Gegara Hasil Tangan Wanita yang Kesepian, Negara Ini Punya Desa Terseram Se-Asia, Ratusan Boneka Dibuat 'Hidup' dan Gantikan Penduduk Aslinya

Rabu, 27 Mei 2020 | 18:13
Ilustrasi boneka via Pexels.com

Gegara Hasil Tangan Wanita yang Kesepian, Negara Ini Punya Desa Paling Seram Se-Asia, Ratusan Boneka Dibuat 'Hidup' dan Gantikan Penduduk Aslinya

Sosok.ID - Bikin turis bergidik negeri, sebuah desa di negara ini disebut-sebut sebagai wilayah terseram di seluruh daratan Asia.

Bagaimana tidak, di desa ini terdapat ratusan boneka yang dibuat 'hidup' dan menggantikan penduduk aslinya.

Tak ayal, ratusan boneka hasil tangan ini membuat daerah di negara ini dikenal para pelancong sebagai desa terseram.

Ya, pernah dengar soal desa terseram yang dihuni oleh ratusan boneka 'hidup'?

Baca Juga: Diminta Turun Malah Ngajak Duel Aparat Hingga Kabur Nabrak Angkot,Oknum Polisi Viral yang Ngamuk Gegara Ditegur Tak Pakai Masker Dimutasi Kapolda

Kabarnya ratusan boneka 'hidup' ini dibuat oleh seorang wanita paruh baya yang juga penduduk desa tersebut.

Lantaran dirundung rasa sepi, kabarnya wanita paruh baya ini membuat ratusan boneka untuk gantikan penduduk asli desa.

Gara-gara ratusan boneka 'hidup' yang tersebar di setiap pelosok, desa tersebut pun mendapat predikat sebagai desa terseram oleh para turis.

Desa yang dimaksud adalah Lembah Nagoro yang terletak di Jepang.

Baca Juga: Kontras dengan Putra Angkatnya yang Hidup Mewah Bergelimang Harta, Inilah Sosok Ibu Angkat Ruben Onsu yang Sederhana dan Tak Pernah Neko-neko, Plih Nasi Padang daripada Plesiran ke Luar Negeri

Ya, Lembah Nagoro adalah salah satu wilayah terpencil yang dikenal sebagai desa terseram di Jepang yang dihuni oleh ratusan boneka.

Lantaran ratusan boneka tersebut dibuat seolah-olah hidup dan menghuni wilayah itu, Lembah Nagoro pun akhirnya disebut-sebut sebagai desa terseram di Jepang.

Dilansi Sosok.ID dari laman Unusual Places, Rabu (27/5/2020), Lembah Nagoro terletak di pulau Shikoku, 550 kilometer di barat daya Tokyo, Jepang.

Lembah Nagoro adalah salah satu wilayah terpencil di Jepang yang memiliki penduduk kurang dari 100 orang.

Baca Juga: Iseng Pungut Kotoran di Pantai dan Menyimpannya Selama Setahun, Nelayan Ini Langsung Ketiban Rezeki Nomplok Saat Lapor ke Pihak Berwajib, Benda Misterius yang Ditemukannya Ternyata Bernilai Rp 4,5 Miliar

Sebelum era reformasi, Lembah Nagoro adalah salah satu wilayah tambang dan industri yang ramai penduduk di Jepang.

Terletak di tengah-tengah lembah barisan pegunungan di Pulau Shikoku yang dilintasi oleh aliran sungai berarus deras membuat Lembah Nagoro sempat menjadi primadona wisata dan industri di masanya.

Namun, seiring bertambah majunya teknologi dan perekonomian rakyat Jepang, lembah Nagoro lambat laun mulai kehilangan kilaunya.

Satu per satu tambang dan pabrik industri yang sempat menjadi jantung utama Lembah Nagoro mulai gulung tikar karena terkendala masalah finansial.

Baca Juga: Langsung Ditalak sang Suami yang Tak Sengaja Dengar Suaranya Saat Berhubungan Seks dengan Putranya, Selebgram Ini Dihujat Habis-habisan Usai Nekat Nikahi Anak Tirinya Sendiri yang Berusia 20 Tahun Lebih Muda

MengutipUnusual Places, para penduduk pun secara perlahan mulai meninggalkan Lembah Nagoro demi masa depan yang lebih baik.

Pernah ditempati lebih dari 500 penduduk, Lembah Nagoro kini hanya memiliki 37 orang penduduk saja.

Salah satunya adalah Ayano Tsukimi, salah satu penduduk asli Lembah Nagoro yang berusia 67 tahun.

Ayano adalah salah satu penduduk Lembah Nagoro yang lahir dan tumbuh besar di wilayah tersebut.

Baca Juga: Bapaknya sampai Malu Bukan Kepalang, Kim Jong Un Pernah Didepak dari Swiss gegara Koleksi Film dan Majalah Dewasa Bergenre Penyiksaan

Setelah bertahun-tahun mengadu nasib di Osaka, Jepang, Ayano akhirnya memutuskan untuk kembali ke Lembah Nagoro dan menghabiskan masa hidupnya disana.

Namun akibat pertumbuhan laju ekonomi, Ayano menemukan kampung halamannya tidak seramai dan semenyenangkan seperti dulu ketika ia masih kecil.

Terlebih lagi ketika harus menghadapi sedihnya ditinggalkan oleh sosok sang ayah.

Bertekad mengusir rasa sepi yang mengganggu hatinya, Ayano pun mulai membuat boneka kain yang mirip seperti sosok sang ayah.

Baca Juga: Ditenggelamkan Nabi Musa di Laut Merah, Identitas Firaun si Raja Kejam dan Pendendam jadi Perdebatan, Siapa Dia Sebenarnya?

Berawal dari itulah, Ayano akhirnya perlahan mulai membuat boneka lainnya yang mirip dengan tetangganya.

Alasan Ayano melakukan hal ini adalah untuk mengusir rasa sepi.

Boneka-boneka ini dibuat seukuran aslinya dengan tongkat kayu, koran untuk mengisi tubuh, kain elastis untuk kulit dan wol rajut untuk rambut.

Setelah jadi boneka-boneka ini disusun Ayano di seluruh pelosok Lembah Nagaro dalam berbagai aktivitas yang membuat mereka seolah-olah tampak hidup.

Baca Juga: Dapati Leher Anaknya Merah Darah Penuh Bekas Ciuman, Ibu Ini Syok, Ternyata Putrinya telah Bercinta dengan 5 Pria Berbeda, Begini Kisahnya!

Mulai dari bekerja di ladang, menjaga toko hingga menunggu bus di halte.

Tangkap layar National Geographic/news.nationalgeographic.com
Tangkap layar National Geographic/news.nationalgeographic.com

Ratusan boneka buatan tangan Ayano Tsukimi yang memenuhi gedung sekolah dasar Lembah Nagaro.

Ayano bahkan mengisi gedung sekolahan yang ada di Lembah Nagaro dengan boneka buatannya.

MelansirUnusual Places, aksi yang dilakukan Ayano ini jelas menarik para turis tertarik mengunjungi Lembah Nagaro.

Kebanyakan mereka menganggap apa yang dilakukan Ayano ini tidak masuk akal dan membuat mereka takut.

Baca Juga: Mama Amy Geram Tahu Raffi Ahmad Beli Cincin Berlian Rp 30 Juta untuk Mantan Pacar, Suami Nagita Slavina Bangga: Jaman Gue SMA Loh, Keren Banget!

Tapi tidak sedikit pula yang memuji hasil karya Ayano dan menganggapnya sebagai bentuk seni instalasi terbesar.

Sampai detik ini terdapat sekitar 300 boneka yang 'hidup' dan menggantikan penduduk asli Lembah Nagoro.

Nasib Nagoro mirip dengan nasib sebagian besar kawasan di Jepang, di mana jumlah populasi menurun, angka kelahiran rendah, dan harapan hidup yang tinggi.

Jepang berada di ambang menjadi negara "sangat tua" pertama di dunia, yang berarti bahwa 28 persen orang berusia 65 atau lebih.

Baca Juga: Sehari-hari Ngemis di Jalan dengan Pakaian Lusuh, Pengemis Asal Pati Ini Ternyata Milyuner dengan Kekayaan Capai Rp 1 M, Jika Apes Sehari Cuma Kantongi Ratusan Ribu

Laporan pemerintah terbaru menunjukkan bahwa 27,7 persen dari total populasi Jepang yang berjumlah 127 juta telah berusia 65 atau lebih.

Angka tersebut diperkirakan akan melonjak menjadi 37,7 persen pada tahun 2050.

Menurut para ahli, sekitar 40 persen dari 1.700 kota di Jepang didefinisikan "kehilangan penduduk". (*)

Editor : Tata Lugas Nastiti

Sumber : Unusual Places

Baca Lainnya