Warga Sekampung Terlanjur Doakan Jenazahnya, Liang Lahatnya Juga Sudah Digali, Wanita Ini Gegerkan Warga Sekampung Gegara Tak Jadi Meninggal Dunia

Kamis, 27 Agustus 2020 | 19:00
Tribunnews.com/Taufik Ismail

Ilustrasi - Wanita ini tak jadi meninggal dunia padahal liang lahatnya sudah digali.

Sosok.ID - Warga Blitar, Jawa Timur baru-baru ini digegerkan dengan gagalnya pemakaman seorang wanita.

Wanita bernama Harnanik (53) itu sebelumnya telah dinyatakan meninggal dunia oleh dokter.

Namun, ternyata warga Desa Bendowulung, Kecamatan Sanan Kulon, Kabupaten Blitar, Jawa Timur itu masih hidup.

Dilansir Sosok.ID dari Kompas.com, pihak rumah sakit ternyata keliru mengidentifikasi pasien yang meninggal dunia.

Baca Juga: Kepengin Cepat Tenar, Bidan Cantik Nekat Live Bugil di Medsos Demi Cari Pengikut, Ngaku Sudah Beraksi 3 Kali Agar Cepat Dapat Uang

Pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mardi Waluyo selaku tempat perawatan Harnanik telah meminta maaf.

Hal itu disampaikan oleh Wakil Direktur Pelayanan RSUD Mardi Waluyo, dr Herya Putra.

"Kepada keluarga kita sudah sampaikan permohonan maaf," ujar Herya, seperti dikutip Sosok.ID dari Kompas.com.

Herya juga mengatakan, pihaknya telah melakukan evaluasi dan pembinaan internal agar kejadian serupa tidak akan terulang kembali.

Baca Juga: Sempat Dikabarkan Tengah Berada di Ambang Hidup dan Mati, Kim Jong Un Mendadak Muncul di Hadapan Publik, sang Pimpinan Tertinggi Korea Utara Nampak Merokok di Tengah Pertemuan Penting

Berdasarkan keterangannya, kekeliruan bermula ketika Harnanik dirawat di ruang isolasi bersama seorang pasien berinisial S yang sama-sama berstatus suspek Covid-19.

"Swab tanggal 17 (Agustus), hasilnya belum kami terima," kata Herya.

Kemudian pada Minggu (23/8/2020), kondisi kesehatan S menurun drastis.

Petugas kesehatan pun menukar posisi ranjang Harnanik dengan S untuk mendapat sudut pandang yang lebih baik dari kamera pengawas yang dipasang di ruangan tersebut.

Baca Juga: Harus Siap Mati, Tentara China Sudah Disiapkan untuk Bertempur Sampai Darah Penghabisan Walaupun Belum Tentu Bakal Pecah Perang dengan Negara Lain

Kamera pengawas itu digunakan untuk memantau perkembangan pasien karena keterbatasan akses di ruang isolasi.

Namun pemindahan ranjang tersebut tak dicatat dalam rekam medis pasien.

Sampai akhirnya pasien S meninggal dunia dan petugas yang tak mengetahui pemindahan ranjang itu mengira bahwa pasien itu adalah Harnanik.

"Kesalahan kami waktu dipindahkan tempat itu tidak tercatat di rekam medisnya," jelas Herya.

Baca Juga: Cuek Bebek dengan Kehadiran Dinda Hauw dan Rey Mbayang yang Sok Akrab dengan Lesty Kejora, Rizky Billar Langsung Serobot Perhatian sang Pedangdut

Karena gelang pasien telah dilepas dan tak ada di tempatnya, petugas mengidentifikasi pasien berdasarkan susunan ranjangnya.

"Saat itu juga tidak sempat cek ke bed (tempat tidur) sebelahnya karena keterbatasan akses ruang isolasi," terang Herya.

Sementara itu, melansir dari Tribun Jakarta, keluarga Harnanik sudah terlanjur menyiapkan pemakamannya.

Setelah mendapat kabar dari rumah sakit, kematian Harnanik langsung diumumkan di musala di tempat tinggalnya.

Baca Juga: Iseng Pasang Kamera Pengintai di Makam Putrinya Gegara Penasaran Barang di Pusaranya Sering Hilang, Wanita Ini Kaget Bukat Main Saat Lihat Penampakan yang Jadi Dalang di Baliknya

Mendengar kabar tersebut, para pelayat pun langsung berbondong-bondong datang ke rumah Harnanik.

Bahkan warga setempat juga telah menyiapkan liang lahat di pemakaman desa.

Namun, setelah keluarga pergi ke rumah sakit, mereka melihat Harnanik masih terbaring di ruang isolasi dalam keadaan hidup.

"Terus lihat ke ruang isolasi, ternyata ibu saya masih ada di situ," kata kerabat Harnanik, Nanung saat dihubungi Tribun Jakarta, Selasa (25/8/2020).

Baca Juga: Pacaran 6 Tahun Sampai Hamil Berkali-kali Tapi Tak Kunjung Dinikahi, Rahim Wanita Ini Sampai 'Jebol' Gegara Dipaksa Aborsi 17 Kali oleh sang Kekasih

"Di rumah semua sudah siap-siap.

"Semua (berkas rumah sakit) sudah ditandatangani, juga sudah melakukan doa-doa untuk jenazah," terangnya.

(*)

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber : Kompas.com, TribunJakarta.com

Baca Lainnya