Semakin Menantang, AS Terang-terangan Intip Latihan Tertutup Militer China Gunakan Pesawat Siluman, Tiongkok Merasa Dihina!

Rabu, 26 Agustus 2020 | 15:30
af.mil

(ilustrasi) Semakin Menantang, AS Terang-terangan Intip Latihan Tertutup Militer China Gunakan Pesawat Siluman, Tiongkok Merasa Dihina!

Sosok.ID - Protes keras dilayangkan oleh pihak China pada Amerika Serikat (AS) baru-baru ini.

Pengajuan protes tersebut berkaitan dengan kegiatan militer AS yang sudah terlanjur keterlaluan.

AS diketahui mengirim pesawat pengintai U-2 AS ke wilayah terlarang untuk penerbangan umum.

Hal tersebut lantara zona itu digunakan untuk latihan militer China yang sedang berlangsung.

Baca Juga: Bungkam Provokasi Militer Tiongkok yang Arahkan Moncong Rudal ke Pulau Taipei, Militer Taiwan Ungkap Siap Perang dan Akan Mudah Remukkan Tentara PLA

Latihan tersebut berlangsung di hari Selasa (25/8/2020).

Kenekatan Amerika Serikat tersebut semakin manambah meruncing konflik antar kedua negara.

Sebenarnya aktivitas tersebut selalu dikecam keras oleh China karena apa yang dilakukan AS tersebut merupakan intersepsi.

Apalagi kegiatan pesawat tanpa awak milik Paman Sam tersebut membahayakan militer China sendiri.

Baca Juga: Gawat! Militer AS Berencana Tempatkan Puluhan Rudal di Kawasan Asia-Pasific Termasuk Laut China Selatan, Tiongkok dan Rusia Langsung Bertindak!

Kegiatan itu dilakukan oleh AS tak hanya sekali dua kali hingga membuat geram pihak China.

Bagi China untuk membicarakannya di depan umum merupakan hal yang tidak biasa.

Melansir dari Reuters, Rabu (25/8/2020), Kementerian Pertahanan China mengungkapkan U-2 milik AS tersebut tak memiliki izin.

Apalagi pada saat itu militer China sedang melakukan latihan perang yang berupa latihan tembak.

Baca Juga: Terbongkar! Kelicikan Tiongkok Saat Getol Bangun Pulau Buatan di Laut China Selatan Ternyata Untuk Kuasai ASEAN, Rudal China Diperkirakan Bisa Jangkau Jakarta!

Hal itu dianggap oleh China bahwa AS dengan sengaja ingin membuat kesalahpahaman apabila insiden salah tembak terjadi.

"Itu adalah tindakan provokasi telanjang, dan China dengan tegas menentangnya, dan telah mengajukan protes tegas ke pihak AS," tulis Kemenhan China.

Namun, pihak AS menyangkal mengenai apa yang diprotes oleh pihak China.

Militer AS mengatakan penerbangan U-2 dilakukan di wilayah Indo-Pasifik masih dalam aturan dan regulasi internasional.

Baca Juga: Taiwan Peringatkan China Jangan Anggap Enteng Militer Negaranya Jika Tak Mau Nelangsa Saat Perang Terjadi

"Personel Angkatan Udara Pasifik akan terus terbang dan beroperasi di mana saja yang diizinkan oleh hukum internasional, pada waktu dan tempo yang kami pilih," kata militer AS dalam pernyataan itu.

Pesawat U-2 diketahui bisa terbang lebih dari 70.000 kaki dan melakukan aktivitas spionase dari jarak jauh.

Oleh sebab itu U-2 tak butuh untuk melakukan perizinan memasuki zona larangan terbang.

Baca Juga: Semakin Nekat Tabrak Aturan! China Pakai Pesawat Pembom Susuri Wilayah Negera-negara di ASEAN Hingga Buat Vietnam Berang

Meski tak ada informasi secara pasti dimana insiden tersebut terjadi, namun China diketahui sedang melakukan latihan di Laut Bohai.

Latihan lain juga terjadi di Laut Kuning dan Laut China Selatan.

"China menuntut pihak AS segera menghentikan perilaku provokatif semacam ini dan mengambil langkah nyata untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan," tambah kementerian itu.

Baca Juga: Vietnam Takut Bukan Main Hendak Disatroni Pembom Nuklir Jarak Jauh Xian H-6 AU China

Dilansir dari SCMP. hubungan kedua negara yang memiliki kekuatan militer besar ini memang sedang panas di kawasan Indo-Pasifik.

Tak hanya itu saja, memburuknya hubungan keduannya juga memburuk dalam segala hal mulai dari perdagangan dan hak asasi manusia.

Baca Juga: Cuma Pamer? China Tak Terima Disebut Picu Perang dengan India, Lalu untuk Apa J-20 yang Secanggih F-22 AS Mondar-mandir di Perbatasan?

Pada bulan April 2001, penyergapan pesawat mata-mata AS oleh jet tempur China mengakibatkan tabrakan yang menewaskan pilot China dan memaksa pesawat Amerika untuk melakukan pendaratan darurat di sebuah pangkalan di pulau Hainan di China selatan.

(*)

Tag

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber Reuters, South China Morning Post