Sosok.ID - Selama beberapa bulan ini, militer Amerika Serikat (AS) disibukkan dengan menggempur Indo-Pasifik lebih tepatnya di kawasan Laut China Selatan.
Bahkan Donald Trump kirim setidaknya 65 persen armada Angkatan Lautnya untuk menekan China.
Tindakan militer itu disebut oleh pihak AS sebagai sebuah tindakan perdamaian atas konflik yang melibatkan beberapa negara dengan China di kawasan tersebut.
Namun apa yang dilakukan oleh AS itu dianggap oleh pihak Beijing sebagai sebuah intervensi dan penghinaan.
Konsentrasi militer AS pun dipusatkan di kawasan tersebut termasuk dengan mengirim beberapa kapal induk milik mereka dalam satu kawasan yang sama.
Hal itu menjadi kali pertama setelah puluhan tahun, beberapa kapal induk AS berada di satu lautan yang sama.
Pengalihan konsentrasi di Laut China Selatan itu membuat AS kini terlena.
Belum lama ini militer Rusia dengan leluasa menggelar latihan perang di lepas pantai AS.
Peristiwa tersebut adalah pertama kali dalam beberapa dekade terakhir.
Menurut laporan yang berasal dari pernyataan Kremlin, Angkatan Laut mereka sedang menggelar latihan manuver di dekat Alaska.
Setidaknya dalam latihan tersebut, Rusia melibatkan puluhan kapal perang dan pesawat tempur.
Latihan perang digelar oleh negeri Beruang Merah pada hari Jumgat (28/8/2020).
Baca Juga: Rusia Tunjukkan Otot Militer, Kirim Kapal Selam Bersenjata Rudal Balistik Nuklir ke Lautan Lepas
Kabar mengenai keberadaan militer Rusia di Alaska memang telah diendus oleh pihak AS dua hari sebelumnya dengan penyelidikan kabar kapal selam Putin menyembul di kawasan perairan tersebut.
Unjuk kekuatan "Negeri Beruang Merah" itu merupakan yang terbesar di kawasan berselimut es sejak negara itu masih bernama Uni Soviet.
Laksamana Nikolai Yevmenov menerangkan, latihan militer mereka melibatkan setidaknya 50 kapal perang dan 40 pesawat, dan bertempat di Laut Bering.
Dilaporkan The Sun Sabtu (29/8/2020), latihan tersebut juga menggunakan rudal sungguhan, yang ditembakkan di perairan terbuka.
"Kami menggelar latihan seperti ini merupakan yang pertama kalinya di tempat itu," kata Yevmenov dalam pernyataan yang dirilis kementerian pertahanan.
Moskwa tidak memberikan rincian kapan mereka menggelar latihan perang tersebut, atau apakah agenda mereka sudah selesai dilaksanakan.
Yevmenov menekankan bahwa latihan itu merupakan bentuk upaya Rusia mengamankan dan melindungi kepentingan mereka di kawasan Arktik.
"Kami membangun pasukan kami untuk memastikan keberlanjutan pembangunan ekonomi di sana. Kami harus terbiasa dengan Arktik," tegasnya.
Baca Juga: Rusia Ungkap ke Publik Senjata Pemusnah Massal Miliknya yang Bisa Buat Amerika Jantungan
Sebelumnya, The Sun memberitakan bagaimana "Negeri Beruang Merah" dan "Negeri Uncle Sam" saling berebut pengaruh di daerah tersebut.
Selain dua negara itu, Inggris yang merupakan salah satu sekutu utama AS juga menerjunkan helikopter serbu Apache di sana.
Meski begitu, Kremlin disebut sudah satu langkah lebih dulu dengan mengembangkan fasilitas, seperti membangun pangkalan udara.
Rusia memang diketahui sangat gigih untuk mempertahankan daerah Arktik tersebut.
Alasannya adalah di kawasan tertutup salju tersebut ada seperempat cadangan minyak dan gas bumi yang belum ditemukan.
Baca Juga: Rusia Pasang Radar yang Bisa Lacak F-35 Secara Akurat di Iran, Amerika Waspada
Vladimir Putin juga mengungkapkan, bahwa perkiraan kekayaan mineral yang ada di Arktik setidaknya bernilai 20 triliun pounsterling atau Rp 391,7 kuadriliun.
Itulah alasan Rusia dan negara lain sering mengadakan latihan di kawasan yang dingin tersebut.
Setidaknya Rusia mengirim kapal penjelajah rudal Varyag dan kapal selam nuklir Omsk untuk menembakkan misil di area latihan.
Sementara juru bicara Komando Utara AS Bill Lewis menjelaskan, latihan tersebut digelar di area yang masuk dalam perairan internasional.
Meski begitu, Komando Pertahanan Udara AS dan Komando Utara memberikan perhatian penuh pada latihan perang milik Rusia itu. (*)