Bak Masuk Kuping Kanan keluar Lewat Kiri, Jokowi Minta Aspek Kesehatan Didahulukan ketimbang Ekonomi, Epidemiolog: Imbauannya Itu Ditujukan ke Siapa?

Rabu, 09 September 2020 | 18:42
Youtube.com

Presiden Joko Widodo

Sosok.ID - Pandemi virus corona di Indonesia masih belum menunjukkan tanda-tanda penurunan.

Semakin membludaknya kasus infeksi bahkan membuat sejumlah negara di dunia enggan dimasuki Warga Negara Indonesia (WNI).

Malaysia menjadi salah satu dari 59 negara yang menutup pintunya dari kedatangan warga Indonesia.

Sikap negara-negara tersebut menunjukkan bahwa Indonesia masih belum mampu menangani laju infeksi covid-19.

Baca Juga: Bersiaplah! Covid-19 Bukan Akhir dari Pandemi Dunia, WHO: Tak Ada Vaksin hingga Pertengahan Tahun 2021!

Sementara di samping sektor kesehatan, corona juga menjungkirbalikkan tatanan kehidupan ekonomi global.

Tak sedikit bangsa-bangsa yang mengalami resesi, dimana Indonesia sendiri sedang berada di ambang resesi.

Kendati demikian, Presiden Joko Widodo dalam sebuah pernyataannya meminta kepada seluruh jajarannya agar mendahulukan aspek kesehatan dibanding ekonomi.

Apa yang disampaikan orang nomor satu di Tanah Air itu disoroti oleh pakar epidemiologi dari Universitas Indonesia, Pandu Riono.

Baca Juga: Bukannya Langsung Dibawa ke Rumah Sakit, Pasien Covid-19 Malah Dibawa ke Tempat Sepi oleh Sopir Ambulans Lalu Diperkosa

Melansir Kompas.com, Pandu mengatakan, pernyataan Jokowi masih perlu pembuktian.

Sebab menurutnya selama 6 bulan Indonesia digebuk corona, kebijakan pemerintah lebih berorientasi pada eknomi alih-alih kesehatan.

"Saya masih belum bisa membayangkan, ucapan Presiden kemarin itu angin segar atau hanya angin yang berlalu begitu saja," ucap Pandu, Selasa (8/9/2020), dikutip dari Kompas.com.

"Basa-basi atau memang punya rencana khusus untuk menangani pandemi ini," lanjutnya, mempertanyakan pertanggungjawaban Jokowi atas ucapannya.

Baca Juga: Harus Diwaspadai, Jakarta Kehabisan Lahan Pemakaman Covid-19? Disebut Hanya Tinggal 1.100 Lubang, Begini Penjelasan Anies Baswedan!

Menurut Pandu, apa yang disampaikan Jokowi baru sekedar imbauan yang belum diimplementasikan melalui kebijakan.

"Itu kan baru imbauan, bukan perintah. Yang mau disuruh supaya pandemi diatasi dulu, operasionalnya seperti apa, rencana strategisnya seperti apa, belum tahu," ujar Pandu.

Ia juga menilai apa yang disampaikan Jokowi tidak spesifik ditunjukkan ke siapa, apakah para menteri, satgas covid-19, atau masyarakat.

Berdasarkan pandangannya, Pandu mengganggap kebijakan pemerintah selama 6 bulan belakangan lebih menitikberatkan pada sektor ekonomi.

Baca Juga: Akibat Krisis Global Gegara Pandemi Virus Corona, Orang-orang Kaya Asia Tengah Mulai Timbun Uang Tunai, Untuk Apa?

Hal itu kontradiktif, tidak sesuai dengan pernyataan Presiden Jokowi belakangan.

"Makanya imbauan presiden itu ditujukan ke siapa?" ujarnya.

Pandu mengkritisi adanya anggapan bahwa ekonomi negara akan mati jika pemerintah hanya fokus mengurus pandemi.

Menurut pandu, opini itu sangat tidak tepat.

"Ekonomi itu tidak pernah mati, kalau manusianya tidak mati. Tapi kalau manusia mati, ekonomi mati," ujar Pandu.

Baca Juga: Corona di Jakarta Mengerikan, Anies Baswedan: Jumlah Testing Lebih Tinggi dari Batas Ideal WHO, Ini Mengkhawatirkan

"Kecuali kalau kita kekurangan pangan, tapi pangan banyak. Tinggal masalah distribusi saja," lanjutnya.

Adapun sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyebutkan, aspek ekonomi harus dinomor duakan setelah aspek kesehatan.

Jika tidak, situasi Indonesia dianggap Presiden akan makin berbahaya.

Sebaliknya, jika aspek kesehatan didahulukan, maka ekonomi juga akan membaik.

Baca Juga: Sedang Flu dan Berlendir? Ini Ciri-ciri Lendir Warna dari Virus Corona

"Yang pertama perlu saya ingatkan, sekali lagi bahwa kunci dari ekonomi kita agar baik adalah kesehatan yang baik."

Kesehatan yang baik akan menjadikan ekonomi kita baik," kata Jokowi dalam rapat kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, dikutip dari Kompas.com.

"Artinya, fokus kita nomor satu adalah kesehatan dalam penanganan Covid-19. Memang kuncinya ada di sini," sambungnya. (*)

Editor : Rifka Amalia

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya