Negara Paling Tertutup Sedunia Kini Telah Darurat Covid-19, Pemimpin Korea Utara Beri Hukuman Sadis Bagi Warga Tak Kenakan Masker, Ini Hukumannya!

Minggu, 26 Juli 2020 | 14:35
kolase Kompas.com/Chosun.com

Negara Paling Tertutup Sedunia Kini Telah Darurat Covid-19, Pemimpin Korea Utara Beri Hukuman Sadis Bagi Warga Tak Kenakan Masker, Ini Hukumannya!

Sosok.ID - Korea Utara kini jadi sorotan publik internasional setelah kemunculan pemimpinnya membawa berita buruk.

Kim Jong Un, menggelar pertemuan politbiro darurat pada hari Minggu (26/7/2020).

Negara yang dikenal tertutup dan minim informasi yang bisa didapatkan di sana kini telah berstatus darurat.

Padahal beberapa waktu yang lalu, pemimpin Korea Utara getol mengatakan bahwa negara komunis tersebut bebas dari virus corona.

Meskipun jarak negara dengan tempat asal virus tersebut mewabah sangatlah dekat, namun Kim saat itu tetap bersikukuh negaranya bebas dari virus corona.

Baca Juga: Pimpinan Korea Utara Malah Enak-enakan Makan Keju Swiss, Padahal Rakyatnya Krisis Makanan Hingga Dipaksa Makan Tempurung Kura-kura, Begini Faktanya!

Namun baru-baru ini kabar menggemparkan disampaikan oleh Kim Jong Un sendiri di depan banyak petinggi negara tersebut.

Seorang yang diduga mengidap Covid-19 sekembalinya dari Korea Selatan dikabarkan melintas secara ilegal bulan ini.

Hal itupun menjadi faktor kini Kim Jong Un mengumumkan status darurat covid-19 bagi negaranyat tersebut.

Mengutip dari Reuters, Minggu (26/7/2020), bila dikonfirmasi makan ini adalah kasus pertama yang secara resmi diakui oleh otoritas Korea Utara.

Kim pun kini mengambil kebijakan keadaan darurat dan memberlakukan penutupan wilayah di perbatasan seperti Kaesong.

Baca Juga: Presiden Dituding Bangun Dinasti Politik gegara Gibran Nyalon Pilkada, PDIP: Wali Kota Solo Diputuskan Rakyat, Bukan Jokowi Apalagi Partai!

Selain itu ia juga menyebutkan kondisi ini sebagai situasi krisis di mana virus ganas bisa dikatakan masuk ke negaranya.

"Situasi kritis di mana virus ganas dapat dikatakan telah memasuki negara itu," lapor kantor berita negara KCNA seperti dikutip Reuters.

Mengutip dari KCNA, seorang pembelot yang pergi ke Korea Selatan secara diam-diam tiga tahun lalu belum lama ini kembali ke negaranya secara ilegal.

Orang tersebut melintasi perbatasan berbenteng yang membagi kedua Korea dan diduga membawa virus corona bersamanya.

"Sebuah peristiwa darurat terjadi di Kota Kaesong di mana seorang pelarian yang pergi ke selatan tiga tahun lalu, seseorang yang diduga telah terinfeksi virus ganas kembali pada 19 Juli setelah secara ilegal melewati garis demarkasi," kata KCNA.

Baca Juga: Gerak-gerik Adik Kim Jong Un Mencurigakan, Pakar Temukan Tanda-tanda Kim Yo Jong Ingin Kudeta Kakaknya dari Kursi Pemimpin Korea Utara, Ini Buktinya!

Meski tak disebut secara detail mengenai sosok termasuk dilakukannya pengecekan kesehatan pada orang yang bersangkutan, namun fakta berkata lain.

Dari beberapa hasil pemeriksaan kesehatan dari sekresi organ pernapasan atas dan darah orang tersebut tidak pasti membuat pejabat tinggi di Korea Utara sempat panik.

Kini orang yang bersangkutan langsung dikarantina dan menyelidiki siapapun yang mungkin melakukan kotak dengan orang tersebut.

Seorang analis mengatakan pengumuman itu penting, tidak hanya karena Korea Utara untuk pertama kalinya melaporkan dugaan kasus virus corona, tetapi juga karena menyarankan agar meminta bantuan.

"Ini adalah saat yang luar biasa bagi Korea Utara untuk mengakui suatu kasus," kata Choo Jae-woo, seorang profesor di Universitas Kyung Hee seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Makanya Tak Gentar Hadapi AS dan Sekutu, Ternyata China Punya Pendukung Kuat Selain Korea Utara, Kini Siap Hujat Balik Amerika Serikat!

