World War III, Benua Afrika Juga Terancam Meletus Peperangan Brutal Antar 3 Negara

Sabtu, 04 Juli 2020 | 18:13
Egypt Independent

World War III, Benua Afrika Juga Terancam Meletus Peperangan Brutal Antar 3 Negara

Sosok.ID - Dunia sedang dilanda kekhawatiran akan pertempuran besar.

Di benua Asia adapolemik China dengan banyak negara karena klaim seenak jidat sang naga di Pasifik Selatan.

Belum lagi ada konflik sampai kiamat dua Korea.

Belum selesai masalah diatas kali ini ancaman perang terjadi di Afrika.

Baca Juga: Kisah Kota Gaib Saranjana, Kota Modern nan Misterius di Kalimantan Selatan yang Masih Belum Terpecahkan Sampai Saat Ini, Begini Kisahnya!

Tiga negara berpolemik terkait pemanfaatan sungai Nil. Sungai Nil sebagai salah satu sungai terpanjang di dunia mengaliri 11 negara sekaligus.

Negara-negara tersebut adalah Mesir, Ethiopia, Sudan, Uganda, Kenya, Tanzania, Burundi, Rwanda, Republik Demokratik Kongo, Eritrea, dan Sudan Selatan.

Ethiopia, Sudan, dan Mesir terus berpolemik tentang Bendungan GERD, yang dibangun Ethiopia. Sudan dan Mesir keberatan dengan pembangunan Bendungan Grand Ethiopian Renaissance Dam (GERD), sedangkan Ethiopia bersikeras proyek mereka tidak membahayakan siapa pun.

Pangkal persoalannya adalah Bendungan GERD yang dinilai akan membatasi pasokan air ke negara-negara hilir. Ethiopia adalah negara di bagian hulu sungai Nil.

Baca Juga: Hati-hati! Hacker Bongkar Tik Tok Terindikasi Digunakan China untuk Operasi Mata-mata, Peretasan Data Mampu Pantau Jangkauan Pasar dan Politik Dunia

Proyek dari Ethiopia ini bernilai US$ 4,6 miliar (Rp 66,7 triliun) dan tanpa dana asing. Pembiayaan didapat dari patungan rakyat dan penjualan obligasi, karena Mesir memblokir pihak asing untuk membiayai proyek ini.

Sudan yang juga bergantung hidupnya pada Sungai Nil, juga mendesak Dewan Keamanan PBB turun tangan menangani kasus ini, karena ketegangan 3 negara kian meningkat.

Dilansir dari Al Jazeera Selasa (30/6/2020), Mesir merasa akan mendapat ancaman eksistensial dari operasional Bendungan GERD.

Dalam pertemuan virtual dengan Dewan Keamanan PBB pada Senin (29/6/2020), Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry memperingatkan akan ada konflik jika PBB tidak turun tangan.

Baca Juga: Tak Peduli Perang Akan Meletus, Amerika Recoki Latihan Militer China di Pasifik

Ia mendesak dewan membantu menyelesaikan sengketa Bendungan GERD ini, yang menurutnya sudah membahayakan 150 juta warga Mesir dan Sudan.

Sementara itu hasil KTT Uni Afrika pada Jumat (26/6/2020) menyatakan, para pemimpin Mesir, Sudan, dan Ethiopia sepakat untuk berunding lagi tentang pengisian waduk GERD.

Duta Besar Ethiopia untuk Indonesia Admasu Tsegaye Agidew menerangkan, GERD tidak boros air sehingga tidak membahayakan negara-negara hilir. "GERD tidak mengonsumsi banyak air, (sehingga) tidak membahayakan negara-negara hilir, tidak ada deforestasi," terang Dubes Admasu saat dihubungi Kompas.com melalui konferensi video, Jumat (3/7/2020).

Baca Juga: Potongan Tubuhnya Ada di Lubang-lubang Tertutup Beton, Terbongkar Misteri Hilangnya Seorang Tentara Wanita, Dibunuh Rekan Seprofesi Diduga karena Hal Ini

Ethiopia bersikeras membangun Bendungan GERD sebagai pembangkit listrik dan meningkatkan perairan. Admasu menuturkan, separuh lebih dari 110 juta penduduk Ethiopia belum menikmati aliran listrik.

"Selama ini mereka memakai kayu bakar sebagai pengganti listrik," terangnya.

Dubes Admasu lalu menerangkan, Bendungan GERD dapat menghasilkan 6.450 megawatt dan menampung 74 juta cm kubik air.

Rencananya,pengisian Waduk GERD dijadwalkan bulan ini. Apabila telah beroperasi, Bendungan GERD akan menjadi waduk pembangkit listrik terbesar di Afrika, dan salah satu yang terbesar di dunia.(*)

Artikel ini pernah tayang di Kontan dengan judul"Ancaman perang juga berpotensi terjadi di Afrika, tiga negara berpolemik karena ini"

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber : Kontan.co.id

Baca Lainnya