Sosok.ID- Situasi pandemi saat ini menuntut setiap insan untuk kerja cepat, sigap, dan tepat.
Hal ini pun perlu dilakukan oleh pemerintah dalam mengupayakan kebijakan-kebijakan untuk menangani Covid-19.
Terlebih beberapa waktu lalu Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyentil para menterinya yang masih belum maksimal dalam bekerja di masa krisis ini.
Kejengkelan Jokowi memunculkan teguran agar dilakukan kebijakan luar biasa untuk menangani dampak penyakit dan ekonomi akibat virus corona.
"Langkah extraordinary ini betul-betul harus kita lakukan. Dan saya membuka yang namanya entah langkah politik, entah langkah pemerintahan," kata Jokowi pada saat sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Kamis (18/6/2020).
"Akan saya buka. Langkah apa pun yang extraordinary akan saya lakukan. Untuk 267 juta rakyat kita. Untuk negara," ungkapnya.
Sementara baru-baru ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga menyampaikan opininya tentang beban kerja di masa pandemi.
Melansir Kompas.com, Sri Mulyani mengatakan, salah satu tantangan yang perlu dilaluinya yakni perihal serapan anggaran negara.
Ia menyoroti banyaknya pejabat menteri yang masih baru dan gagap birokrasi pemerintahan, sehingga menjadi kendala dalam upaya percepatan realisasi anggaran.
Sri Mulyani bahkan mengaku, di situasi sulit ini ia mengira para menteri akan memiliki pemikiran yang sama dengannya, namun ternyata tidak demikian.
Hal itu diungkapkan Sri Mulyani dalam diskusi yang diadakan The Jakarta Post, Rabu (19/8/2020).
"Beberapa menteri benar-benar baru, saya selalu berpikiran seluruh menteri seperti saya, tapi ternyata tidak," katanya, dikutip dari Kompas.com.
"Beberapa dari mereka benar-benar baru, tidak semua benar-benar paham birokrasi, beberapa belum pernah bekerja di pemerintah," ujar Sri Mulyani.
Padahal di sistuasi yang tak terduga ini, cara kerja negara pun turut berubah, terutama pemerintahan perlu melakukan kerja cepat untuk mendorong perekonomian yang berstatus di ambang resesi.
Sri Mulyani mengatakan, kebijakan bekerja dari rumah telah menyita 24 jam waktunya untuk mengurusi pekerjaan.
Dalam kondisi yang penuh keterbatasan, ia harus terus mengelola keuangan negara di hampir setiap jam.
Setiap minggu pihak Kementrian Keuangan juga memeriksa realisasi belanja.
"Kami bekerja gila-gilaan saat ini, kami harus memeriksa setiap detil," ujarnya.
Tantangan lain yang perlu dihadapi pemerintah, kata Sri Mulyani, yakni karena dalam proses realisasi anggaran, ada banyak aspek kehati-hatian yang perlu diperhatikan agar realisasi anggaran dialokasikan secara tepat sasaran.
"Menyiram uang ke masyarakat, tidak seperti menyiram toilet," tegas Sri Mulyani.
"Sebab akan ada orang di luar sana yang melakukan proses audit, sehingga Anda harus bisa memastikan uang tersebut mengalir ke mana, by name, by address, by their account number," ujarnya. (*)