"Itu bisa menjangkau dunia untuk bantuan. Mungkin untuk bantuan kemanusiaan."

Kini Korea Utara dihadapkan dengan dua permasalahan berat, yang pertama adalah tekanan ekonomi hingga dikabarkan negara tertutup tersebut kekurangan bahan makanan.

Dan ditambah lagi sekarang konfirmasi mengenai virus corona yang telah masuk ke negara tersebut.

Cho Han-bum, seorang rekan senior di Institut Unifikasi Nasional Korea di Seoul, mengatakan penting bahwa Korea Utara melaporkan dugaan kasus virus korona pertama kali diimpor.

"Korea Utara berada dalam situasi yang mengerikan, di mana mereka bahkan tidak dapat menyelesaikan pembangunan Rumah Sakit Umum Pyongyang tepat waktu. Menuding kesalahan pada 'kasus impor' dari Korea Selatan, Korea Utara dapat menggunakan ini sebagai cara untuk menerima bantuan secara terbuka dari Selatan, "kata Cho.

Baca Juga: Bertaruh Nyawa Tipu Kim Jong Un untuk Melarikan Diri, Pria Ini Langsung Ngemis-ngemis Minta Maaf Saat Dipertemukan Kembali dengan sang Pimpinan Korea Utara

Korea Utara telah menerima ribuan alat uji virus corona dari Rusia dan negara lain, dan memberlakukan penutupan perbatasan yang ketat.

Demi mencegah penyebaran virus corona yang semakin luas di negara tersebut, Kim Jong Un pun mengeluarkan aturan baru yang cukup sadis.

Warga Korea Utara dilaporkan terancam menghadapi kerja paksa selama tiga bulan jika mereka ketahuan tak mengenakan masker.

Aturan ini berlaku ketika berada di tempat umum untuk mencegah virus corona.

Melansir dari Daily Star, Rabu (22/7/2020), Pyongyang menambahkan hukuman keras bagi siapa pun yang berusaha melanggar peraturan darurat tersebut.

Baca Juga: Adik Kim Jong Un Ngebet Tonton Upacara Perayaan HUT Amerika Serikat, Hingga Pimpinan Korea Utara Ijinkan Melihat dari Rekaman DVD, Kim Yo Jong Rencanakan Apa?

via Kontan
via Kontan

ILUSTRASI. Korea Utara akan hukum kerja paksa bagi warga yang tidak mengenakan masker.

Setiap orang yang melanggar protokol dengan ketahuan tak mengenakannya bakal dijatuhi hukuman kerja paksa selama tiga bulan.

Sumber internal negara komunis itu kepada Radio Free Asia mengungkapkan, mereka sudah memberlakukan aturan itu sejak 16 Juli lalu.

Tim pengawas itu tidak hanya diatur di ibu kota. Tetapi juga di setiap provinsi dengan mendapatkan bantuan dari penegak hukum.

"Mahasiswa maupun pelajar sekolah nantinya akan mendapatkan mandat guna melakukan penindakan terhadap masyarakat yang tak taat aturan," ujar sumber tersebut.

Baca Juga: Korea Utara Seperti di Bawah Kendali Adik Kim Jong Un, Kim Yo Jong Ungkap Akan Beri Kejutan Untuk Dunia Internasional Setelah Ledakan di Kantor Penghubung Korsel

Pejabat anonim itu menerangkan, setiap orang yang tidak mematuhi peraturan bakal mendapat hukuman.

Tak peduli apakah mereka orang terpandang.

Dibawa ke kamp kerja paksa diketahui merupakan hukuman yang umum di negara tetanggap Korea Selatan tersebut karena kejahatan yang bermacam-macam.

Mereka yang dimasukkan ke dalam fasilitas tersebut biasanya melontarkan kritikan kepada Pemimpin Tertinggi Kim Jong Un, atau berusaha membelot.

Baca Juga: Lokasi Rahasia yang Diduga Pabrik Nuklir Korea Utara Tertangkap Citra Satelit, Ahli Beberkan Aktivitas Mencurigakan yang Disembunyikan Kim Jong Un

Menurut keterangan para penyintas, mereka yang sudah masuk ke sana akan dipenjara bertahun-tahun, disiksa, atau dibiarkan kelaparan.

Selain sanksi ketat, Korea Utara juga mewajibkan para pekerja di perbatasan untuk dikarantina, melarang adanya pertemuan dalam besar, serta memakai masker. (*)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : Reuters, Daily Star, kcna

Baca Lainnya