Sosok.ID - Langkah Presiden Amerika Serikat (AS) aktif, Donald Trump kini semakin berat untuk bisa melanjutkan kepemimpinan di periode kedua.
Satu per satu pendukungnya pada Pilpres yang lalu kini telah undur diri dan tak mau lagi mendukung Donald Trump dalam pencalonan dirinya yang kedua.
Tak hanya anggota keluarganya sendiri yang beberapa waktu lalu mengungkap sifat buruk dari seorang Trump.
Kini anggota dan keluarga militer AS dalam jajak pendapat terbaru ogah lagi mendukung Trump.
Hal tersebut lantaran ejekan yang dilontarkan oleh Donald Trump belum lama ini terhadap veteran perang dan pasukan AS yang tewas di medan perang.
Bahkan pada pekan lalu, Donald Trump secara terang-terangan menyebut tentara AS yang gugur dan tertangkap oleh musuh sebagai pecundang dan bodoh.
Ternyata, pernyataan yang kembali viral tersebut dilontarkan oleh Trump pada tahun 2018 silam.
Saat itu ia membatalkan kunjungan ke pemakaman militer AS di Paris untuk memberi penghormatan.
Pembatalan kunjungan oleh Trump sendiri tersebut ternyata hanya karena dugaannya mengenai tentara yang tewas dan dimakamkan di Paris itu adalah pecundang dan bodoh.
Selain itu, alasan lain adalah saat pembatalan tersebut sedang terjadi hujan, dan Trump ogah tatanan rambutnya rusak lantaran kunjungan ke makam saat hujan.
Pernyataan Trump itu diungkapkan majalah The Atlantic dengan mengantongi 4 sumber yang dekat dengan Trump.
Seketika, laporan The Atlantic yang dirilis kurang lebih 2 bulan sebelum pemilihan presiden AS 3 November 2020 itu, memicu kecaman.
Melansir The Guardian pada Senin (7/9/2020), jajak pendapat pada 2016 menunjukkan anggota dinas aktif lebih menyukai Trump daripada Hilary Clinton dengan selisih besar.
Namun, jajak pendapat dari akhir Juli dan awal Agustus tahun ini, yang dilakukan oleh menunjukkan dukungan terus menurun untuk Trump, sejak dia terpilih.
Hampir 50 persen responden melaporkan pandangan yang tidak menyenangkan kepada Trump.
“Saya merekomendasikan semua veteran untuk menggunakan foto militer mereka sebagai foto profil untuk memberi tahu Trump berapa banyak orang yang telah dia sakiti dengan menyebut tentara yang jatuh pecundang dan bodoh. #NewProfilePics," ucap David Weissman di akun Twitternya pada pekan lalu, yang kemudian menjadi viral.
Baca Juga: USS Gerald R Ford, Kapal Induk Terbesar Amerika untuk Menggebuk China
Weissman adalah veteran militer yang menggambarkan dirinya sebagai seseorang yang "menyesal" pendukung Trump.
Thomas Richardson, pensiunan anggota Angkatan Udara ke-82, mengatakan kepada Associated Press bahwa dia tersinggung oleh pemberitaan tersebut.
“Biasanya (pasukan militer), Anda tidak memilih misi semacam apa. Anda setuju untuk melayani dan Anda setuju untuk pergi ke tempat tugas Anda," ucap Richardson.
Mengutip dari The Guardian, Senin (7/9/2020), seorang anggota aktif di Akademi Militer AS di West Point mengatakan bahwa sudah tak heran dengan penyataan Donald Trump.
"Aku tidak akan melupakannya. Tapi, saya tidak bisa memilih panglima tertinggi (presiden) saya, dan saya menerima apa yang dia katakan dengan menyakitkan," katanya.
"Apa pun yang dikatakan para pemimpin politik, kami tidak bisa banyak berbuat. Kami apolitis."
"Kami tahu mereka (pemimpin politik) akan berubah dalam 4 atau 8 tahun. Ya, mereka yang bertanggung jawab atas kita, tetapi para pemimpin kita adalah orang-orang yang melakukan dasar (kenegaraan), jadi kita menaruh kepercayaan kita pada mereka," lanjutnya.
Namun ada beberapa anggota tentara AS yang masih meragukan mengenai laporan ejekan Donald Trump pada militer negaranya tersebut.
"Jika Anda memelintir kata-katanya atau hanya mengambil satu hal di luar konteks, Anda akan selalu menemukan cara untuk membencinya," kata Katie Constandse (37 tahun), yang menikah dengan seorang tentara yang ditempatkan di Fort Bragg, kepada Associated Press.
“Dia manusia. Dia mengambil banyak pekerjaan. Saya tidak tahu bagaimana dia bisa bertahan selama hampir 4 tahun dengan rentetan kemarahan yang terus-menerus terhadapnya," ucap Constandse.
“Kami tidak membutuhkan seseorang yang hangat dan suka diemong,” tambahnya.
Sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh Pew Research yang dimulai pada tahun 2019 menunjukkan bahwa sebagian besar veteran AS tetap mendukung Donald Trump sebagai Presiden.
Namun Ketua VoteVets, sebuah organisasi anti-Trump, Jon Soltz menyebutkan bahwa dirinya mewakili 700.000 veteran dan anggota keluarga tentara.
Pada pekan lalu, VoteVets mengunggah sebuah penyataan di Twitter berisi, “Saya berharap ada lebih banyak kemarahan tentang Trump, yang berbohong tentang pemindahan yang bermartabat dari orang-orang yang jatuh karena alasan politik, karena sebagai seorang veteran hal itu benar-benar membuat saya jijik."
Sedangkan jajak pendapat yang dilakukan oleh Military Times pada 1.018 anggota aktif tentara AS mengungkap fakta lain.
Sebesar 49,9 persen berpandangan bahwa Trump adalah sosok yang kurang baik sebagai Presiden.
Baca Juga: Dituding AS Punya Kekuatan Militer Lebih Unggul dan Mengancam, China Ngaku Hanya Difitnah
Jajak pendapat tersebut menemukan bahwa 41 persen mengatakan mereka akan memilih saingan presiden Trump dari Partai Demokrat, Joe Biden.
Sementara, 37 persen mengatakan mereka berencana untuk memilih kembali Trump. (*)