Makanya Kirim Pasukan Khusus, Ternyata Reaksi dari India Gegara 5 Warga Sipilnya Diculik dan Disiksa Tentara China, Ini Buktinya!

Selasa, 08 September 2020 | 15:00
DNA India

Makanya Kirim Pasukan Khusus, Ternyata Reaksi dari India Gegara 5 Warga Sipilnya Diculik dan Disiksa Tentara China, Ini Buktinya!

Sosok.ID - Baru-baru ini ketegangan antara dua negara yang bersebelahan, India dan China kembali memuncak.

Bahkan akibatnya, ada keributan yang kembali muncul setelah pasukan khusus India yang diisi oleh orang-orang asli Tibet bentrok dengan tentara China.

Keributan tersebut mengakibatkan jatuhnya korban dari tentara India yang meninggal dunia.

Sinyal keras dari Beijing pun dikeluarkan atas pengiriman dan pendudukan wilayah sengketa oleh pasukan khusus India di daerah Himalaya tersebut.

Baca Juga: Pihak China Nyatakan Tak Ada Pasukan Khusus India yang Tewas di Tangan Beijing

Melansir dari The Global Times, tindakan militer India dengan mengirimkan pasukan khusus tersebut dianggap berlebihan.

Bahkan China bersikukuh akan melawan militer India bila nekat tetap menginjakan kaki di wilayah-wilayah sengketan yang masih dalam proses perundingan tersebut.

Namun tuduhan tersebut langsung dibantah oleh pihak pemerintah India.

Menurut seorang pejabat yang ternyata salah satu menteri di kabinet India saat ini mengungkap fakta yang berbeda.

Baca Juga: Perekonomian India Bakal Ambruk Jika Membiayai Perang Melawan China

Dalam sebuah pesan hotline, menteri tersebut mengungkapkan bahwa apa yang dilakukan oleh militer India karena tindakan keterlaluan tentara pembebasan rakyat China (PLA).

Militer India mengirim pesan ke militer China, atas laporan 5 warga sipil India yang diculik di sebuah negara bagian perbatasan pekan lalu.

Hal tersebut diungkapkan oleh sang menteri dalam sebuah pesan yang telah dikirimnya ke China.

Mengutip dari BBC, Senin (7/9/2020), pemerintah India menuduh bahwa 5 pria diculik oleh pasukan China beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Mengenal Pasukan Komando SFF India yang Tewas di Tangan Militer China

Hal tersebut diungkapkan oleh sang menteri melalui akun media sosial Twitter miliknya pada 6 September lalu.

Penculikan itu disebutnya terjadi di negara bagian Arunachal Pradesh, India.

Kiren Rijiju Menteri Negara Bagian untuk urusan minoritas India yang berasal dari negara bagian perbatasan Arunachal Pradesh yang terisolasi di mana penculikan itu terjadi mengatakan, hotline militer yang dirancang untuk membantu meredakan ketegangan perbatasan telah diaktifkan untuk mengirim pesan militer ke China.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian yang mendengar laporan penculikan warga sipil India itupun menanggapi.

Baca Juga: Padahal Masih Proses Negosiasi, Tentara China Kembali Tewaskan Pasukan Khusus India di Perbatasan Himalaya, Suasana Pegunungan Tibet Mencekam!

Dirinya belum punya rincian mengenai laporan tersebut hingga belum bisa merilis informasi yang diterima tersebut.

Zhao justru berbalik menuduh India keterlaluan lantaran menurutnya tak ada wilayah bernama Arunachal Pradesh.

Wilayah tersebut adalah wilayah Selatan Tibet yang menurut pemerintah China masuk dalam kependudukan Tiongkok.

Anggota parlemen Arunachal Pradesh Tapir Gao sebelumnya ngetwit bahwa penculikan diduga terjadi pada 3 September di dekat perbatasan, tapi dia tidak memberi detail lebih lanjut.

Baca Juga: Militer China Berulah, Hampir Duduki Perbatasan Namun Diusir oleh Tentara India

Hubungan kedua negara terus memburuk sejak Juni, ketika 20 tentara India tewas dalam bentrokan di perbatasan Ladakh yang disengketakan.

Sampai sekarang China belum mengungkap jumlah korban tewas atau luka-luka di pihak mereka.

Kemudian pada Agustus India menuduh China memprovokasi ketegangan militer dua kali dalam satu minggu di perbatasan yang sama.

"Negeri Panda" membantah dua tuduhan itu, dengan mengatakan pertikaian perbatasan "sepenuhnya" adalah salah India.

Baca Juga: India Berang, China Kembali Lakukan Manuver Militer di Perbatasan Kedua Negara

India menuduh China "mengerahkan sejumlah besar pasukan, perilaku agresif, dan upaya untuk mengubah status quo secara sepihak."

Meski tidak ada kekerasan baru, bentrokan kecil beberapa kali dilaporkan. Para analis menggambarkan situasi di perbatasan itu tidak stabil sejak Juni.

Baca Juga: Masa Bodoh dengan Perdamaian, India Kirim Kapal Perang ke Pasifik Selatan untuk Hantam China

Kini pun ketegangan bertambah saat konflik di wilayah Himalaya antar kedua negara kembali bekecamuk. (*)

Tag

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber Twitter, Global Times, BBC