia menyebutkan bahwa luapan emosinya tersebut dipakai untuk melaporkan tindakan dirinya di dalam rapat pada Presiden Jokowi.

Marahnya mantan wakil Gubernur DKI saat Joko Widodo masih menjabat sebagai Gubernur tersebut diklaim bisa ia buktikan.

Ia menyebutkan banyak surat dari investor yang tak digubris selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.

Baca Juga: Bebas dari Penjara dan Kini Jadi Komisaris Pertamina, Nama Ahok Masih Jadi Perbincangan Publik Internasional, Begini Kata Komnas HAM!

Melihat bagaimana kinerja perusahaan di bawah Kementerian Badan Usahan Milik Negara (BUMN) akhirnya mengeluarkan statment mengejutkan.

Pria yang sering disapa Ahok tersebut mengusulkan untuk membubarkan Kemeterian BUMN.

Usul tersebut bukan tanpa alasan, namun Ahok mengatakan dirinya menemukan kejanggalan di dalam tata kelola perusahaan negara tersebut.

Baca Juga: Kancah Internasional Pertanyakan Kasus Ahok, Komnas HAM Soroti Diskriminasi Delik Penodaan Agama antara Mayoritas dan Minoritas: Seolah Kita Begitu Kelamnya

Menurutnya tata kelola dalam perusahaan-perusahaan selama ini tidak efisien.

Dia mengusulkan, ratusan BUMN yang ada saat ini lebih baik dikelola dengan benar-benar profesional dan jauh dari kepentingan politis.

Indonesia bisa meniru apa yang dilakukan Pemerintah Singapura dengan membentuk Temasek.

Baca Juga: Respon Ahok Dengar Najwa Shihab Mau Nyalon Presiden, Langsung Tertawa: Bisa Dong, Orang Lebih Pilih Arab Dibanding China

"Harusnya Kementerian BUMN dibubarkan. Kita membangun semacam Temasek, semacam Indonesia Incorporation," ucap Ahok, dikutip dari tayangan yang diunggah akun YouTube POIN dan dilihat pada Rabu (16/9/2020).

Ia pun mencontohkan perusahaan dimana dia menduduki salah satu kursi kepemimpinannya.

Di dalam Pertamina sendiri, Ahok mengatakan bahwa jabatan petinggi di perusahaan tersebut kental dengan lobi-lobi politik.

Baca Juga: Jaksa dalam Kasusnya Mendadak Meninggal Dunia, Novel Baswedan sampaikan Hal Ini, Benarkah Fedrik Adhar Digerogoti Covid-19? Simak Faktanya!

"Dia ganti direktur pun bisa tanpa kasih tahu saya, saya sempat marah-marah juga, jadi direksi-direksi semua main lobinya ke menteri karena yang menentukan menteri. Komisaris pun rata-rata titipan kementerian-kementerian," kata Ahok.

Hal itupun diungkapkannya lantaran dirinya bukan untuk menjadi merusak.

Tak duduknya Ahok di kursi Komut Pertamina lantaran dirinya merasa terpanggil untuk melakukan perbaikan.

Baca Juga: Ogah Dikatai Termehek-mehek apalagi Puber Kedua, Ahok Anggap Konyol Nikahi Ajudan Istri: Dia Mau Dibaptis dan Lepas Polisi, Saya Maksa Tuhan

Oleh sebab itu, Ahok menyarankan adanya lelang jabatan terbuka di setiap kursi kepemimpinan perusahaan negara.

Baca Juga: Bikin Kaget! Najwa Shihab Tiba-tiba Ungkap Ingin Calonkan Diri Jadi Presiden, Ahok Tersenyum Sambil Beri Tanggapan: Bisa Dong...

"Yang utama adalah jujur karena kejujuran dan loyalitas itu tidak ada sekolahnya. Kalau kamu punya itu, kamu sampai tua pun tidak mungkin suci. Kita berdoalah supaya di Indonesia itu ladangnya bisa siap untuk benih-benih baik ditaburkan," tutur Ahok. (*)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : YouTube, KOMPAS.com

Baca Lainnya