Bikin Bingung, Kini Anies Baswedan Kesal dengan Pembelian TOA untuk Atasi Banjir, Sindir BPBD DKI: Alat Begini Kenapa Dipakai!

Jumat, 07 Agustus 2020 | 20:35
via tribunnewsmaker

Anies Baswedan tak lagi setuju dengan penggunaan TOA untuk atasi banjir, sarankan gunakan TOA masjid saja.

Sosok.ID - Awal tahun 2020, masyarakat digemparkan dengan cara Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatasi banjir.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta pada Senin (13/1/2020) silam mengatakan, pihaknya mengusulkan anggaran sekitar Rp 4 miliar untuk pembelian enam alat TOA sebagai DWS.

“DWS ini merupakan alat berupa speaker jarak jauh yang berfungsi mengumumkan informasi kepada masyarakat pada daerah rawan banjir yang dibunyikan saat pintu air alirannya siaga 3,” ujar Kepala Pusat Data dan Informasi, Muhammad Ridwan.

Baca Juga: Nama-nama Beken Seperti Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo Tak Masuk Daftar, Presiden Jokowi Puji 5 Gubernur Berkinerja Baik Atasi Covid-19, Siapa Saja?

Melansir Kompas.com, diberitakan pada Januari lalu Pemprov DKI Jakarta telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 4 miliar guna membeli enam set pengeras suara alias TOA canggih.

"Salah satu hal yang akan diterapkan baru, bila ada kabar (akan banjir), maka pemberitahuannya akan langsung ke warga," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, pada (8/1/2020) lalu.

"Jadi kelurahan bukan ke RW, RT, tapi langsung ke masyarakat berkeliling dengan membawa toa (pengeras suara) untuk memberitahu semuanya, termasuk sirine," ujarnya.

Baca Juga: Gegara Sibuk Mainan HP Sambil Berjalan di Genangan Air Banjir, 2 Warga Ini Selamat Dari Maut Saat Tembok Kokoh Runtuh, Begini Videonya!

Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapudatin) BPBD, M. Ridwan mengatakan, pengeras suara yang dinamakan Disaster Warning System (DWS) ini tergabung dalam sistem peringatan dini atau Early Warning System (EWS) BPBD DKI.

"Alatnya memang pakai toa, tapi bukan menggunakan toa seperti yang ada di masjid," Rabu (15/1/2020), dikutip dari Tribun Jakarta.

"Kalau tambah pakai toa kan akan menjadi lebih bagus untuk melengkapi informasi ke warga," ujarnya saat itu.

Baca Juga: Rumahnya Sudah 5 Kali Digenangi Banjir dalam Waktu 2 Bulan, Anggota DPRD DKI Ini Sambangi Langsung Pemrov, Sempat Desak Pemerintah Pakai Dana APBD untuk Atasi Banjir Tahunan

Namun kini, Anies Baswedan menilai penggunaan TOA untuk mengatasi banjir sangat tidak relevan dengan kondisi di lapangan.

MenyadurWarta Kota, Anies meminta agar BPBD Jakarta tak lagi membeli alat tersebut dari Jepang.

“Ini bukan early warning system (sistem peringatan dini), tapi ini TOA dan TOA this is not a system (ini bukan sistem),” kata Anies saat rapat pimpinan (rapim) pengendalian banjir seperti dikutip dari YouTube Pemprov DKI Jakarta pada Jumat (7/8/2020).

Baca Juga: Lagi-lagi Jakarta Banjir, Bamus Betawi Ajak Warga Bersyukur: Banjir di Hari Libur Itu Berkat Doa Gubernur Sholeh, Kinerja Anies Jauh Lebih Baik

Anies kemudian menyindir pihak BPBD yang terbujuk hibah dari perusahaan Jepang untuk mempromosikan TOA sebagai alat peringatan dini bencana banjir.

Menurutnya, TOA lebih efektif digunakan sebagai alat peringatan musibah tsunami, bukan banjir.

“Kalau banjir kira-kira antara peringatan dengan kejadian berapa menit? Yah lama, kenapa pakai alat begini?,” ujar Anies terheran.

Baca Juga: Akses Desa Terisolir Akibat Banjir, Lebih Dari 4.000 Warga Desa di Bogor Ini Nekat Susuri Hutan Demi Cari Tempat Aman, Ada Ibu Gendong Bayi 10 Bulan Pakai Selimut!

Hal ini disebabkan kiriman air dari Bendung Katulampa, Kota Bogor, Jawa Barat cenderung membutuhkan waktu yang lama atau beberapa jam untuk tiba di Ibu Kota.

Anies menyarankan agar petugas BPBD menyiapkan alat komunikasi lain untuk peringatan dini banjir, misalnya dengan aplikasi WhatsApp atau pengeras suara masjid.

“Ini adalah cara promosi paling bagus, hibah dulu habis itu pengadaan. Dan strategi mereka (perusahaan Jepang) sukses, lalu kita belanja terus,” sindirnya kepada BPBD DKI Jakarta. (*)

Tag

Editor : Rifka Amalia

Sumber Kompas.com, Warta Kota, Tribun Jakarta