Sosok.ID - Ledakan dahsyat mengguncang Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020).
Dalam video yang beredar di media sosial, menunjukkan detik-detik ledakan yang terjadi di dekat pelabuhan Beirut.
Rekaman menunjukkan asap yang mengepul dan terlihat adanya ledakan-ledakan kecil di tengahnya.
Tetapi tidak lama kemudian muncul ledakan yang jauh lebih besar dari kepulan asap tersebut.
Ledakan besar itu bahkan terlihat seperti jamur raksasa.
Akibatnya, dikutip Sosok.ID dari Tribunnews, ledakan di ibu kota Lebanon itu merenggut 78 korban jiwa dan lebih dari 4.000 orang luka-luka.
Dugaan penyebab terjadinya ledakan yang terjadi sekitar pukul 6 sore waktu setempat itu hingga kini masih diinvestigasi.
Perdana Menteri Hassan Diab menyebut soal gudang berbahaya yang ada sejak 2014 silam.
Melansir dari Kontan.co.id, Menteri Dalam Negeri Lebanon menyinggung soal bahan yang sangat eksplosif.
Informasi awal mengindikasikan bahan yang telah disita bertahun-tahun lalu dan disimpan di dalam gudang di dekat pelabuhan itu telah meledak.
Melansir dari Kompas.com, bahan eksplosif yang dimaksud adalah amonium nitrat yang berjumlah 2.750 ton.
Adapun, Israel yang beberapa kali terlibat konflik dengan Lebanon membantah peran apa pun dalam ledakan tersebut.
Israel bahkan telah menawarkan bantuan kepada Lebanon dengan adanya kejadian mengejutkan ini.
Namun, dugaan berlawanan disampaikan oleh Presiden AS Donald Trump.
Presiden berusia 74 tahun itu menduga bahwa ledakan tersebut adalah bentuk serangan.
"Seperti serangan yang begitu mengerikan," ujar Trump kepada awak media saat berada di Gedung Putih, seperti dikutip Sosok.ID dari Kompas.com.
Ia menyebut bahwa ledakan itu bukan disebabkan oleg bahan peledak atau manufaktur.
"Kemungkinan, berdasarkan keterangan mereka yang jelas lebih tahu daripada saya, ini adalah semacam bom. Ini serangan," papar Trump.
Dikutip Sosok.ID dari Tribunnews, Dewan Pertahanan Tertinggi Lebanon mengatakan akan bertanggung jawab dan menerima hukuman atas insiden ledakan ini.
Presiden Aoun juga mengumumkan masa berkabung selama tiga hari.
Pemerintah juga akan menggelontorkan 100 miliar lira (sekitar Rp 959,2 miliar) dana darurat untuk menangani bencana ini.
Diketahui, ledakan ini terdengar hingga 240 km (150 mil) jauhnya sampai di Pulau Siprus, Mediterania timur.
(*)