Jegal Gerak Tiongkok di Laut China Selatan, AS Mulai Aktifkan 'Rantai Laut' Berkekuatan Rudal yang Membentang dari Jepang Sampai Indonesia

Selasa, 04 Agustus 2020 | 08:13
Navy Office of Information

Ilustrasi kapal induk milik Angkatan Laut Amerika Serikat yang bersiap menuju Laut China Selatan.

Sosok.ID - Sepertinya rencana Amerika Serikat (AS) untuk batasi ruang gerak Tiongkok di Laut China Selatan makin terlihat nyata.

Strategi 'rantai laut'pun disebut-sebut bakal jadi salah satu cara Amerika Serikat (AS) jegal pergerakan militer Tiongkok di Laut China Selatan.

AS mereka mulai mengaktifkan "resimen litoral laut" yang rencananya akan membentang dari Jepang hingga ke Indonesia.

Baca Juga: Angkatan Bersenjata China Ulang Tahun, Pamerkan Mesin Perang Baru ke Publik

Strategi yang juga disebut sebagai 'rantai laut' ini diharapkan akan mampu membatasi pergerakan China.

AS akan bekerjasama dengan pasukan Jepang di pulau-pulau yang ada di Kepulauan Okinawa guna mencegah akses ke Pasifik bagi militer China.

"Anda ingin menghalangi, untuk mencegah musuh potensial mengambil langkah selanjutnya," kata Komandan Marinir AS Jenderal David Berger dalam wawancara telepon, Kamis (23/7), kepada Reuters.

Baca Juga: Xi Jinping Ingin Militer China Jadi Tentara Kelas Dunia

"Jika Anda melihat keluar dari China, itulah yang harus Anda lihat, aliansi yang solid," tambahnya.

Pada Maret lalu, Berger menerbitkan rencana "Desain Kekuatan 2030" untuk memangkas jumlah pesawat, artileri meriam, dan panser termasuk tank.

Desain itu menciptakan 'Resimen Litoral Laut' yang dilengkapi dengan rudal dan drone yang bisa mencegah kontrol musuh untuk memperebutkan wilayah dengan mengancam kapal perang dan pesawat mereka.

Rencana Marinir AS itu di tengah ketegangan antara Amerika Serikat dan China yang meningkat.

Baca Juga: Walau Militernya Loyo, Malaysia Mulai Berani Tantang China Gegara Kedaulatannya Diserobot Beijing

Tepat di saat Washington menuduh Beijing menggunakan virus corona baru untuk klaim teritorial di Laut China Selatan dan meningkatkan pengaruhnya di tempat lain di Asia.

Beijing menegaskan niatnya di kawasan itu bertujuan damai dan menuduh Washington berusaha untuk mendorong perselisihan antara negara-negara di Asia.

Kepulauan Okinawa di Jepang adalah bagian dari apa yang oleh perencana militer sebut sebagai 'rantai pulau pertama'.

Kelak, 'rantai pulau' ini akan membentang dari Jepang melalui Filipina hingga ke Indonesia.

Baca Juga: Pasifik Semakin Panas, Bomber Nuklir China Xian H-6 Laksanakan Latihan Misi Serangan Jarak Jauh

Semuanya akan bertumpu pada kekuatan yang tumbuh di Tiongkok.

Dalam rencana desainnya, Berger menunjuk pada pergeseran fokus ke "persaingan kekuatan besar dan titik baru di kawasan Indo-Pasifik."

Dia mengatakan, Korps Marinir AS akan memiliki resimen pesisir operasional yang berbasis di Okinawa pada 2027.

Selain itu, di Guam yang berdekatan dengan Jepang dan Hawaii.

Baca Juga: China dan Rusia Marah Besar, Jepang Ingkari Perjanjian Usai Perang Dunia II Tentang Senjata Jarak Jauh, Kini Rencanakan Senjata Jarak Jauh yang Bisa Jangkau Korea Utara

Rencana itu, Berger menambahkan, bukan berarti peningkatan jumlah pasukan di Okinawa dan akan Korps Marinir lakukan dalam ketentuan aliansi militer AS saat ini dengan Jepang.

Dalam waktu dekat, ia akan terbang ke Jepang untuk bertemu dengan para petinggi negeri matahari terbit.

"Untuk menjelaskan, di mana kita berada, dan ke mana kita menuju," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Untuk cegah China, AS bakal tempatkan unit Marinir bersenjata rudal di Jepang

(*)

Editor : Tata Lugas Nastiti

Sumber : Kontan.co.id

Baca Lainnya