Walikota Seoul Sekaligus Calon Kuat Presiden Korea Selatan yang Rencanakan Pertemuan dengan Korea Utara Hilang secara Misterius, Tinggalkan Wasiat Lewat Pesan Singkat

Jumat, 10 Juli 2020 | 11:35
Tangkap layar koreaboo.com

Walikota Seoul Sekaligus Calon Kuat Presiden Korea Selatan yang Rencanakan Pertemuan dengan Korea Utara Hilang secara Misterius, Tinggalkan Wasiat Lewat Pesan Singkat

Sosok.ID - Park Won-soon merupaka walikota Seoul, Korea Selatan yang masih menjabat sampai sebelum dirinya dikabarkan hilang.

Park dilaporkan menghilang secara tak wajar atau misterius beberapa waktu lalu.

Padahal dirinya tengah merencanakan pertemuan dengan Korea Utara belum lama ini.

Bahkan posel milik Park sudah mati atau tak bisa dihubungi lagi sejak dirinya dilaporkan menghilang pada hari Kamis (9/7/2020) pukul 17.17 waktu setempat.

Baca Juga: Gegara Foto 'Panas' Ri Sol Ju yang Dikirim Pembelot Korea Utara, Kim Jong Un Murka dan Ancam Perang Dunia III dengan Korea Selatan

Sebelum telepon genggamnya itu tak bisa dihubungi, Park sempat menghubungi sang anak melalui pesan singkat.

Putri Park pun mengatakan dalam laporannya ke pihak kepolisian bahwa sang ayah meninggalkan rumah sekitar 4-5 jam sebelum mengirim pesan yang mengisaratkan sebuah wasiat tersebut.

Mendengar laporan dari anak calon kandidat terkuat Presiden Korea Selatan di pemilihan mendatang itu langsung ditindaklanjuti oleh pihak Kepolisian.

Kepolisian setempat pun mencari di beberapa kawasan yang terakhir kali terlacak keberadaan Park melalui sinyal ponsel yang dipakai walikota Seoul tersebut.

Baca Juga: Kim Jong Un Tiba-tiba Hentikan Aksi Militer yang Diancamkan Kim Yo Jong pada Korea Selatan, Pengamat Sebut sang Pimpinan Korea Utara Sedang Siapkan Rencana untuk sang Adik

Kawasan terakhir yang terlacak dari sinyal ponsel Park adalah daerah Sungbuk yang langsung ditelusuri oleh pihak kepolisian.

Melansir dari kantor berita Korea Selatan Yonhap, aparat bahkan sampai mengerahkan anjing pelacak serta drone untuk mencari sang Wali Kota.

Tak hanya itu saja, kepolisian juga menjaga ketat rumah Park Won-soon pada saat yang bersamaan.

Mengutip dari The Sun, kabar menghilangnya Park tersebut hanya selang beberapa hari setelah dirinya mengusulkan melakukan pertemuan dengan Korea Utara.

Baca Juga: Minggu Lalu Koar-koar Putus Hubungan Hingga Ledakkan Kantor Penghubung di Perbatasan,Kim Jong Un Tetiba Tunda Rencana Serangan ke Korea Selatan, Ada Apa?

Aktivis sipil veteran dan pengacara HAM itu memang sempat membuat gempar dunia pemerintahan Korea Selatan saat mengusulkan negeri Gingseng untuk mengadakan pertemuan dengan Korea Utara.

Dirinya menawarkan sebuah agenda perundingan dengan pejabat negara Komunis tersebut sebagai bentuk respons gabungan guna menghadapi virus corona bersama-sama.

Salah seorang pejabat dari Pemerintah Metropolian Seoul, Kim Ji-hyeong mengatakan bahwa pejabat berusia 64 tahun sudah tak terlihat beberapa waktu.

Hal itupun berdampak pada semua agenda Park yang kemudian dibatalkan termasuk pertemuan dengan pemerintah pusat di balai kota.

Baca Juga: Merasa Mukanya Diinjak, Korea Selatan Luncurkan Jet Tempur Untuk Kejar Pesawat China yang Tanpa Ijin Lintasi Wilayah Korsel

Sebagai informasi, Park Won-soon terpilih jadi Wali Kota Seoul sejak 2011 silam dan untuk ketiga kalinya pada tahun 2019 lalu memenangkan kontestasi politik untuk memimpin Seoul ketiga kalinya.

Bahkan ia dianggap sebagai kandidat ideal dan paling kuat Presiden Korea Selatan mendatang.

Hal itu lantaran Park merupakan anggota partai Demokratik yang dipimpin oleh Presiden Korea Selatan saat ini, Moon Jae-in.

Ternyata Park tak disenangi berbagai pihak lantaran dirinya yang telah jadi pejabat publik tersebut masih berperan menjadi aktivis.

Baca Juga: Global Hawk, UAV Pengintai Korsel Siap Ciduk Kim Jong Un di Persembunyiannya

Dia merupakan kelompok pengkritik ketimpangan sosial dan ekonomi yang diderita Korsel, sekaligus korupsi antara perusahaan besar dan politisi.

Selama menjabat di periode pertama dan kedua, Park menempatkan dirinya sebagai sosok kuat yang menentang mantan Presiden Park Geun-hye.

Dia secara terbuka mendukung jutaan orang yang tumpah ruah di jalanan ibu kota pada medio 2016 dan 2017, buntut skandal korupsi sang presiden.

Pada akhirnya, Park Geun-hye saat ini lengser dan harus mendekam lama di penjara atas dakwaan penyuapan dan tindak kejahatan lainnya. (*)

Tag

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber The Sun, Yonhap