Depresi Gegara Dikucilkan Warga Sekampung Usai sang Ayah Meninggal karena Covid-19, Ibu dan Dua Anaknya Nekat Bunuh Diri Terjun ke Sungai

Jumat, 21 Agustus 2020 | 17:00
Pixabay

Ilustrasi - Ibu dan dua anaknya nekat bunuh diri dengan terjun ke sungai gegara depresi dikucilkan tetangga setelah sang ayah meninggal karena Covid-19.

Sosok.ID - Seorang ibu dan dua anaknya ditemukan tewas akibat bunuh diri.

Mereka diketahui mengalami depresi karena dikucilkan masyarakat setelah sang ayah meninggal dunia karena Covid-19.

Dilansir Sosok.ID dari Mirror, ibu dan dua anaknya itu mengakhiri hidupnya dengan terjun ke sungai di dekat rumah mereka di Andhra Pradesh, India.

Parimi Snuneetha (50) serta putranya, Narasaiah Phanikumar (25) dan putrinya, Lakshmi Aparna (23) melakukan aksinya pada Rabu (19/8/2020).

Baca Juga: Stres Nyaris 2 Tahun Menikah Tak Pernah Diberi 'Jatah' oleh Istrinya, Pria Ini Nekat Bunuh Diri

Polisi mengatakan, keluarga itu mengalami depresi setelah kematian ayah mereka, Narasaiah (52) empat hari sebelum aksi bunuh diri itu dilakukan.

Diketahui, penyebab kematian Narasaiah sendiri akibat Covid-19, lapor India Today.

Petugas menyatakan bahwa mereka merasa "dipermalukan" karena kerabat dan teman tak memberikan dukungan setelah kematian Narasaiah.

Sebuah catatan bunuh diri ditemukan di dalam mobil keluarga itu.

Baca Juga: Diduga Putus Asa Gegara Terbelit Biaya Pernikahan, Mempelai Pria Nekat Gantung Diri Sebelum Ijab Qabul, Calon Istrinya Syok Berat Saat Pergoki Jasadnya

Isinya tertulis bahwa mereka adalah korban dari stigma sosial seputar virus tersebut.

Adapun, stigma sosial seputar virus corona yang beredar di India membuat beberapa pasien Covid-19 dan keluarganya diperlakukan layaknya orang buangan.

Bulan lalu, seorang ibu di Benggala Barat mencoba bunuh diri dan kedua anaknya setelah sang suami meninggal karena Covid-19.

Beruntung keluarga itu berhasil diselamatkan oleh warga setempat.

Baca Juga: Ingin Bunuh Diri Tapi Tak Sanggup Habisi Nyawa Sendiri, Pengusaha Nyaris Bangkrut Ini Rela Pontang-panting Cari Utang Demi Sewa Pembunuh Bayaran untuk Membunuhnya

PBB mengatakan "ketakutan, rumor, dan stigma" adalah tantangan utama dalam menangani virus corona di seluruh dunia.

Dr Ambarish Satwik, seorang ahli bedah yang berbasis di Delhi mengatakan kepada BBC bahwa, stiker karantina di India dengan jelas memampang nama pasien virus corona.

"Tidak ada tempat di dunia ini yang melakukan hal seperti itu.

"Kami membutuhkan gerakan melawan stigmatisasi," ujarnya.

Baca Juga: Orang Tua Tak Sanggup Belikan Kuota, Gadis 14 Tahun Pilih Akhiri Hidupnya Gegara Tak Bisa Ikuti Sekolah Online Seperti Teman-temannya

Dokter lainnya yang bekerja di bangsal Covid-19 di rumah sakit Mumbai mengatakan, mayat menumpuk karena kerabat menolak untuk mengambilnya.

Sebab, mereka takut akan tertular virus tersebut.

Sementara itu, India sendiri berada di peringkat ketiga sebagai negara dengan jumlah kasus virus corona tertinggi di dunia.

Dilansir Sosok.ID dari Worldometers.info, hingga Jumat (21/8/2020) siang, tercatat 2.906.584 kasus Covid-19.

Baca Juga: Tak Sanggup Hadapi Dampak Ekonomi Akibat Wabah Virus Corona, Menteri Keuangan di Negara Ini Pilih Akhiri Hidupnya

Dari jumlah tersebut, sebanyak 54.987 di antaranya meninggal dunia.

Sementara posisi pertama masih diduduki oleh AS dengan jumlah kasus lebih dari 5,7 juta dan di posisi kedua ada Brasil dengan jumlah kasus lebih dari 3,5 juta.

(*)

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber : Mirror

Baca Lainnya