Pembelot Korea Utara Ungkap Ngenesnya Hidup di Bawah Langit yang Sama dengan Rezim Kim, Sebut Rakyat Korut Memang Sengaja Dibuat Kelaparan karena Uang Negara Sibuk Dihambur-hamburkan untuk Nuklir

Sabtu, 05 September 2020 | 14:42
Via Mirror

Foto Kim Jong Un yang dirilis oleh media nasional Korea Utara yang diklaim diambil pada Jumat (4/5/2020).

Sosok.ID - Seorang pembelot Korea Utara (Korea Utara) yang kabur di usia 13 tahun mengungkapkan pedihnya kehidupan di negara tertutup itu.

Dilansir Sosok.ID dari Daily Mail, wanita bernama Yeonmi Park itu mengaku sering melihat mayat di jalan.

Ia juga terpaksa memakan serangga untuk bertahan hidup di tengah kelaparan massal yang melanda negara yang dipimpin oleh Kim Jong Un itu.

Ia mengatakan, kedinginan, kegelapan, dan kelaparan adalah bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Korea Utara.

Baca Juga: Rakyat Korea Utara Kelimpungan Isi Perut Sampai Terpaksa Masak Anaknya Sendiri, Kim Jong Un Malah Sibuk Hambur-hamburkan Uang untuk Peluncuran Roket

Ia juga menyalahkan ambisi nuklir para rezim yang merusak perekonomian negara itu.

Park dan ibunya melarikan diri ke China dengan menyeberangi sungai Yalu yang membeku, tapi mereka justru diperkosa dan diperdagangkan.

Mereka kemudian melarikan diri lagi ke Mongolia.

Kini Park telah berusia 26 tahun, dan dia mengatakan kepada New York Post bahwa di Korea Utara 'tidak ada teman, hanya rekan'.

Baca Juga: Baru Kemarin Sore Kim Jong Un Kirim Pasukan untuk Tembak Mati Siapapun yang Ada di Perbatasan China Demi Hentikan Covid-19, Korea Utara Dikabarkan Sedang Latihan untuk Gelar Parade Militer Besar-besaran di Pyongyang

Ia mengatakan perasaan kasih hanya diberikan kepada dinasti Kim yang telah berkuasa di Korea Utara selama 70 tahun.

PBB memperingatkan tahun lalu bahwa lebih dari 10 juta orang menghadapi 'kemiskinan parah' di Korea Utara.

Perekonomian negara itu kini semakin buruk akibat adanya pembatasan virus corona.

"Anda bisa melihat banyak orang sekarat. Itu adalah pemandangan biasa bagi kami melihat mayat di jalanan," kata Park.

Baca Juga: Tak Selevel dengan Negara Lain yang Berlomba-lomba Cari Vaksin Covid-19, Kim Jong Un Perintahkan Pasukan Korea Utara untuk Tembak Mati Siapapun yang Berada di Perbatasan Korut-China Demi Hentikan Penyebaran Virus Corona

"Saya telah mengunjungi pemukiman kumuh di Mumbai dan negara lainnya, tetapi tidak ada yang seperti Korea Utara.

"Karena kelaparan di Korea Utara adalah sebuah sistem yang sengaja dibuat oleh negara."

Nenek dan paman Park meninggal dunia karena kekurangan gizi, dan ia dipaksa makan serangga untuk bertahan hidup, katanya.

"Jika mereka hanya menghabiskan 20 persen untuk membuat senjata nuklir, tidak akan ada masyarakat Korea Utara yang harus mati karena kelaparan.

Baca Juga: Stok Makanan Makin Menipis, Kim Jong Un Buru Anjing Peliharaan Para Elit Korea Utara untuk Dijadikan Santapan di Restoran

"Tetapi rezim memilih untuk membuat kami kelaparan," katanya.

via Daily Mail
via Daily Mail

Pembelot Korea Utara yang ceritakan ngerinya kelaparan di negeri Kim Jong Un.

Dia juga menggambarkan bagaimana para siswa di sekolah diajari untuk menghormati keluarga Kim sebagai pemimpin layaknya dewa dengan kekuatan supernatural.

Ketika Park masih kecil, negara itu masih dipimpin oleh Kim Jong Il, sebelum ia meninggal dunia pada 2011 dan digantikan oleh Kim Jong Un.

Park mengatakan 'tidak ada konsep pertemanan' di sekolah, di mana para siswa dipaksa melawan satu sama lain yang disebut 'sesi kritik'.

Baca Juga: Kotorannya Simpan Rahasia Negara, Kim Jong Un Sampai Diwajibkan Bawa Jamban Kemanapun Perginya, Siapa yang Berani Sentuh Toilet Pribadinya Bakal Dihukum Mati

(*)

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber : Daily Mail

Baca Lainnya