Presiden Turki Ubah Hagia Sophia Jadi Masjid, Gereja Ortodoks hingga UNESCO Ungkap Rasa Kecewa

Minggu, 12 Juli 2020 | 18:00
wikimedia.org/Arild Vagen

Erdorgan mengeluarkan dekrit untuk merubah situs warisan dunia Hagia Sophia menjadi sebuah masjid.

Sosok.ID - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan membuat sebuah keputusan yang disorot dunia Internasional.

Ia menyatakan akan mengubah ikon Istanbul Hagia Sophia menjadi sebuah masjid.

Erdorgan mengeluarkan dekrit untuk merubah situs warisan dunia tersebut pada Jumat (10/7/2020) lalu.

Hagia Sophia sendiri menjadi sebuah monumen yang digimari umat Kristen dan Muslim, dan sudah berusia hampir 1.500 tahun lamanya.

Baca Juga: Eddie Mardjoeki Nalapraya, Bapak Pencak Silat Dunia, Veteran Perang Kemerdekaan, Gunakan Beladiri Dan Pemrakarsa Bom Tinja Lawan Belanda

Melansir Al-Jazeera, Hagia Sophia yang merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO ini merupakan magnet bagi wisatawan di seluruh dunia.

Situs ini dibangun sebagai katedral di Kekaisaran Bizantium Kristen tetapi diubah menjadi masjid setelah penaklukan Ottoman atas Konstantinopel pada tahun 1453.

Dan sekarang Erdogan memutuskan untuk mengubah situs tersebut kembali menjadi tempat ibadah untuk umat muslim.

"Keputusan itu diambil untuk menyerahkan pengelolaan Masjid Ayasofya kepada Direktorat Urusan Agama dan membukanya untuk ibadah," kata keputusan yang ditandatangani oleh Erdogan.

Baca Juga: Rayakan Lockdown Corona Berakhir, Perempuan Ini Malah Tewas Mengenaskan Saat Berfoto

Dewan Negara, pengadilan administratif tertinggi di Turki, dengan suara bulat membatalkan keputusan kabinet tahun 1934 dan mengatakan bahwa Hagia Sophia sudah terdaftar sebagai masjid dalam perbuatan propertinya.

Merespon keputusen Erdogan, tidak sedikit tokoh-tokoh dunia yang menyatakan keprihatinan dan kecewa.

Kata para pemimpin gereja

Aljazeera.com

Erdorgan mengeluarkan dekrit untuk merubah situs warisan dunia Hagia Sophia menjadi sebuah masjid.

Gereja Ortodoks Rusia menyatakan kecewa atas keputusan Turki untuk mencabut status museum Hagia Sophia.

"Kekhawatiran jutaan orang Kristen belum terdengar," kata juru bicara Gereja Ortodoks Rusia Vladimir Legoida dalam komentar yang dibawa oleh kantor berita Rusia Interfax.

Baca Juga: Berharap dapat Terbebas dari Virus Corona Luar Dalam, 30 Warga Turki Justru Mati Konyol Usai Nekat Mandi dan Tenggak Alkohol Murni

Legoida menuduh putusan pengadilan mengavaikan suara jutaan umat Kristen.

Gereja Ortodoks Rusia sebelumnya mendesak agar ada seruan untuk mengubah status bekas katedral yang bersejarah itu.

Patriarkh Rusia Kirill mengatakan ia "sangat prihatin" tentang langkah potensial yang dilakukan Turki dan menyebutnya sebagai "ancaman bagi seluruh peradaban Kristen".

Sebelumnya, Patriark Ekumenis Bartholomew, kepala spiritual dari sekitar 300 juta orang Kristen Ortodoks di seluruh dunia dan berbasis di Istanbul mengatakan, mengubahnya menjadi masjid akan mengecewakan umat Kristen dan akan "memecah" Timur dan Barat.

Baca Juga: Tutup Cerita Cinta dengan Cucuran Air Mata di Pojok Kamar Mandi, Luna Maya Pilih Bohong Ketimbang Ngaku Tangisi Ariel Noah 3 Hari: Karena Separuh Aku Dirimu!

UNESCO kecewa

UNESCO juga menjadi salaha satu yang menyesalkan keputusan Turki.

Komite Warisan Dunia mengatakan, "disesalkan bahwa keputusan Turki itu tidak melalui subjek dialog atau pemberitahuan sebelumnya".

Oleh karenanya ia meminta agar Turki mengambil tindakan lebih bijaksana dengan berdialog terlebih dahulu di kemudian hari.

Baca Juga: Dililit Ular Sepanjang 4 Meter, Bocah 13 Tahun Hanya Dijadikan Tontonan oleh Warga, Tak Kunjung Ditolong Sampai Ajal Menjemput

"UNESCO menyerukan kepada pihak berwenang Turki untuk membuka dialog tanpa penundaan untuk menghindari langkah mundur dari nilai universal warisan luar biasa ini yang pelestariannya akan ditinjau oleh Komite Warisan Dunia dalam sesi berikutnya," kata badan budaya PBB dalam sebuah pernyataan.

Dikutip dari laman resmi UNESCO, Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay menyebut Hagia Sophia sebagai mahakarya arsitektur dan kesaksian interkasi Eropa dan asia selama berabad-abad lamanya.

"Statusnya sebagai museum mencerminkan sifat universal warisannya, dan menjadikannya simbol yang kuat untuk dialog," ujar Audrey Azoulay.

Baca Juga: Perusahaan yang Besar di Indonesia Ini Ternyata Perusahaan Terkaya di Dunia, Nilainya 20 Gabungan Perusahaan Termahal Sejagat Saat Ini, Apple Kalah Jauh!

Pihak UNESCO meminta agar Turki tidak memengaruhi nilai universal luar biasa dari situs-situs di sana.

Ia juga meminta untuk diberitahu sebelum memodifikasi bangunan bersejarah tersebut.

Menurut UNESCo, penting untuk memulai dialog terlebih dahulu demi mencegah efek merugikan pada nilai universal warisan budaya tersebut.

"Penting untuk menghindari tindakan implementasi apa pun, tanpa diskusi sebelumnya dengan UNESCO, yang akan memengaruhi akses fisik ke situs, struktur bangunan, properti yang dapat dipindahkan, atau manajemen situs," tegas Ernesto Ottone, Asisten Direktur UNESCO.

Baca Juga: Sebut Reklamasi Ancol Beda Sebab, Cara, dan Tujuan dari Proyek Jaman Ahok, Anies Klaim Dulu Tak Ada Manfaat Sekarang Ada

Adapun Presiden Erdogan mengatakan salat berjamaah pertama akan dilakukan pada 24 Juli mendatang.

"Seperti semua masjid kami, pintu Hagia Sophia akan terbuka lebar untuk penduduk lokal dan asing, Muslim dan non-Muslim," ujarnya.

Hagia Sophia, yang sudah bertahan sejak abad ke-6 akan mengalami perubahan segera.

Kendati demikian, pejabat Turki menyebut akan tetap menyisakan lambang-lambang Kristen termasuk patung Bunda Maria yang menghias kubahnya. (*)

Editor : Rifka Amalia

Sumber : Aljazeera, UNESCO

Baca Lainnya