Dunia Jurnalistik Berduka, Pendiri Kompas Gramedia Jakob Oetama Meninggal Dunia di Usia 88 Tahun, Begini Perjuangannya Dirikan Jaringan Media hingga Sebesar Sekarang

Rabu, 09 September 2020 | 14:42
KOMPAS/ JB SURATNO

Pendiri Kompas Gramedia, Jakob Oetama meninggal dunia di usianya yang ke-88 tahun, Rabu (9/9/2020).

Sosok.ID - Pendiri Kompas Gramedia Jakob Oetama meninggal dunia di usianya yang ke-88 tahun, Rabu (9/9/2020).

Dilansir Sosok.ID dari Tribunnews.com, Jakob menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta.

Adapun, melansir dari Kompas TV, jasadnya akan dibawa ke rumah duka di Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan.

Setelah itu, jenazah Jakob Oetama akan dibawa ke tempat persemayaman di Gedung Kompas Gramedia di Palmerah Selatan untuk menerima penghormatan terakhir.

Baca Juga: Selama Ini Dipercaya Meninggal Dunia karena Kena Peluru Nyasar dari Darah Dagingnya Sendiri, Misteri Penyebab Kematian Ibu Tien Diungkap Sosok Ini

Jakob Oetama sendiri mengawali kariernya sebagai seorang guru.

Tapi pria kelahiran Borobudur, Magelang, 27 September 1931 ini kemudian memilih banting setir menjadi seorang wartawan.

Bersama rekannya, PK Ojong, Jakob Oetama kemudian mendirikan jaringan media terbesar, Kompas Gramedia.

Di awal pendirian Intisari dan Kompas, keduanya berbagai tugas.

Baca Juga: Tiba-tiba Ambruk dan Meninggal Dunia Saat Bekerja, Jasad Manajer Supermarket Dibiarkan Tergeletak di Lantai Toko yang Masih Buka, Sembari Menunggu Petugas hanya Ditutupi Payung

Jakob Oetama mengurusi editorial sementara PK Ojong bertugas untuk mengatur masalah bisnis.

Lima belas tahun berdiri, Jakob Oetama harus melanjutkan perjuangannya mengurus Kompas Gramedia seorang diri.

Sebab, PK Ojong tiba-tiba meninggal dunia dalam tidurnya pada tahun 1980.

Hal itu membuat Jakob Oetama harus memikul dua beban sekaligus dalam mengurus Kompas Gramedia.

Baca Juga: Jasadnya Tak Segera Dikubur, Mayat Wanita Hamil Ini Tiba-tiba Melahirkan Setelah 10 Hari hanya Disimpan di Dalam Peti

“Saya harus tahu bisnis. Dengan rendah hati, saya akui pengetahuan saya soal manajemen bisnis, nol!

"Tapi saya merasa ada modal, bisa ngemong! Kelebihan saya adalah saya tahu diri tidak tahu bisnis," kenang Jakob Oetama, seperti dikutip Sosok.ID dari Kompas.com.

Justru kerendahan hati karena tak mengerti bisnis itu lah yang membuat Jakob Oetama mampu mengembangkan Kompas Gramedia hingga sebesar sekarang.

Kerendahan hati itu pula yang membuat seorang Jakob Oetama tak merasa jemawa atas apa yang sudah ia capai.

Baca Juga: Diduga Putus Asa Gegara Terbelit Biaya Pernikahan, Mempelai Pria Nekat Gantung Diri Sebelum Ijab Qabul, Calon Istrinya Syok Berat Saat Pergoki Jasadnya

Ia tidak pernah merasa kaya di antara orang miskin, juga tidak merasa mskin di antara orang kaya.

"Jakob Oetama adalah legenda, jurnalis sejati yang tidak hanya meninggalkan nama baik, tetapi juga kebanggaan serta nilai-nilai kehidupan bagi Kompas Gramedia.

"Beliau sekaligus teladan dalam profesi wartawan yang turut mengukir sejarah jurnalistik bangsa Indonesia.

"Walaupun kini beliau telah tiada, nilai dan idealismenya akan tetap hidup dan abadi selamanya," kata Corporate Communication Director Kompas Gramedia Rusdi Amral, dalam press release yang diterima Sosok.ID.

Baca Juga: Jeruji Besi Bukan Halangan untuk Buat Anak, Para Tahanan Israel Ini Masih Bisa Menghamili Istri Masing-masing Sekalipun Sudah Dieksekusi Mati 10 Tahun Silam, Terungkap Caranya yang Cerdik untuk Miliki Keturunan Lintas Ruang dan Waktu

(*)

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber : Kompas.com, Tribunnews.com

Baca Lainnya